 Tahun 1999 Profesor Klaus Berger, guru besar  teologi di Universitas Heidelberg Jerman, mengeluarkan sebuah buku  berjudul “Das Neue Testament und frühchristliche Schriften” {The New  Testament and Early Christian Writings). Di dalamnya termuat  naskah-naskah Perjanjian Baru dan naskah-naskah tua lain yang tidak  termasuk ke dalamnya, seperti Surat Gembala Hermas, Surat Barnabas,  Surat-surat Igantius, dsb.
Tahun 1999 Profesor Klaus Berger, guru besar  teologi di Universitas Heidelberg Jerman, mengeluarkan sebuah buku  berjudul “Das Neue Testament und frühchristliche Schriften” {The New  Testament and Early Christian Writings). Di dalamnya termuat  naskah-naskah Perjanjian Baru dan naskah-naskah tua lain yang tidak  termasuk ke dalamnya, seperti Surat Gembala Hermas, Surat Barnabas,  Surat-surat Igantius, dsb.
 Yang menarik bagi umat Islam: Prof. Klaus  Berger juga memasukkan lebih dari 100 ucapan Yesus yang selama ini  (hampir hanya) beredar di kalangan umat Islam. Ini mengejutkan paling  tidak karena dua hal: Pertama,
Klaus  Berger hanya memasukkan naskah-naskah yang diyakini paling telat  berasal dari akhir abad ke-2 Masehi; ini sebuah pengakuan akan  kemungkinan originalitas dari ucapan-ucapan tsb.
Kedua,
Prof.  Klaus Berger sebenarnya tergolong teolog yang hati-hati dan  konservatif; pemasukan naskah-naskah dari milieu umat Islam ini adalah  suatu langkah dia yang mencengangkan.  Sebenarnya ucapan-ucapan Yesus dalam bahasa  Arab ini sudah dikenal lama oleh dunia teologi Kristen sejak lama. Tahun  1896 David Margolioth, seorang orientalis Inggris, mengumpulkan 77  ucapan ini dari sebuah sumber. Langkah yang lebih besar dilakukan  orientalis Spanyol, Asín y Palacios, yang menyelidiki 56 sumber dan  mengumpulkan 225 ucapan-ucapan Yesus ini serta menterjemahkannya ke  dalam bahasa Latin dengan judul “Logia et agrapha domini Jesu apud  moslemicos scriptore, asceticos praesertum, usitata”. 
Edisi Palacios  inilah yang menjadi sandaran buku Klaus Berger.  Meski demikian perhatian dunia Kristen akan  ucapan ini relatif kecil. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya  penolakan dari awal atau paling tidak pengelasduaan atas naskah-naskah  tentang agama Kristen yang berasal dari dunia Islam.  Keadaan berubah sejak tahun 1947, ketika di  Naj Hammadi, Mesir, ditemukan naskah-naskah kuno yang sama sekali tidak  dikenal oleh dunia Kristen Barat. Naskah-naskah ini, terutama Injil  Thomas, memperlihatkan bahwa dunia (Kristen) Timur masih memiliki  naskah-naskah sangat tua yang tersimpan dan sampai kini belum  terselidiki. 
Penemuan naskah tua lain, yaitu “Unbekanntes Berliner  Evangelium” (Unknown Berlin Gospel) yang baru dipublikasikan beberapa  tahun lalu, juga ikut meruntuhkan asumsi bahwa dunia teologi Kristen  telah mengetahui, menyelidiki, dan mengkatalogisir hampir semua  naskah-naskah tua agama Kristen, baik yang masuk kanon Perjanjian Baru  maupun yang apokrif.  Langkah Klaus Berger mempublikasikan  terjemahan Palacios adalah langkah logis dari perkembangan ini. Meski  demikian, buku Klaus Berger terutama ditujukan pada para teolog, tidak  begitu untuk umum. Kekosongan inilah yang dicoba oleh seorang guru besar  bahasa Arab di Sir Thomas Adam’s, yaitu Profesor Tarif Khalidi, yang di  bulan Mei 2001 mengeluarkan buku dengan judul “The Muslim Jesus;  Sayings and Stories in Islamic Literature” (Harvard University Press).  Di dalamnya dimuat 303 ucapan dan kisah tentang Yesus dari berbagai  sumber dari dunia Islam.  
Kesan bahwa buku ini belum 100% ditulis dalam  “bahasa orang awam” masih terasa; meski demikian ini adalah langkah  maju dalam memperkaya diskusi dunia Islam-Kristen. Ini yang mendorong  saya untuk sedikit-sedikit menampilkan isi buku ini di mailing list ini.  Semoga ada manfaatnya.  Wassalamu ‘alaikum wr. wb
PS: Saya sendiri memakai buku Tarif Khalidi  dalam terjemahan bahasa Jermannya “Der Muslimische Jesus; Aussprüche  Jesu in der arabischen Literatur”. Kalau ada rekan yang mempunyai  originalnya, silakan bergabung untuk saling cek silang.
Jesus’ Sayings and Stories in Islamic Literatures
1/303: Isa melihat seorang manusia yang  melakukan pencurian. Isa bertanya padanya: “Apakah kau melakukan  pencurian?” Lelaki itu menjawab: “Tidak pernah. Aku bersumpah pada yang  lebih patut disembah daripada yang lain.” Isa berkata: “Aku beriman pada  Allah dan menghukumi mataku karena kebohongan.”
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan dari Hammam ibn Munabbih (… - 131 H/748 M)  sebagaimana termuat dalam “Sahifat Hammam ibn Munabbih”. Kemungkinan  besar ini adalah kisah tertua tentang Isa yang beredar di kalangan umat  Islam, dan membuktikan bahwa di abad pertama Hijriah sudah beredar kisah  tentang Isa.
Referensi silang tentang kisah ini:
- Shahih Muslim,  7:97
- (Muhammad bin al-Walid bin Abi  Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H),  Siraj al-Muluk
- (Abu ‘Amr ‘Utsman bin ‘Abd  ar-Rahman) Ibn al-Salah (… - 643 H),  Fatawa wa Masa’il Ibn  al-Salah 1:18
- (Mulla Muhammad Baqir) Majlisi  (… - 1110 H), Bihal an-Anwar 14:702
2/303: Isa berkata:  “Diberkatilah orang yang menahan lidahnya, yang puas dengan rumahnya,  dan yang menangis karena dosanya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah ibn  al-Mubarak (… - 181 H/797 M) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”.)
Referensi silang tentang ucapan ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn Abi al-Dunya (… - 281 H),  Kitab  al-Samt wa Adab al-Lisan, 15
- (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syahbani) Ibn Hanbal (… - 241  H), Kitab az-Zuhd, 229 [di sini  yang mengucapkan adalah 'Abdallaj bin  'Umar alih-alih Isa]
- (Abu al-Qasim) Al-Qusyairi,  Al-Risala a–Qusyairiyya fi ‘Ilm  al-Taswwuf (… - 465 H) [di sini  yang mengucapkan adalah Muhammad saw.  alih-alih Isa]
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… -571 H), Sirat  al-Sayid al-Masih, 158
- (Muhammad Murtadha bin Muhammad  al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),
- Ithaf al-Sada al-Muttaqin bin  Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum ad-Din, 7:456  [dengan urutan ucapan yang  sedikit berbeda]
3/303: Isa berkata  kepada kaumnya: “Jangan berbicara banyak tanpa mengingat Allah, kalau  tidak maka mengeraslah hati kalian; dan hati yang keras akan jauh dari  Allah, tetapi kalian tidak mengetahuinya. Jangan menyelidiki dosa orang  lain seolah-olah kalian itu tuan, tetapi selidikilah seolah-olah kalian  itu hamba. Ada dua macam manusia: yang sakit dan yang sehat. Bersikap  baiklah kepada yang sakit, dan berterimakasihlah pada Allah atas  kesehatan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”.
Referensi silang atas ucapan ini:
- (’Umara bin  Wathima al-Farisi) Abu Rifa’a al-Fasawi (… - 289 H),  Kitab  Bad’al-Khalaq
- (Ahman bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:313
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… -373 H), Tanbih  al-Ghafilin
- (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim  al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… -571 H), Sirat  al-Sayid al-Masih, 178ff
4/303: Isa berkata:  “Kalau salah seorang di antara kalian berpuasa, maka minyakilah kepala  dan janggut serta basahi bibir agar orang-orang tidak menyadari bahwa  dia berpuasa. Jika dia memberi dengan tangan kanan, maka sembunyikan  tangan kirinya. Jika dia berdoa, tutupkanlah tirai di pintunya; karena  Allah memberikan pujian sebagaimana dia memberikan rezeki.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”.
Referensi silang atas ucapan ini:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:287
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… -571 H), Sirat  al-Sayid al-Masih, 201
5/303: Jibril bertemu Isa dan  berkata kepadanya: “Assalamu ‘alaika ya Ruhullah!” “Wa ‘alaikas-salam ya  Ruhullah!” jawab Isa. Kemudian Isa bertanya: “Ya Jibril, kapan  datangnya saat kiamat?” Jibril berdesir dan menjawab: “Yang ditanya  tidak lebih tahu daripada yang bertanya. Kiamat amat berat bagi langit  dan bumi; dia akan datang kepada kalian secara tiba-tiba.” Dan selain  itu dia berkata: “Tentang hal ini hanya Allah yang tahu.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”.    Bandingkan juga:
- QS Al-’Araf  187
- Markus 13: 32 dan Matius 24: 36  di mana Yesus menyatakan bahwa dia  dan para malaikat tidak tahu  tentang hari dan jam kiamat; hanya Tuhan  yang mengetahuinya.
6/303: Setiap kali di  depan Isa disebutkan tentang saat hari kiamat, dia berduka cita dan  berkata: “Ibnu Mayam tidak akan tenang apabila saat hari kiamat  dibicarakan di hadapannya.”   Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 229
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 100
7/303:  Isa berkata  kepada para muridnya: “Jangan meminta upah dari kaum yang kalian beri  pelajaran, selain upah yang kalian berikan kepadaku.[1] Garam dunia [2],  janganlah membusuk. Semua yang membusuk bisa ditangani dengan garam;  tetapi jika garamnya membusuk, maka tak ada lagi obatnya. Ketahuilah  bahwa kalian mempunyai dua ciri kebodohan: tertawa tanpa sebab, dan  tidur hingga melewati pagi.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 284.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Abdallah  Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241  H), Kitab  al-Zuhd; 478, 491
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih  al-Ghafilin; dengan urutan yang  terbalik
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 231
- (Abu ‘Umar Yusuf) Ibn ‘Abd  al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’  Bayan al-’Ilm wa Fadlihi;  1:185; di sini tidak diatasnamakan Isa
Catatan kaki:
[1] Beberapa ayat Al-Quran juga menyebutkan bahwa Muhammad tidak  meminta upah atas dakwahnya, misalnya Al-An’am 90, Yusuf 104,  Al-Mu’minun 72, Furqan 57, Saba’ 47, Shad 86, Ath Thur 40, dan Al Qalam  46; begitu juga para nabi lain seperti Nabi Nuh (Yunus 72, Hud 29,  Asy-Syuara 109), Nabi Hud (Hud 29, Asy-Syuara 127), Nabi Shalih  (Asy-Syuara 145), Nabi Luth (Asy-Syuara 164), dan Nabi Syuaib  (Asy-Syuara 180)
[2] Yesus menggunakan istilah “garam dunia” untuk para  muridnya/pengikutnya; lihat Matius 5:13.
8/303: Isa berkata  kepada para muridnya: “Para raja menyerahkan masalah hikmah kepada  kalian, maka serahkanlah masalah dunia pada mereka.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 284.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Abdallah  Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241  H), Kitab  al-Zuhd; 475
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih  al-Ghafilin; 190
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 123
Bandingkan juga Matius 22:21, Markus 12:17, Lukas 20:25.
9/303: Isa berkata:  “Bani Adam, kalau kamu melakukan perbuatan baik, cobalah untuk  melupakannya; karena perbuatan ini akan terus ada pada yang tidak akan  melupakannya.” Kemudian dia membacakan ayat Al-Quran[1]: “Sesungguhnya  Allah tidak akan menyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”  [dan meneruskan:] “Kalau kamu melakukan perbuatan buruk, maka  pandanglah terus ia di depan mata.” Ibn al-Warraq berkata[2]: “Di  dekat mata.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 301.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 190.
Catatan kaki:
[1] At-Taubah 120
[2] Ini adalah variasi/koreksi dari Ibn al-Warraq [... - 378 H] atas  “… di depan mata.”
10/303: Isa berkata:  “Para sahabatku, carilah kasih Allah dengan menghindari kaum yang  berdosa; dekatilah Dia dengan melakukan apa yang menjauhkan kalian dari  mereka; carilah kemurahanNya dengan melawan mereka.”  [Berikut ini  adalah komentar dari Malik ibn Mighwal (... - 159 H)] Dia [Malik]  berkata: “Aku tidak tahu dengan perintah yang mana Isa memulainya.”  [Akhir dari komentar Malik] Para sahabat Isa bertanya: “Ya Ruhullah,  kalau begitu kami harus mendekati kaum mana?”  Isa menjawab: “Dekatilah  kaum yang tatapannya mengingatkan kalian pada Allah, yang ucapannya  menambah ilmu, yang amalannya membuat kehidupan sesudah mati sangat  berharga.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 355.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 1:399  dan 3:175.
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin Muhammad)  Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya,  25 (sebagian, dan diatasnamakan  Muhammad saw.)
- (Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:143 (hanya  bagian akhir).
- (Abu ‘Umar Yusuf) Ibn ‘Abd al-Barr  al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’  Bayan al-’Ilm wa Fadlihi, 1:126.
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 2:157.
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 208.
11/303: Isa senantiasa berkata kepada para  pengikutnya: “Anggaplah mesjid sebagai tempat tinggalmu, dan rumah  [hanya] sebagai tempat persinggahan sementara. Makanlah dari  tumbuh-tumbuhan alam bebas, dan larilah dari dunia ini dengan damai.”  Syarik [1] berkata: “Aku menyebut ini kepada Sulaiman [2], dan dia  menambahkan: ‘Dan minumlah air yang bersih.’”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 563.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 3:143;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 128.
Catatan kaki:
[1] Syarik (… - 177) adalah seorang qadi dan perawi hadits.
[2] Sulaiman ibn al-Mughira (… - 165 H) adalah perawi hadits dari  Basra.
12/303: Isa berkata:  “Pada seorang yang sabar, kemalangan membawa kesenangan; pada seorang  yang berdosa, kesenangan membawa kemalangan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 627.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 241.
13/303: Isa berkata:  “Empat [sifat] lah, yang apabila berada di diri seseorang, membuat  kagum: diam yang merupakan awal ibadah, berendah diri di hadapan Allah,  berpantang dari dunia, miskin.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 222.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Kitab  al-Samt wa Adab al-Lisan, 647;
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih  al-Ghafilin [dengan sedikirt  variasi];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 139.
14/303: Isa melewati  sebuah reruntuhan dan bekata: “Reruntuhan dari reruntuhan!” Selain itu  dia berkata: “Reruntuhan, di manakah orang-orangmu?” Sesuatu dari  reruntuhan itu menjawab: “Ruhullah, mereka telah mati, karena itu  berusahalah sendiri demi Tuhanmu!” Selain itu suara ini juga berkata:  “Keputusan Allah sudah [ditetapkan dengan] pasti, karenanya carilah  Allah juga dengan kepastian.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi ibn  al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”; 640.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Abdallah  Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241  H), Kitab  al-Zuhd, 1057 [di sini Abdallah bin Umar alih-alih Isa as.]
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 215.
15/303: Isa berkata:  “Carilah keridhaan Allah, dan bukan keridhaan perut. Lihatlah  burung-burung bagaimana mereka datang dan pergi; mereka tidak menanam  maupun membajak, tetapi Allah mengurusi mereka. Kalau kalian berkata:  ‘Perut kami lebih besar daripada perut burung,’ maka lihatlah  binatang-binatang yang besar, buas maupun tidak, bagaimana mereka datang  dan pergi, yang tidak menanam dan membajak, tetapi Allah juga mengurusi  mereka. Berhati-hatilah atas pemborosan dunia, karena pemborosan dunia  adalah aib di sisi Allah.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi ibn  al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 848.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Kitab  al-Qana’a (dalam “Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya”),  1:71, 173
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih  al-Ghafilin [variasinya]
- (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - 400 H),  Al-Imta’ wa al-Mu’anasa, 2:217
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:260 [bervariasi  sedikit]
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 187.
Bandingkan juga: Matius 6:26
16/303: Di malam  ketika Isa diangkat ke langit, Isa bertemu para pengikutnya dan berkata:  “Janganlah mencari penghasilan dengan menggunakan kitabullah. Kalau  kamu tidak melakukan ini, maka Allah akan mendudukkan kamu [nanti] di  tempat yang di mana sebuah batu lebih baik daripada dunia dan seluruh  isinya.” –’Abd al-Jabbar [1] berkata: “Inilah tempat-tempat duduk  yang Allah sebut di dalam Al-Quran: ‘Di tempat yang disenangi di sisi  Tuhan Yang Berkuasa.’[2]“– Setelah itu Isa diangkat ke langit. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi ibn  al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 1147.
Catatan kaki:
[1] ‘Abd al-Jabbar ibn Salman (… - 112 H) adalah seorang perawi  hadits, kemungkinan dulunya Nasrani.
[2] QS Al-Qamar 55.
17/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Ruhullah dan Kalamullah, siapakah yang paling  menyesatkan manusia?” Dia menjawab: “Seorang ulama yang sesat. Kalau  seorang ulama sesat, maka tersesatlah karenanya banyak orang.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 1474.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu al-Hasan  Muhammad bin Yusuf al-Naisaburi) Al-’Amiri (… - 381  H), Al-Sa’ada  wa al-Is’ad;
- (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:174;
- (Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad  al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya wa al-Din;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 232  [dengan sedikit variasi].
18/303: Yahya bin  Zakaria bertemu Isa dan berkata: “Katakanlah kepadaku, apa yang  mendekatkan manusia kepada kasih Allah dan menjauhkannya dari murkaNya?”  Isa berkata: “Hindarilah marah.” Yahya bertanya: “Apa yang menimbulkan  marah dan membuatnya muncul kembali?” Isa menjawab: “Sombong, taklid  buta, keangkuhan, dan kemubaziran.” Yahya berkata: “Izinkan saya  bertanya sekali lagi.” “Bertanyalah apa yang kau mau,” jawab Isa. “Zina:  apa penyebabnya, dan apa yang membuatnya muncul kembali?” “Sebuah  tatapan,” jawab Isa, “yang membuat hati mendekati kesenangan dan  ketaksusilaan yang berlebihan, sehingga keteledoran dan dosa menguat.  Janganlah membelalaki mata pada sesuatu yang bukan milikmu, karena apa  yang tidak pernah kau lihat tidak akan membuatmu tambah arif, dan apa  yang tidak kamu dengar tidak akan merisaukanmu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 44.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Muhammad bin  al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H),  Siraj al-Muluk;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:168 [versi  yang lebih pendek].
19/303: Di zaman Isa  pernah terjadi musim kemarau panjang. Segumpal awan melayang di langit.  Isa memandang ke atas dan melihat malaikat yang melayang di atas awan.  Isa berteriak kepadanya: “Ke mana?” “Ke lahan yang dipunyai si Fulan,”  jawab sang malaikat. Isa berjalan terus hingga sampai ke orang yang  dimaksud; orang itu sedang membenahi lubang-lubang di tanah. Isa  bertanya: “Kau ingin lebih banyak?” –maksudnya: lebih banyak hujan.  “Tidak,” jawab orang itu. “Kau ingin lebih sedikit?” “Tidak,” jawab  orang itu. “Apa yang kau lakukan dengan hasil panenmu tahun ini?” “Panen  yang mana?” tanya orang itu, “serangan hama telah memusnahkannya.” “Apa  yang kau lakukan di tahun lalu?” tanya Isa. “Aku telah membagikan  lahanku menjadi 3 bagian: sepertiga untuk pertanian, peternakan, dan  keluarga; sepertiga untuk kaum miskin, kaum fakir, dan para musafir;  sepertiga lagi untuk kebutuhanku.” Isa berkata: “Aku tidak tahu, yang  mana dari 3 bagian ini yang lebih besar pahalanya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi ibn  al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 126.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  “Kitab  Islah al-Mal” dalam “Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya”   [variasi].
20/303: Kaum  hawariyun bertanya kepada Isa: “Katakalah kepada kami, siapakah yang  paling patuh pada Allah?” “Orang yang berusaha memenuhi kehendak Allah  tanpa mencari pujian manusia,” jawab Isa. “Siapakah yang memberikan  nasihat bijak demi Allah?” tanya mereka. “Orang yang pertama-tama  memenuhi kewajibannya pada Allah, sebelum dia memenuhi kewajibannya pada  manusia, [dan] yang mengutamakan kewajiban pada Allah daripada  kewajiban pada manusia. Jika dia harus memilih antara 2 hal: hal duniawi  atau kehidupan sesudah mati, dia memulai hal yang berkenaan dengan  kehidupan sesudah mati, dan baru kemudian mengalihkan perhatian kepada  dunia ini.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah  al-Mawarzi ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa  al-Raqa’iq”, 134.
Rujukan silang atas percakapan ini:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 95.
21/303: Al-Masih dan sekelompok pengikutnya  sedang berada di [dekat] sungai yang deras dan sebuah bangkai ular  ketika seekor burung berwarna-warni yang mengkilap laksana emas terbang  ke arah mereka dan turun di dekat mereka. Ketika burung itu mengibaskan  badannya, dia merontokkan bulu-bulunya dan memperlihatkan pemandangan  yang paling jelek: botak berwarna merah. Sang burung lantas pergi ke  sebuah telaga, berkubang di lumpur, dan muncul kembali dalam keadaan  hitam dan jelek. Kemudian dia melihat air yang mengalir, mandi di sana,  kembali ke bulu-bulunya yang lepas, mengambilnya kembali, dan kembali ke  keelokkannya. Begitulah yang dilakukan orang yang berdosa, manakala dia  menolak keimanan dan menjatuhkan diri dalam dosa; dan taubat mirip  dengan mandi membersihkan kotoran di air tenang yang mengalir. Orang  yang berdosa kembali ke keimanannya, apabila dia mengambil kembali kulit  dan bulu-bulu yang telah dilepaskan. Dan ini adalah perumpamaan.
Keterangan:
Kisah di atas –tidak lengkap– diriwayatkan oleh pakar hadits  ‘Abdallah al-Mawarzi ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa  al-Raqa’iq”, 171. Kisah ini direkonstruksi kembali berdasarkan “Sirat  al-Sayyid al-Masih”-nya (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… -  571 H).
22/303: Isa  senantiasa berkata: “Kecintaan pada surga dan ketakutan pada neraka  menimbulkan kesabaran dalam keadaan yang sulit dan menjauhkan hamba  [Allah] dari kepuasan pada dunia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits ‘Abdallah al-Mawarzi  ibn al-Mubarak (… - 181 H) dalam “Kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq”, 175.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  4:180 [lebih luas];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 125.
23/303: Kaum  hawariyun mendatangi Isa dan berkata: “Ruhullah dan Kalamullah,  perlihatkan pada kami nenek moyang kami Sem bin Nuh, mudah-mudahan Allah  [dengan demikian] menguatkan keimanan kami.” Maka Isa pergi  bersama-sama para hawariyun ke kuburan Sem dan berkata: “Jawablah dengan  izin Allah ya Sem bin Nuh!” Sem bangkit dari kuburnya dengan izin Allah  dan berdiri tegak laksana pohon palem yang tinggi. Isa berkata  kepadanya: “Berapa lama kau hidup, ya Sem?” Dia menjawab: “Aku hidup  empat ribu tahun lamanya. Pada umur dua ribu aku [diangkat menjadi]  seorang nabi, dan kemudian aku masih hidup dua ribu tahun lagi.” Isa  bertanya kepadanya: “Apa pendapatmu tentang dunia?” Sem menjawab: “Dunia  itu seperti sebuah rumah dengan dua pintu. Aku memasukinya melalui satu  pintu, dan keluar melalui pintu yang lain.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh “Kitab al-Tijam fi Muluk Himyar”  karya (’Abd al-Malik) Ibn Hisyam (… - 218 H) yang juga mengarang “Sira  al-Nabawiya”, biografi tertua Rasulullah saw.
Rujukan silang atas kisah ini:
- (Muhammad bin  ‘Umar) Al-Waqidi (… - 207 H), Al-Maghazi, 1:121;
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 2:110-111.
24/303: Melalui  lidah Isa: “Terkutuklah sebuah negeri yang penguasanya anak-anak kecil.” Keterangan:
Kalimat di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Muhammad) Ibn Sa’d (…  - 230 H), Al-Tabaqat al-Kubra, 6:29.
Catatan:
Tarif Khalidi sendiri melontarkan kemungkinan munculnya kalimat di  atas dalam hubungannya dengan naiknya Mu’awiya II (cucu Mu’awiya)  menjadi khalifah, yang ketika itu masih sangat muda dan sakit-sakitan.  Mu’awiya II sendiri tak lama kemudian meninggal dunia. Kemungkinan lain  adalah pengaitannya dengan Ecclesiastes 10:16 yang menyebut “Unhappy is  the land whose king is a boy,”.
25/303: Allah  berfirman kepada Isa: “Ya Isa, peringatkanlah dirimu sendiri. Bila  dirimu telah diperingatkan, peringatkanlah orang lain. Tetaplah  bersahaja di hadapanku.” Keterangan:
Hadits qudsi ini diriwayatkan oleh Imam Hanbali dalam Kitab al-Zuhd,  300.
Referensi silang atas hadits qudsi ini:
- (Abu al-Qasim)  Al-Qusyairi (… - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil ‘Ilm  al-Tasawwuf;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 1:68; dan  Ayyuha al-Walad.
26/303: Isa berdiri  bersama murid-muridnya –atau menurut dia: orang-orang yang mengikutinya–  di dekat sebuah kuburan, yang di dalamnya satu jenazah sudah terkubur.  Mereka [murid-murid Isa] bercakap-cakap tentang kegelapan, kesendirian,  dan kesempitan kubur. Isa berkata: “Kalian pernah berada di tempat yang  lebih sempit daripada ini: di rahim ibu kalian. Apabila Allah  berkehendak memperluas [rahmatNya], Ia melakukannya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 301.
Referensi silang atas kisah ini:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 250.
27/303: Al-Masih  berkata: “Seringlah berdzikir pada Allah Yang Maha Pengasih, Maha  Terpuji, dan Maha Agung, serta patuhilah Dia. Bila kalia berdoa cukuplah  bila kalian mengatakan –dan Allah benar-benar akan puas dengan kalian:  ‘Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, ubahlah tingkah lakuku, dan jauhkanlah  aku dari hal-hal yang buruk ya Allah.’” Keterangan:
Doa Isa di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 302.
28/303: Isa berkata:  “Berbahagialah orang yang beriman, dan sekali lagi berbahagialah,  karena Allah mengawasi keturunannya setelah dia meninggal.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 304.
Referensi silang atas ucapan ini:
- (Muhammad  Murtadha bin Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),  Ihtaf  al-Sada al-Muttaqin bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 8:440.
29/303: Isa  senantiasa berkata: “Jika salah seorang dari kalian memberi sedekah  dengan tangan kanan, sembunyikanlah ia dari tangan kiri. Kalau dia  berdoa, tutupkanlah tirai pintunya, karena Allah mengasihinya  sebagaimana dia memberikannya rezeki.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 307.
Catatan: lihat pula ucapan nr. 4. 30/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Nabiyullah, mengapa engkau tidak mengambil keledai  yang bisa kau tunggangi bila dibutuhkan?” Isa menjawab: “Aku dalam  pandangan Allah terlalu tulus, sehingga dia tidak memberikanku sesuatu  yang bisa mengalihkan perhatianku dariNya.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 313.
Referensi silang atas percakapan ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:69;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:320;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 114, 115;
- (Abu al-Faraj ‘Abd ar-Rahman bin  ‘Ali) Ibn al-Jauzi (… - 597 H),  Damm al-Hawa;
- (Kamal al-Din Muhammad bin  Musa) Al-Damiri (… - 808 H), Hayat  al-Hayawan al-Kubra, 1:229.
31/303: Isa berkata kepada kaum hawariyun:  “Sesungguhnya, aku katakan kepada kalian, kalian tidak mengejar dunia  kini maupun dunia nanti.” Mereka berkata: “Nabiyullah, terangkanlah itu  kepada kami, karena kami selama ini yakin bahwa kami menginginkan salah  satu dari dunia itu.” Isa berkata: “Seandainya kalian mengejar dunia  kini, maka kalian patuh pada Allah Tuhan semesta alam yang memiliki  kunci dari semua kekayaannya. Seandainya kalian mengejar dunia nanti,  maka kalian patuh pada Allah Penguasa dan Pemiliknya, dan Dia akan  memberikannya kepada kalian. Tetapi kalian tidak menginginkan salah satu  dari dunia ini.”
Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 310.
32/303: Isa berkata  [kepada kaum Hawariyun?]: “Mengapa aku tidak melihat ibadah paling utama  pada kalian?” Mereka bertanya: “Apakah ibadah yang paling utama itu, ya  Ruhullah?” Isa menjawab: “Berendah diri di hadapan Allah.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 312.
33/303: Isa berkata:  “Kumpulkanlah kekayaan [untuk] di surga, karena hati manusia berada di  tempat dimana kekayaannya berada.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 313.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:25;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 218;
- (Abu ‘Abdallah Muhyi al-Din  Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638  H), Al-Futuhat al-Makiyya,  2:812.
34/303: [Seorang  biarawan Nasrani bercerita] Setan berkata kepada Isa, ketika dia  membawanya ke Yerusalem: “Kau menyatakan bahwa kau bisa menghidupkan  orang mati. Kalau kau memang bisa, mintalah kepada Allah untuk mengubah  gunung ini menjadi roti.” Isa berkata: “Apakah manusia hidup dari roti  [saja]?” Setan berkata: “Kalau kau memang benar seseorang yang engkau  katakan, jatuhkan dirimu dari tempat ini, karena para malaikat akan  menyelamatkanmu.” Isa berkata: “Allah tidak menyuruhku untuk menjalankan  ujian ini, karena aku tidak tahu apakah Dia akan menolongku atau  tidak.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 314.
Rujukan silang atas kisah ini:
- (Abu  al-Faraj ‘Abd ar-Rahman bin ‘Ali) Ibn al-Jauzi (… - 597 H),   Al-Adkiya [variasi].
Catatan:
Bandingkan pula kisah “Yesus dicoba di padang gurun” menurut Matius  4:1-11, Lukas 4:1-13.
35/303: Kaum  Hawariyun tidak bisa menemukan nabi mereka, karena itu mereka  mencarinya, dan menemukannya sedang berjalan di atas air. Seorang dari  mereka berkata: “Nabiyullah, haruskah kami menghampirimu?” “Ya,”  jawabnya. Ketika orang itu melangkahkan satu kakinya ke depan, dan  kemudian satu kakinya lagi, dia tercebur. Isa berkata: “Ulurkanlah  tanganmu hai orang yang beriman sedikit. Seandainya Bani Adam mempunyai  sebulir saja keyakinan, dia pasti bisa berjalan di atas air.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 315.
Rujukan silang atas kisah ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 1:22-23;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 94.
Catatan:
Bandingkan pula kisah “Yesus berjalan di atas air” menurut Matius  14:22-33.
36/303: Isa  senantiasa berkata: “Kasih terhadap sesama bukanlah berbuat baik kepada  yang berbuat baik kepadamu, karena ini artinya membalas kebaikan dengan  kebaikan. Kasih terhadap sesama berarti bahwa kamu harus berbuat baik  kepada orang yang menjahatimu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 317.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 166.
Catatan:
Bandingkan pula Matius 5:43-48, Lukas 6:32-35.
37/303: Allah  mewahyukan kepada Isa: “Ya Isa, Aku berikan kepadamu kecintaan dan kasih  sayang atas kaum miskin. Kamu mencintai mereka, dan mereka mencintaimu,  dan mereka menjadikanmu imam, kamu menjadikan mereka sahabat dan  pengikut. Inilah dua sifat khas [1]. Ketahuilah, barang siapa yang di  akhirat nanti menghadapKu dengan dua sifat khas ini, dia berdiri di  depanKu dengan amal yang paling suci dan yang paling Aku suka.” Keterangan:
Hadits qudsi di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 320.
Catatan kaki:
[1] Maksudnya: cinta dan kasih sayang atas kaum miskin.
38/303: Setiap kali  masalah hari kiamat disinggung, Isa senantiasa resah ketakutan seperti  seorang wanita. Keterangan:
Pernyataan ini diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 323.
Catatan:
Bandingkan juga kisah/ucapan nomer 6. 39/303: Isa bertemu  dengan Yahya, dan berkata: “Nasehatilah aku!” Yahya berkata: “Hindarilah  perasaan marah.” Isa menjawab: “Itu aku tidak bisa.” Yahya meneruskan:  “Jangan memiliki kekayaan.” Isa menjawab: “Itu bisa [kulakukan].” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 322.
Referensi silang atas percakapan ini:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:161 [dengan sedikit variasi].
40/303: Isa pergi  menyendiri dan berseru kepada Allah dengan tunduk: “Inilah aku hambaMu,  anak Maryam, anak dari hambaMu.” Kemudian lewatlah 70 nabi yang  mengendarai unta sambil mengenakan rompi dari serabut, sebelum mereka  shalat di mesjid Khaif. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 324.
Catatan: Mesjid Khaif terletak di Mina.
41/303: Isa berkata: “Ya kaum hawariyyun,  siapakah di antara kalian yang bisa membangun rumah di atas gelombang  lautan?” Mereka berkata: “Ruhullah, siapa yang bisa melakukan ini?” Dia  berkata: “Berhati-hatilah pada dunia, dan jangan jadikan dia rumahmu.”
Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 325.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:156;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:201.
42/303: Isa  senantiasa berkata: “Sesungguhnya memakan roti tawar, meminum air putih,  dan tidur bersama anjing di atas tumpukan sampah, benar-benar sudah  cukup bagi orang yang ingin mewarisi surga.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 326.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Muhammad  ‘Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab  ‘Uyun  al-Akhbar, 2:363;
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin Muhammad)  Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya,  2:75;
- Ikhwan al-Safa’ (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;300 H),  Rasa’il Ikhwan al-Safa’ wa Khillan  al-Wafa’, 3:34;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:180.
Catatan:
Menurut Tarif Khalidi ini adalah ucapan Isa yang paling populer di  kalangan kaum terpelajar Muslim saat ini.
43/303: Isa berkata:  “Buat kalian tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui,  selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui.  Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak  beramal sesuai dengannya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 327.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  1:69-70.
44/303: Isa berkata:  “Waktu berputar di sekitar tiga hari: - hari  kemarin yang telah lewat, yang di dalamnya kamu diberi  peringatan,
- hari ini yang mencukupi  kebutuhanmu,
- dan hari esok yang kamu tidak  tahu apa yang menantimu di sana.  Semua persoalan berputar di sekitar  tiga hal:
- sesuatu yang kebenarannya telah  ditunjukkan kepadamu, dan kamu  harus berorientasi kepadanya,
- sesuatu yang kebatilannya telah  diperlihatkan dengan jelas  kepadamu, dan kamu harus menjauhinya,
- dan sesuatu yang tampak  meragukan bagimu, dan ini kamu harus  serahkan kepada Allah.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 328.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 2:35;
- (Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad  al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya wa al-Din;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:389;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 171.
Catatan:
Untuk kalimat kedua bandingkan juga misalnya QS Ali ‘Imran 7.
45/303: Isa berkata:  “Hiburlah aku, karena hatiku lunak, dan aku memandang diriku rendah.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 329.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 60.
46/303: Al-Masih  berkata: “Barangsiapa memperoleh ilmu, kemudian beramal sesuai  dengannya, dan mengajarkannya, akan diperagung di kerajaan surga.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 330.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Umar  Yusuf) Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’  Bayan  al-’Ilm wa Fadlihi, 1:124;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 1:17;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 221;
- (Baha’ al-Din Muhammad bin  Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi kulli Fannin  Mustazraf, 1:19
47/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Mengapa engkau bisa berjalan di atas air?” Isa  menjawab: “Karena keteguhan iman.” Mereka melanjutkan: “Kami juga  mempunyai iman yang teguh.” Isa bertanya: “Apakah bagi kalian batu,  lumpur, dan emas sama?” “Tidak,” jawab mereka. Isa berkata: “Di mataku  semua itu sama.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 331.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Muhammad bin  ‘Ali) Abu Thalib al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat  al-Mahbub, 1:263 [variasi yang lebih panjang];
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin Muhammad)  Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya,  1:37;
- (Abu al-Qasim) Al-Qusyairi (…  - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil ‘Ilm al-Tasawwuf [sebagian;  disebutkan sebagai ucapan Nabi saw.].
48/303: Seorang  laki-laki datang ke Isa dan berkata: “Guru Kebaikan, ajarilah aku  sesuatu yang kau tahu dan aku tidak tahu, yang berguna bagiku dan tidak  mencelakakanmu.” Isa bertanya: “Apa itu [yang engkau ingin tahu]?” Orang  itu berkata: “Bagaimana seorang hamba bisa benar-benar bertakwa?” Isa  menjawab: “Persoalannya mudah. Engkau harus benar-benar mencintai Allah  dengan segenap hatimu, dan menempatkan hidupmu dengan segenap kekuatanmu  di dalam penghambaan padaNya, dan kamu harus mengasihi manusia  sepertimu, sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri.” Orang itu  bertanya: “Guru Kebaikan, siapakah manusia sepertiku?” “Semua Bani Adam.  Dan apa yang kau tidak inginkan dilakukan padamu, jangan lakukan pada  orang lain. Dengan seperti ini kau akan benar-benar bertakwa.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 332.
Catatan:
Bandingkan juga Matius 22:34-40, kemudian Matius 7:12 dan Lukas 6:31.
49/303: Isa  senantiasa menyiapkan makanan untuk para pengikutnya, kemudian memanggil  mereka untuk makan, menunggu mereka di meja, dan berkata: “Itulah apa  yang harus kalian lakukan pada kaum miskin.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 333.
50/303: Apabila Isa  mengirimkan para utusannya untuk menghidupkan kembali orang mati, dia  senantiasa berkata: “Ucapkanlah ini dan ini, dan bila kalian merasakan  adanya gemetar atau linangan air mata, mulailah berdoa.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 334.
51/303: Isa berkata kepada kaum hawariyyun:  “Sesungguhnya, kukatakan kepada kalian,” –dan dia sering berkata  “Sesungguhnya, kukatakan kepada kalian,”– “di antara kalian yang paling  mengeluh bila terjadi kemalangan adalah yang paling sering menghadapkan  diri kepada dunia.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 338.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
-  (Ahmad  bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat   al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 4:67.
52/303: Kaum  hawariyyun berkata: “Ya Isa, siapakah ‘para wali Allah, yang tidak akan  mengenal rasa khawatir dan sedih hati’[1]?” Isa menjawab: “Mereka adalah  orang-orang yang menatap hati dunia ini, sementara manusia lain melihat  permukaannya [saja]; [mereka adalah] orang-orang yang menyongsong  datangnya akhir dunia ini, sementara manusia lain [hanya] melihat saat  sekarang yang akan menghilang.
Mereka membunuh dari dunia apa-apa yang yang mereka takutkan bisa  membunuh mereka, dan meninggalkan apa-apa yang mereka yakini akan  meninggalkan mereka. Karenanya mereka mengenyampingkan apa-apa yang  dulunya mereka percayai penting bagi kehidupan duniawi. Jika mereka  menyinggungnya, mereka lakukan ini hanya sambil lalu saja, dan  kegembiraan mereka dari yang mereka dapatkan dari itu, adalah kesedihan.
Mereka menolak semua kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dunia, dan  menolak semua kemungkinan kemasyhuran duniawi tanpa sebab-sebab yang  adil.
Di mata mereka dunia ini tua dan keropos, dan mereka tidak  memperbaruinya. Dunia ini di sekeliling mereka sudah runtuh, dan mereka  tidak membangunnya kembali. Dunia ini sudah mati di hati mereka, dan  mereka tidak membiarkannya bangkit kembali.
Mereka merusak dunia untuk bersamanya membangun kembali kehidupan mereka  setelah mati. Mereka menjual dunia untuk menukarkannya dengan yang  kekal. Mereka menolak dunia dan karenanya menjadi kaum sesungguhnya yang  beruntung di atas dunia.
Mereka melihat kerabat mereka yang sudah mati dan rusak tenggelam ke  dalam bumi, dan memperbarui pikiran akan kematian serta mematikan  pikiran akan kehidupan.
Mereka mencintai Allah dan selalu mengingatNya,
mereka mencari nur-Nya dan bercahaya melalui nur-Nya.
Keajaiban dikabarkan keluar dari mereka,
dan mereka mengabarkan hal-hal yang ajaib.
Kitabullah diperkenalkan melalui mereka, dan mereka beramal sesuai  dengan kitab ini. Mereka memuji kitabullah sebagaimana kitabullah memuji  mereka. Ilmu kitabullah disebarkan melalui mereka, sebagaimana halnya  mereka memperoleh ilmu melalui kitabullah.
Mereka tidak mengharapkan pahala yang lebih besar daripada yang mereka  bisa dapatkan; mereka tidak mengharapkan keselamatan selain dari yang  mereka nantikan; mereka tidak mengharapkan ketakutan selain dari yang  mereka hindarkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 339.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
-  (Abu  ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa   al-Tabyin, 3:140;
- (Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:144;
- (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim  al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya,  1:10;
- (Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad  al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya wa al-Din;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 245.
Catatan kaki:
[1] Lihat QS Yunus 62.
53/303: Yahya dan  Isa bertemu; Yahya berkata: “Mintakanlah ampunan untukku dari Allah,  karena kamu lebih baik daripada aku.” Isa menjawab: “Kamu lebih baik  daripada aku. Aku mengabarkan keselamatan atasku [1], Allah mengabarkan  keselamatan atasmu [2].” Allah mengakui pengabdian keduanya. Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 392.
Catatan kaki:
[1] Lihat QS Maryam 15.
[1] Lihat QS Maryam 33.
54/303: Seorang  lelaki yang telah berzina dibawa kepada Isa, yang kemudian memerintahkan  perajamannya. Isa berkata: “Tetapi yang pernah melakukan perbuatan yang  sama jangan melemparkan batu kepadanya!” Maka semuanya menjatuhkan  kembali batu-batunya, kecuali Yahya bin Zakaria. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 394.
Catatan:
Bandingkan juga kisah “Wanita penzina” di Yohanes 8:2-11. Menarik  untuk dicatat bahwa di kisah di atas
- penzinanya  adalah seorang lelaki, bukan wanita,
- Isa memerintahkan perajamannya,
- Yahya berada di sana, dan tidak  termasuk yang menjatuhkan kembali  batu,
- akhir kisahnya tampak terbuka.
55/303: Isa berkata:  “Allah mencintai terutama orang asing [gharib].” Orang bertanya:  “Siapakah orang asing itu?” Isa menjawab: “Mereka yang demi keimanan  melepaskan dunia ini. Mereka akan dipilih bersama-sama Isa di hari akhir  nanti.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 402.
Rujukan silang atas percakapan ini [yang menyebutkan ini sebagai  ucapanMuhammad saw. alih-alih Isa]:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:271;
- (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif,  1:265.
56/303: Isa berkata:  “Hai hamba dunia ini, daripada membagi-bagikan sedekah lebih baik  kalian bersikap baik pada orang-orang yang kalian perlakukan tidak  adil!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 466.
57/303: Isa berkata:  “Biarkanlah manusia hidup dalam perdamaian. Urusilah para manusia, dan  jangan mengurusi diri sendiri. Jangan berusaha mendapatkan pujian atau  celaan mereka. Amalkanlah apa yang telah diperintahkan untuk diamalkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 467.
Rujukan silang atas ucapan ini:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Kitab  al-Samt wa Adab al-Lisan, 743.
58/303: Allah  berfirman kepada Isa: “Jadikanlah Aku satu-satunya urusanmu. Jadikan Aku  bekal harta untuk kehidupanmu sesudah mati. Percayalah padaKu, maka Aku  akan mencukupimu. Jangan jadikan sembahan-sembahan selain Aku, atau Aku  akan meninggalkanmu.” Keterangan:
Hadits qudsi di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 468.
59/303: Isa  berangkat pergi mengunjungi salah satu saudara laik-lakinya. Dia bertemu  dengan seorang laki-laki yang berkata: “Saudaramu sudah meninggal.”  Maka Isa berbalik lagi.
Ketika anak-anak perempuan saudaranya itu mendengar bahwa Isa berbalik  lagi, pergilah mereka menuju Isa dan berkata: “Nabiyullah, berbaliknya  engkau sungguh lebih sulit diterima daripada wafatnya ayah kami.” Isa  berkata: “Pergilah tunjuki aku kuburannya.”
Maka mereka pergi memperlihatkan kuburan ayah mereka kepada Isa. Isa  berteriak dengan suara keras ke arahnya, dan si almarhum muncul;  rambutnya sudah memutih. Isa bertanya: “Apakah kamu si Fulan?” “Ya,”  jawab orang itu. “Apakah itu yang kulihat telah menimpa dirimu?” “Aku  mendengar suaramu, dan menyangka itu adalah ’saiha’[1],” jawab laki-laki  itu.
Isteri dari laki-laki itu terus memperhatikan dan mendengar apa yang  telah dilakukan Isa. Wanita itu berkata: “Mulialah badan yang telah  mengandungmu, dan dada yang telah memberimu makanan [menyusui].” Isa  berkata: “Mulialah orang yang telah diajari Allah dengan Lauhul-Mahfuz,  dan meninggal tanpa kesombongan.” [2] Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 470.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 3:53 [di sini yang keluar dari kubur   adalah Sem bin Nuh];
- (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad)  Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih  al-Ghafilin [dengan sedikit  variasi];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 80, 160, 161;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:328  [sebagian].
Catatan kaki:
[1] Teriakan di hari kiamat.
[2] Bandingkan juga Lukas 11:27-28.
60/303: Isa berkata:  “Aku telah membalikkan dunia dan duduk di atas punggungnya. Aku tidak  punya anak yang bisa mati, [dan aku tidak punya] rumah yang bisa  runtuh.” Mereka berkata kepadanya: “Tidak maukah engkau memiliki sebuah  rumah untukmu sendiri?” Isa menjawab: “Bangunlah sebuah rumah untukku di  atas aliran air yang deras.” Mereka berkata: “Rumah seperti itu tidak  akan bertahan lama.” Mereka juga bertanya kepada Isa: “Tidak maukah  engkau menikahi seorang perempuan?” Isa menjawab: “Apa yang harus  kulakukan dengan seorang wanita yang bisa mati?” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 471.
Rujukan silang atas pecakapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:26-27;
- (Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:173 [sebagian];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 136  [variasinya].
61/303: Isa berkata: “Dosa terbesar adalah  kecintaan pada dunia. Wanita adalah tali-tali setan. Khamr adalah kunci  ke semua keburukan.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 472.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:170 [di sini perkataan tsb.  diucapkan  oleh Malik ibn Dinar, seorang zuhd dari Basra yang wafat  sekitar 130  H].
62/303: Isa  senantiasa berkata: “Kecintaan pada dunia adalah akar dari semua dosa.  Kekayaan duniawi adalah penyakit parah.” Mereka bertanya: “Bagaimana  rupa dari penyakit ini?” Isa berkata: “Orang yang terjangkitnya tidak  terhindar dari kesombongan dan keangkuhan.” Mereka bertanya: “Bagaimana  seandainya orang itu bisa menghindarinya?” Isa menjawab: “Menumpuk  kekayaan menjauhkan manusia dari Allah.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 473.
Rujukan silang atas pecakapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 3:191;
- (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:263;
- (Abu al-Qasim al-Husain bin  Muhammad) Al-Raghib al-Isfahani (… -  &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Muhadarat  al-Udaba’, 1:512;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 146.
63/303: Isa berkata:  “Sesungguhnya, kukatakan kepada kalian: di surga tidak ada orang kaya.  Lebih mudah bagi seekor unta untuk memasuki lubang jarum daripada  seorang kaya memasuki surga.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 474.
Catatan:
- Lihat juga  Matius 19:24.
- Perumpamaan “unta memasuki  lubang jarum” dipakai juga oleh QS  Al-A’raf dalam konteks tidak  mungkinnya para pendusta ayat-ayat Allah  memasuki surga.
64/303: Isa berkata  kepada kaum hawariyyun: “Ya hawariyyun, jangan melemparkan mutiara  kepada babi, karena babi tidak tahu penggunaannya. Jangan memberikan  hikmah kepada seseorang yang tidak menginginkannya, karena hikmah itu  lebih berharga daripada mutiara, dan orang yang tidak menginginkannya  lebih buruk daripada babi.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 477.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  1:63.
Catatan:
Bandingkan juga Matius 7:6
65/303: Al-Masih  berkata: “Kalau kalian ingin berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan  menjadi cahaya Bani Adam, maka maafkanlah mereka yang menjahili kalian,  tengoklah orang sakit yang tidak [pernah] menengok kalian, bersikap  ramahlah pada orang yang tidak ramah pada kalian, dan pinjamkanlah  [uang] kepada mereka yang tidak mengembalikan apa-apa kepada kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 480.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 5:238-239.
66/303: Isa berjalan  bersama seorang muridnya di Celah Afiq [1]. Seorang laki-laki memotong  jalan dan menghalangi mereka meneruskan perjalanan dengan berkata: “Aku  tidak akan membiarkan kalian pergi sebelum memukul kalian satu per  satu.” Mereka berusaha membuat dia mengurungkan maksudnya, tapi dia  bersikeras. Isa berkata: “Ini pipiku, pukullah!” Orang itu menampar pipi  Isa dan [kemudian] mengizinkan dia pergi. Orang itu kemudian berkata  kepada murid Isa: “Aku tidak akan membiarkan kau pergi sebelum aku  memukulmu.” Murid Isa menolak. Ketika Isa melihat ini dia menawarkan  pipinya yang lain. Orang itu memukul pipi Isa yang satunya lagi dan  [kemudian] mengizinkan mereka berdua pergi. Isa kemudian berkata: “Ya  Allah, kalau ini kau ridhai, maka cukuplah ridhaMu bagiku. Kalau ini  tidak kau ridhai, maka azabMu yang pantas [adalah balasannya].” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 481.
Catatan kaki:
[1] Celah Afiq adalah sebuah celah yang menuju Ghaur di lembah  Yordan. Ada yang menyebutkan Afiq sebagai tempat di mana Isa akan  membunuh Dajjal menjelang kiamat.
67/303: Isa berkata  kepada kaum hawariyyun: “Aku ingin agar kalian makan roti sederhana, dan  mengungsi dari dunia ini dengan aman dan dalam damai. Sesungguhnya  kukatakan kepada kalian: manisnya dunia ini adalah pahitnya dunia nanti,  dan pahitnya dunia ini adalah manisnya dunia nanti. Orang-orang yang  benar-benar menyembah Allah bukanlah mereka yang hidup enak.  Sesungguhnya kukatakan kepada kalian: orang terburuk di antara kalian  adalah ulama yang mencintai dunia ini dan mendahulukannya daripada  perilau yang adil. Seandainya dia bisa, dia ingin membuat semua manusia  berbuat sebagaimana dia bertingkah laku.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 482.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:153;
- (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:256  [sebagian];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 184.
68/303: Isa biasa  berkata: “Aku berkhotbah kepadamu agar kamu belajar. Aku tidak  berkhotbah kepadamu agar kamu bangga diri.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 483.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Umar  Yusuf) Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H),  Mukhtasar Jami’  Bayan al-’Ilm wa Fadlihi [lebih panjang]
69/303: Al-Masih  berkata: “Bukan sebagaimana yang kuinginkan, melainkan sebagaimana yang  kau inginkan. Bukan sebagaimana yang kuharapkan, melainkan sebagaimana  yang kau harapkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 484.
Catatan:
Ucapan yang mirip terdapat juga di Matius 26:39 dalam doa Yesus pada  Tuhan.
70/303: Tidak ada  sebutan untuk Isa yang lebih disukainya selain “si orang miskin itu”. Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 485.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Muhammad bin  ‘Ali) Abu Thalib al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat  al-Mahbub, 1:263;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:191-192  [versi lebih panjang].
71/303: Kaum hawariyyun berkata: “Masihullah,  lihatlah baitullah ini, betapa indahnya!” Isa menjawab: “Amin, amin.  Sesungguhnya, kukatakan kepada kalian, Allah tidak akan membiarkan satu  batu dari mesjid ini berada di atas batu yang lainnya, semuanya akan  diluluhlantakkan karena dosa-dosa manusia. Allah tidak memerlukan emas,  perak, atau batu-batu ini. Daripada semua benda ini Allah lebih menyukai  manusia-manusia yang suci hatinya. Bersama mereka Allah membangun dunia  ini, atau Allah mengancurkannya jika hati-hati ini tidak suci.”
Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 486.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:396.
72/303: Isa berkata:  “Setan [selalu] mendampingi dunia. Kebohongannya mendampingi kekayaan.  Kemampuannya menggoda mendampingi kemurungan. Kekuatan terbesarnya  mendampingi hawa nafsu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 487.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 5:252;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 51.
73/303: Isa  senantiasa berkata:”Ya murid-muridku, janganlah kalian mencari dunia  dengan jalan merusak diri kalian sendiri; carilah keselamatan dengan  jalan merelakan apa yang ada di dunia.Kalian datang ke dunia ini dengan  telanjang, dan akan meninggalkannya dengan telanjang pula. Kalian tidak  usah mencari rezeki yang [memang] akan diberikan oleh hari esok;  berkecukupanlah dengan rezeki yang diberikan oleh setiap hari. Hari esok  akan membawa masalahnya sendiri. Mintalah kepada Allah agar Dia  memberikan kalian rezeki dari hari ke hari.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 488.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:68.
Catatan:
Bandingkan pula Ayub 1:21 tentang telanjangnya manusia, serta Matius  6:34 tentang problematika hari ini dan esok.
74/303: Isa  senantiasa berkata: “Ya Rabbi, aku tidak bisa membebaskan diriku dari  apa-apa yang aku benci, dan tidak bisa meraih apa yang aku inginkan.  Ketentuan tentang ini tidak berada di tanganku, dan aku akan diminta  pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah aku kerjakan. Tidak ada orang  yang lebih miskin daripada aku. Jangan Kau biarkan musuhku  mendatangiku. Jangan Kau biarkan temanku menjauhiku. Jangan jadikan  keimananku menjadi kehancuranku, dan jangan tempatkan di atasku  seseorang yang tidak mempunyai rasa kasihan padaku.” Keterangan:
Doa Isa di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Zuhd, 490.
Rujukan silang atas doa Isa di atas:
- (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma  al-Khalida;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 1:324;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 103.
75/303: Bangsa  Israel mencela Isa karena kemiskinannya. Isa berkata kepada mereka:  “Manusia-manusia yang patut dikasihani, kalian telah disesatkan oleh  orang-orang kaya. Apakah kalian penah melihat seseorang yang mencari  kemiskinan menentang Allah?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Wara’, 228.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa   al-Tabyin, 3:155.
76/303: Ketika Isa  mengembara, langit terbuka, dan hujan turun dengan derasnya. Karenanya  dia mencari perlindungan di sebuah gua. Di sana dia melihat [sudah] ada  seorang gembala. Isa meninggalkan gua itu dan mencari perlindungan di  sebuah semak belukar. Di sana Isa melihat [sudah] ada seekor singa yang  sedang mendekam. Isa mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabbi, Engkau  telah memberikan tempat berlindung untuk semua, hanya tidak untukku.”  Allah berfirman kepada Isa: “Ya Isa, Akulah tempatmu berlindungmu, di  bayang-bayang ‘arsy-Ku, dan di rumah rahmatKu. Aku akan menikahkanmu  dengan seribu gadis elok, dan memberi makan seribu tahun kepada para  manusia [tamu] di pesta pernikahanmu. Di hari kiamat akan ada seorang  penyeru yang berteriak: ‘Datanglah dan hadirilah pernikahan waliyullah  ini!’” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Ahmad bin Muhammad  al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241 H), Kitab al-Wara’, 318.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-Qasim  ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid  al-Masih, 121;
- (Daud bin ‘Umar al-Darir)  Al-Antaki (… - 1008 H), Tazyin al-Aswaq  bi-Tafsil Asywaq  al-Usysyaq, 1:71;
- (Muhammad Murtadha bin Muhammad  al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),  Ihtaf al-Sada al-Muttaqin bi  Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 8:87  [variasinya].
77/303: Di hari  ketika Isa diangkat ke langit, dia tidak meninggalkan apa-apa selain  sebuah baju dari bulu domba, sebuah pelontar batu, dan dua buah sendal. Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh periwayat kisah-kisah zuhud (Hannad)  Ibn al-Sariyy (… - 243 H), Kitab al-Zuhd, 553.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 122 [variasinya].
78/303: Isa makan  tumbuh-tumbuhan, mengenakan pakaian dari bulu-bulu kasar, dan tidur di  mana saja ketika malam tiba. Dia tidak punya anak –yang bisa meninggal,  tidak punya rumah– yang bisa runtuh, dan dia tidak menyimpan makan  siangnya untuk makan malam, atau menyimpan makan malamnya untuk makan  siang. Dia senantiasa berkata: “Tiap hari membawa rezekinya sendiri.” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh periwayat kisah-kisah zuhud (Hannad)  Ibn al-Sariyy (… - 243 H), Kitab al-Zuhd, 559.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Abu Bakr  Muhammad bin Ishaq) Al-Kalabadzi (… - 380 H), Al-Ta’arruf  li  Madzhab Ahl al-Tasawwuf;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:220 [sebagian];
- (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif,  2:249;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 108.
Catatan:
Lihat juga “Jesus’ Sayings and Stories in Islamic Literature” nomer  60 dan 73.
79/303: Isa melihat  sekelompok orang yang sedang menangis. Dia bertanya: “Mengapa  orang-orang ini menangis?” Orang menjawabnya: “Mereka takut pada  dosa-dosa mereka.” Isa berkata: “Lepaskanlah dosa-dosa kalian, maka  kalian akan diampuni.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 1:399 dan 3:167.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 2:268; - (Abu ‘Ali Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… -   421 H), Al-Hikma al-Khalida.
80/303: Almasih  berjalan melewati sekelompok Bani Israil yang mengejeknya. Setiap kali  mereka mengeluarkan ucapan buruk, Almasih menjawabnya dengan ucapan  baik. Syim’on al-Safi [1] berkata kepadanya: “Akankah kau selalu  menjawab mereka dengan ucapan baik jika mereka mengeluarkan ucapan  buruk?” Almasih berkata: “Setiap orang [hanya bisa] mengeluarkan apa  yang dia miliki.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 2:177.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Muhammad  ‘Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab  ‘Uyun  al-Akhbar, 2:370;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 169.
81/303: Isa terlihat meninggalkan rumah seorang  pelacur. [Orang bertanya:] “Ruhullah, apa yang kau lakukan di rumah  perempuan ini?” “Yang sakitlah yang dikunjungi dokter,” jawab Isa.
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 3:140.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  Muhammad ‘Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab   ‘Uyun al-Akhbar, 2:370.
Catatan:
Bandingkan juga Matius 9:12.
82/303: Isa berkata:  “Dunia adalah hartanya setan, dan manusia adalah para pengolahnya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 3:140-141.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 3:143.
83/303: Isa berkata:  “Celakalah kalian budak dunia ini! Kelakuan kalian sangat bertentangan  dengan kaidah kalian, tuntutan kalian [sangat bertentangan] dengan akal  kalian. Ucapan kalian adalah ramuan yang mengobati penyakit, tetapi amal  kalian adalah penyakit yang tak mungkin terobati. Kalian tidak seperti  ranting pohon anggur yang mempunyai daun-daun halus, buah yang lezat,  dan mudah didapat; kalian sebenarnya seperti pohon akasia yang mempunyai  sedikit daun, banyak duri, dan susah untuk diraih. Celakalah kalian  budak dunia ini! Kalian menyepelekan kebaikan, [dengan pertimbangan]  kebaikan bisa dicapai oleh setiap orang yang menginginkannya; dan kalian  mengagungkan dunia ini, [dengan pertimbangan] dunia tidak dapat diraih.  Kalian bukan hamba yang shalih ataupun orang bebas yang terhormat.  Celakalah kalian penerima balasan dosa! Kalian mengambil upah dan  merusak pekerjaan. Kalian nanti akan menjumpai apa yang paling kalian  takuti, karena pengawas kalian akan segera melihat pekerjaan yang kalian  rusak dan upah yang telah kalian ambil. Celakalah kalian yang berutang  pada kejahatan! Kalian telah mulai membagikan hadiah sebelum kalian  melunasi utang kalian; kalian mengerjakan sesuatu yang mubazir dengan  suka rela, tapi kalian tidak mengerjakan apa yang diperntahkan kepada  kalian. Seorang yang meminjamkan tidak akan mengambil hadiah sebelum  piutangnya dilunasi.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 3:157.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 3:173.
84/303: Isa berkata:  “Kalian berusaha untuk dunia ini, yang di dalamnya kalian dilayani,  tanpa kalian sesungguhnya harus berusaha untuknya; sementara kalian  tidak berusaha untuk dunia nanti, yang di dalamnya kalian tidak  dilayani, kecuali kalian berusaha untuknya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 3:166.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:165 [lebih panjang];
- (Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:143;
- (Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad  al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya wa al-Din;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 237.
85/303: Al-Masih  berkata: “Bagaimana tak berartinya dunia ini di sisi Allah terlihat  jelas dari [kenyataan] bahwa hanya di dunia ini Allah tidak dipedulikan  dan [bahwa] kasih sayangNya hanya bisa diraih oleh orang yang tidak  mempedulikan dunia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 3:166.
86/303: Isa berkata  kepada kaum hawariyun: “Manusia diciptakan di dunia ini dalah empat  tahap. Di dalam tiga tahap manusia merasa tenang, dan di tahap keempat  dia merasa gundah dan takut bahwa Allah akan meninggalkan dia. Di dalam  tahap pertama manusia dilahirkan ke dalam tiga kegelapan: kegelapan  badan, kegelapan rahim, dan kegelapan ari-ari. Allah mengurus dia di  dalam kegelapan badan. Bila dia sudah terbebas dari kegelapan badan, dia  bertemu dengan makanan yang dia tidak bisa hampiri dengan menggerakkan  kaki atau dia raih dengan tangan. Makanan ini disediakan untuknya; dan  dia dihadiahi ini hingga dia tumbuh. Bila dia sudah disapih daari air  susu, dia mencapai tahap ketiga. Dia mendapat makanan dari orang tuanya  yang memperolehnya dengan jalan halal atau haram. Jika orang tuanya  meninggal maka orang-orang lain akan merasa kasihan padanya; seseorang  memeberinya makan, orang lain memberinya minum, yang lainnya memberi dia  tempat untuk tinggal, dan yang lainnya lagi memberi dia pakaian. Jika  dia mencapai tahap keempat, bertenaga dan tegak, serta menjadi dewasa,  maka takutlah dia bahwa tidak ada lagi yang mengurusi dia, dan  [mulailah] dia menyerang manusia lain, mengkhianati amanat mereka,  merampoknya, mengambil harta benda mereka, meski dia [sebenarnya] takut  bahwa Allah Yang Mahakuasa bisa meninggalkannya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz  (… - 255 H), Al-Mahasin wa al-Addad.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ali bin  Muhammad al-Baghdadi) Abu Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400  H),  Al-Imta’ wa al-Mu’anasa, 2:127;
- Al-Baihaqi, Al-Mahasin wal  al-Mawasi’ [Traif Khalidi tidak memberi  data lebih lanjut tentang  kitab ini dan pengarangnya];
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin Muhammad)  Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi al-Dunya,  1:57;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 193.
87/303: Allah  berfirman kepada Isa: “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu, yang  jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan  jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai  hilm dan ‘ilm [1].” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa  seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku  memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmKu.” Keterangan:
Tarif Khalidi tidak memberikan keterangan dari pengarang Muslim mana  dialog di atas dinukil. Dia hanya memberikan keterangan bahwa dialog ini  terdapat di karya:
- Miguel Asín y  Palacios, “Logia e agrapha domini Jesu apud  moslemicos  scriptores, asceticos praesertim usitata”, 1919 M, nr. 224
- Hanna Mansur, “Aqwal  al-Sayyid al-Masih ‘ind al-kuttab al-muslimin  al-aqdamin”, 1976  M, nr. 238.
Catatan:
[1] “hilm” = kemurahan hati; “‘lm” = ilmu; umat yang dimaksud tentu  saja umat Islam.
88/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Apakah amalmu yang paling utama?” Isa menjawab:  “Tidak mengurusi sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya denganku.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Utsman ‘Amr bin Barr)  Al-Jahiz (… - 255 H), Kitab Kitman al-Sirr wa Hifz al-Lisan, 1:162.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 1:227.
89/303: Allah  mewahyukan kepada Isa untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia.  Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah  yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh  berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam  bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa  berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau  perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa:  “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa  bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh penulis sejarah tentang Mesir di awal  masa Islam (Abd al-Rahman bin ‘Abdallah al-Mishri) Ibn ‘Abd al-Hakam (…  - 257 H), Futuh Mishr wa Akhbaruha.
Komentar:
Menurut pendapat saya kisah di atas bagi umat Islam paling tidak  problematis dalam 2 hal:
- Pertama,  pengiriman pendakwah ke”para raja di dunia” tampaknya   bertentangan dengan pernyataan Al-Quran bahwa Nabi Isa as. diutus  untuk  Bani Israil.
- Kedua terkesan bahwa  Allah/Tuhan bereaksi atas sesuatu perintah  yang dalam prakteknya  memerlukan “support” lebih lanjut. Kisah seperti  ini tidak  sedikit ada di dalam Bibel, tetapi tampaknya tidak selaras  dengan  konsep “sunnatullah” Al-Quran.
90/303: Isa berkata  kepada kaum hawariyyun: “Jika orang mengangkat kalian sebagai kepala,  maka bersikaplah seperti ekor.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 1:266.
91/303: Isa melihat seorang laki-laki dan  bertanya kepadanya: “Apa yang kau lakukan?” “Aku menyerahkan diri  [sepenuhnya] pada Allah,” jawab si laki-laki. Isa bertanya: “Siapa yang  mengurusi [hidup-]mu?” “Saudara laki-lakiku,” jawab dia. Isa berkata:  “Saudaramu itu lebih berserah diri pada Allah dibandingkan kamu.”
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 1:327.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 2:371;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 2:64;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 249.
92/303: Almasih  berkata: “Hai para musafir di malam hari, sampai kapankah kalian akan  memberi petunjuk jalan, sementara kalian sendiri berada di belakang  orang yang tersesat? Sebuah ilmu yang sedikit saja sudah cukup [bagi  kalian], tetapi amal kalianlah harus berlimpah.” Keterangan:
Kritik atas kemunafikan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu  Muhammad ‘Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun  al-Akhbar, 2:127.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 219.
93/303: Almasih  berkata: “Allah paling membenci ulama yang suka memfitnah orang lain,  yang senang mendapat tempat kehormatan di sebuah pertemuan, yang senang  diundang ke perayaan dan menerima sekarung makanan. Sesungguhnya aku  katakan kepada kalian, orang-orang seperti itu telah mendapat pahala  mereka di dunia ini, dan Allah di hari kiamat nanti akan melipatgandakan  siksaan mereka.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:127.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma  al-Khalida.
Catatan:
Terlepas dari sejauh mana keshahihan ucapan di atas, menarik untuk  dicatat bahwa temanya masih aktual sampai sekarang. Lihat juga ucapan  nomer 94 berikut ini.
94/303: “Di akhir  zaman akan ada ulama-ulama: - yang menyeru orang lain untuk zuhud, tapi  mereka sendiri tidak zuhud, - yang menyuruh orang lain untuk merindukan  akhirat, tetapi mereka sendiri tidak menantikannya, - yang melarang  orang untuk mendekati penguasa, tetapi mereka sendiri tidak bisa menahan  diri untuk mendekati orang-orang kaya serta berpaling dari kaum miskin,  - yang mejauhi rakyat biasa dan menjilati orang-orang berkuasa.  Merekalah orang-orang yang zhalim dan musuh Allah Yang Maha Pengasih.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:129-130.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 2:227.
Catatan:
Ucapan yang temanya masih aktual sampai sekarang ini oleh Ibn Qutaiba  disebutkan sebagai ucapan seorang dari penerus generasi salafi –Ibn  Qutaiba meiwayakanya dengan “Qala ba’d al-salaf”, sementara menururt Ibn  ‘Abd Rabbihi ini adalah ucapan Isa as. Wallahu ‘alam.
95/303: Isa berkata:  “Barang siapa berbicara tanpa mengingat Allah, gagaplah dia sebenarnya.  Barang siapa berpikir tanpa mengingatkan diri, tak waspadalah dia  sebenarnya. Barang siapa diam tanpa berpikir, menghamburkan waktulah dia  sebenarnya.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:178.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih   al-Ghafilin [lebih panjang].
96/303: “Sesungguhnya  aku katakan kepada kalian, orang yang mengucapkan hal-hal bijak, dan  orang yang mendengarkannya, termasuk satu golongan; dan orang yang  mempraktekkan kebijakan, jauh lebih tepat lagi disebut sebagai orang  bijak. Sesungguhnya aku katakan kepada kalian, apabila kalian menemukan  sebuah lampu minyak di malam hari, kalian akan menggunakan cahayanya,  meskipun minyaknya bau. Dan karenanya kalian harus mengambil hal-hal  bijak dari setiap orang yang memilikinya.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:268.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Umar  Yusuf) Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H),  Mukhtasar Jami’  Bayan al-’Ilm wa Fadlihi [sebagian].
97/303: Isa berkata  kepada para pengikutnya: “Kalau kalian benar-benar saudara dan  sahabatku, terbiasalah pada permusuhan dan kebencian manusia. Karena  kalian hanya akan mendapatkan apa yang kalian cari, jika kalian  merelakan apa yang kalian inginkan. Kalian hanya akan memiliki apa yang  kalian cintai, jika kalian [bisa] menerima apa yang kalian benci.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:268.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:104;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 207.
98/303: “Berbahagialah  orang yang melihat dengan hati, tetapi hatinya tidak berada pada apa  yang dia lihat.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:268.
99/303: Almasih  berkata: “Dunia itu seperti sebuah jembatan: berjalanlah di atasnya,  tetapi jangan membangun apa-apa di atasnya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:328.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-’Abbas  Muhammad bin Yazid) Al-Mubarrad (… - 285 H),  Al-Kamil, 1:98;
- (Ahmad bin Muhammad al-Qurthubi)  Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd al-Farid, 3:173 [dengan  sedikit variasi];
- (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:256;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:128;
- (Muhammad Murtadha bin Muhammad  al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),  Ithaf al-Sada al-Muttaqin bi  Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 9:332  [versi lebih panjang].
Catatan:
- Ucapan ini  termasuk yang paling terkenal di antara umat Islam;  ucapan ini  menghiasi sebuah portal di jazirah Hindia.
- Al-Mubarrad, yang hidup sezaman  dengan Ibn Qutaiba, menyebutkan  bahwa perkataan di atas diucapkan  oleh Hasan al-Basri, bukan Isa.
100/303: Almasih  berjalan melewati sekelompok orang yang mengeluarkan ejekan untuknya,  dan ia menjawabnya dengan doa-doa kebaikan. Berikutnya ia pergi melewati  sekelompok orang lain yang juga mengejeknya, dan ia menjawabnya seperti  sebelumnya. Seorang dari murid-muridnya bertanya: “Bagaimana mungkin  engkau makin mendoakan orang-orang yang makin mengejekmu? Ini seperti  seolah-olah engkau menantang mereka?” Almasih menjawab: “Seorang manusia  hanya bisa mengeluarkan apa yang ada di dalam dirinya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 2:370.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 2:276;
- (Muhammad bin al-Walid bin Abi  Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H),  Siraj al-Muluk;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:175.
Catatan:
Lihat juga “Jesus’ Sayings and Stories in Islamic Literature” nomer  80. 101/303: Almasih berkata: “Beradalah di  tengah-tengah, terarah dengan benar, tetapi tunjukan sikap yang  moderat.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 3:21.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 1:256  [di sini diriwayatkan sebagai perkataan 'Ali bin Abi  Thalib];
- (Abu al-’Abbas Muhammad bin Yazid)  Al-Mubarrad (… - 285 H),  Al-Kamil, 1:210 [variasinya];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 152.
102/303: Almasih  berkata: “Kalian tidak berzina selama kalian menundukkan pandangan  kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 4:84.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:   Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir, 1:62 [variasinya].
Catatan:
Bandingkan juga Matius 5:27-28.
103/303: Isa  menghampiri seekor sapi yang sedang beranak dengan kesusahan. “Ya  Kalamullah,” kata si sapi, “doakanlah agar Allah membebaskan aku [dari  derita ini].” Isa berdoa: “Ya Pencipta ruh dari ruh. Engkau yang  mengeluarkan ruh dari ruh, bebaskanlah sapi ini.” Sapi itu kemudian  melahirkan anaknya. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad ‘Abdallah  bin Muslim) Ibn Qutaiba (… - 271 H), Kitab ‘Uyun al-Akhbar, 4:123.
104/303: Isa  berkata: “Aku memikirkan penciptaan [alam semesta] dan berkesimpulan  bahwa yang tidak diciptakan, menurutku lebih berbahagia daripada yang  diciptakan.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Asyraf.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 104-105.
105/303: Isa  berkata: “Allah adalah saksiku bahwa dunia ini tidak tinggal di dalam  hati seorang hamba tanpa membuat sang hati bersentuhan dengan tiga hal: -  pekerjaan yang bebannya tidak akan berkurang, - kemiskinan yang tidak  bisa dientaskan, - dan harapan yang tidak bisa terpenuhi. Dunia ini  mengejar dan dikejar. Dia mengejar orang yang mencari ahirat hingga  hidupnya menemui akhirnya, sementara akhirat mengejar orang yang mencari  dunia ini, hingga ajal datang dan mencengkram punggungnya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 162.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-Qasim  ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid  al-Masih, 147;
- (Muhammad Murtadha bin Muhammad  al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),  Ithaf al-Sada al-Muttaqin bi  Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 9:332.
106/303: Dikabarkan  bahwa Isa melihat wujud dunia dan bahwa ia melihatnya dalam sosok  seorang wanita tua ompong yang dipenuhi oleh segala jenis perhiasan.  “Berapa banyak laki-laki yang telah menikahimu?” tanya Isa kepadanya.  “Aku tidak bisa menghitungnya,” jawab dunia. “Apakah mereka telah mati  mendahuluimu, atau apakah mereka menceraikanmu?” tanya Isa. “Bukan ini  dan bukan itu, melainkan aku telah membunuh mereka semuanya,” jawab  dunia. Isa berkata: “Alangkah menyedihkannya para suamimu yang masih  hidup. Karena mereka tidak belajar dari para suamimu yang terdahulu, dan  juga tidak berhati-hati padamu.”  Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 27.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:210;
- (Abu ‘Abdallah Ahmad bin  Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (… - 241  H), Kitab al-Zuhd, 363  [variasi yang tidak menyebut ini sebagai kisah  Isa].
107/303: Isa  berkata: “Hati seorang yang beriman tidak bisa menyimpan kecintaan  kepada dunia ini dan dunia nanti sekaligus, sebagaimana tidak mungkinnya  sebuah panci menyimpan air dan api sekaligus.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 76.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:200.
108/303: Suatu  hari seorang laki-laki menemani Isa dan berkata kepadanya: “Aku ingin  pergi bersamamu dan menjadi teman perjalananmu.” Mereka pergi dan sampai  ke tepi sebuah sungai di mana mereka duduk untuk makan. Mereka membawa  tiga potong roti. Mereka memakan dua potong, roti ketiga tersisa.  Kemudian Isa berdiri dan berjalan ke sungai untuk minum. Ketika kembali  dia melihat roti yang ketiga sudah tidak ada, dan karenanya dia bertanya  kepada si laki-laki itu: “Siapa yang memakan roti itu?” “Aku tidak  tahu,” jawab dia. Isa meneruskan perjalanannya bersama laki-laki itu,  dan melihat seekor kambing dengan dua anaknya. Isa memanggil satu dari  kedua anak kambing itu, dan anak kambing itu menghampirinya. Isa  menyembelihnya, memanggang sebagian [daging-]nya, dan makan bersama  teman perjalanannya. Isa lalu berseru kepada hewan muda [= anak kambing  yang sudah disembelih] itu: “Bangkitlah, insya Allah!” Anak kambing itu  bangkit [= hidup lagi] dan pergi. Isa berbalik ke teman perjalanannya:  “Aku bertanya kepadamu, demi Dia yang menunjukkan mukjizat ini kepadamu:  Siapa yang mengambil roti tadi?” “Aku tidak tahu,” jawab laki-laki itu.  Kemudian keduanya sampai ke sebuah danau besar yang berada di sebuah  lembah. Isa memegang tangan laki-laki itu, dan keduanya berjalan di atas  air. Ketika keduanya sudah menyeberangi danau itu, Isa berkata  kepadanya: “Aku bertanya kepadamu, demi Dia yang menunjukkan mukjizat  ini kepadamu: Siapa yang mengambil roti tadi?” “Aku tidak tahu,” jawab  laki-laki itu. Mereka kemudian sampai ke sebuah gurun pasir tak berair  dan duduk di atas tanah. Isa mulai mengumpulkan sedikit tanah dan pasir,  dan lalu berkata: “Jadilah emas, insya Allah!” Campuran tanah dan pasir  itu menjadi emas, Isa membagi emas itu dalam tiga bagian: “Sepertiga  untukku, sepertiga untukmu, dan sepertiga lainnya untuk orang yang  mengambil roti tadi.” Maka menjawablah si laki-laki: “Akulah yang  memakan roti itu.” Isa berkata kepadanya: “Semua emas ini milikmu.”  Kemudian Isa meninggalkannya. Dua orang lelaki lain mengejutkan si  laki-laki yang membawa emas di gurun pasir itu, mereka berniat merampok  serta membunuhnya. Si laki-laki berkata kepada mereka: “Marilah kita  bagi tiga emas ini, dan seorang di antara kalian harus pergi ke kota  untuk membeli makanan.” Seorang dari dua laki-laki itu disuruh pergi ke  kota, dan dia [= yang pergi ke kota] berpikir: “Mengapa aku harus  berbagi emas dengan mereka? Aku lebih baik meracuni makanan ini, maka  aku akan mendapat semua emasnya.” Dia pun berangkat dan menjalankan  rencananya. Sementara itu kedua orang yang tertinggal berbicara satu  sama lain: “Mengapa kita harus memberinya sepertiga dari emas? Lebih  baik kita bunuh saja dia kalau dia kembali, dan jatah emasnya kita bagi  dua.” Ketika orang yang pergi ke kota itu datang lagi, mereka berdua  membunuhnya, kemudian menyantap makanan beracun yang dibawa orang itu,  dan mati. Semua emas tertinggal di gurun pasir, di samping tiga jasad  yang mati. Isa datang melewati, melihat mereka dalam keadaan seperti  itu, dan berkata kepada para muridnya: “Itulah dunia. Berhati-hatilah  padanya!” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 87.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:267;
- (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:255;
- (Muhammad bin al-Walid bin Abi  Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H),  Siraj al-Muluk;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 82;
- (Baha’ al-Din Muhammad bin  Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi kulli Fannin  Mustazraf, 2:263-264 [dengan sedikit  variasi].
109/303: Isa  berkata: “Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, sebagaimana halnya orang  yang sakit tidak mempedulikan makanan karena dia merasakan nyeri, maka  orang yang mencintai dunia ini tidak senang pada ibadah dan tidak  mempedulikan kenikmatan ibadah gara-gara kecintaan pada dunia ini.  Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, apabila seekor hewan penarik beban  tidak diarahkan dan dituntun, dia akan bertingkah semaunya dan mengubah  tabiatnya. Dan demikian pula hati akan menjadi keras dan tak  berperasaan apabila tidak diperlunak dengan ingatan akan mati und upaya  untuk beribadah. Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, apabila permukaan  air tidak pecah, maka ia bisa menahan madu. Maka demikian juga hati  bisa menjadi bejana penuh hikmah apabila ia tidak dikerubuti nafsu,  dirusak iri hati, dan diperkeras oleh kemubaziran.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 90.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:222.
110/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Mengapa engkau tidak mencari sebuah rumah tempat  engkau tinggal?” Isa menjawab: “Cukuplah bagi kita reruntuhan  orang-orang sebelum kita.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah  bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 129.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:200.
Catatan:
Bandingkan “Jesus’ Sayings and Stories in Islamic Literature” no.  60. 111/303: Isa berkata: “Dunia ini dulu ada, dan  aku dulu tidak ada di dalamnya. Dunia ini nanti ada, dan aku tidak akan  ada di dalamnya. Semua yang aku punya hanyalah hari-hariku tempat aku  hidup. Apabila aku berbuat dosa di hari-hari ini, maka memanglah aku  seorang pendosa.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 216.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 213 [variasinya].
112/303: Isa  berkata: “Satu sifat dari kaum zuhud dunia ini adalah bahwa mereka  menghindari berteman dengan orang yang tidak menginginkan apa yang ia  inginkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 225.
113/303: Isa  berjalan melalui sebuah desa dan melihat para penduduknya mati di  halaman rumah mereka serta di jalan-jalan. Isa menatap ke para muridnya  dan berkata: “Orang-orang ini mati karena azab Allah, karena kalau tidak  mereka pasti menguburkan satu sama lain.” “Ruhullah,” kata para  muridnya, “seandainya saja kami bisa mengetahui apa yang telah menimpa  mereka.” Isa bermunajat kepada Allah Yang Mahakuasa, dan Allah  mewahyukan bahwa Isa harus menyeru mereka jika hari sudah malam dan  bahwa mereka akan menjawabnya. Ketika hari sudah malam Isa menaiki  sebuah bukit dan berteriak: “Hai penduduk desa!” “Aku menurut seruanmu,  Ruhullah,” jawab salah seorang dari yang mati. Isa bertanya: “Bagaimana  keadaan kalian, apa yang terjadi pada kalian?” Orang itu menjawab: “Kami  tertidur dalam keadaan sehat, dan [ketika terbangun] melihat kami sudah  berada di [alam] kubur.” “Bagaimana itu bisa terjadi?” tanya Isa. Orang  itu menjawab: “Ini terjadi karena kecintaan kami pada dunia dan  penghambaan kami pada kaum yang berdosa.” “Bagaimana kecintaan kalian  pada dunia?” tanya Isa. “Laksana anak mencintai ibunya,” jawab orang  itu. “Jika dunia menghampiri kami, kami bahagia; jika dia pergi, kami  sedih dan menagis.” Isa bertanya: “Mengapa penduduk desa lainnya tidak  menjawab seruanku?” “Karena mereka dikekang oleh bebatuan dari api dan  diawasi oleh para malaikat yang keras dan tegas,” jawab orang itu. “Dan  mengapa kamu bisa menjawab seruanku?” tanya Isa. “Karena waktu itu aku  berada di antara mereka, tetapi bukan salah seorang dari mereka,” jawab  orang itu. “Ketika bencana itu menimpa mereka, aku juga terkena.  Sekarang aku berada di tepian jurang neraka, dan aku tidak tahu apakah  aku bisa terbebas atau akan dijatuhkan ke dalamnya.” Isa berkata kepada  para pengikutnya: “Sesungguhnya, memakan roti biasa dengan garam kasar,  memakai pelindung kepala dari sengatan matahari, dan tidur di atas  timbunan sampah, adalah lebih dari cukup jika orang ingin hidup selamat  dan tenang di dunia ini.”  Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 282.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Ja’far  Muhammad bin ‘Ali) Ibn Babuya al-Qummi (… - 381 H),  Ilal  al-Syara’i’, 2:151-152;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:201.
Catatan:
Untuk ucapan di akhir kisah di atas bandingkan juga “Jesus’ Sayings  and Stories in Islamic Literature” nomer 42 dan 67.
114/303: Isa  berkata: “Kalian bersusah payah untuk dunia yang kecil dan tidak  penting, tetapi tidak memikirkan kehidupan besar setelah mati, dan  kematian akan menjemput kalian semua.”  Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 286.
115/303: Isa  berkata: “Barang siapa cenderung ke harta dunia, maka dia itu seperti  orang yang meminum air laut: makin banyak dia minum, makin haus pula  dia, hingga air laut itu membuatnya mati.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 342.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:212;- (Abu al-Ma’ali Muhammad bin al-Hasan) Ibn Hamdun  (… - 562  H), Al-Tadzkira al-Hamduniyya, 1:249;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 150.
116/303: Isa  berkata: “Ya kaum hawariyyun, hiduplah sederhana di dunia ini, maka  kalian akan melewatinya tanpa rasa takut.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 344.
117/303: Isa  berkata: “Celakalah kalian, para ulama yang buruk! Kalian membuang-buang  kerajaan surga demi dunia yang tak terpandang dan nafsu yang tak  terhormat, serta melupakan kebengisan hari kiamat.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 377.
Catatan:
Lihat juga kritik lain yang ditujukan kepada para ulama di “Jesus’  Sayings and Stories in Islamic Literature” nomer 92  dan 94. 118/303: Diriwayatkan  bahwa Isa memandang setan sambil berkata: “Dialah rukun dunia. Masalah  setan adalah dunia, dan dunialah yang diinginkannya. Aku tidak berbagi  apapun dari dunia dengan setan; tidak sebuah batupun –yang bisa menjadi  sandaran kepalaku. Aku juga tidak akan banyak tertawa di dalam dunia,  hingga aku meninggalkannya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 409.
119/303: Setan  sedang lewat ketika Isa menyandarkan kepalanya pada sebuah batu. [Setan  berkata:] “Isa, lihatlah, dengan sebuah batu ternyata engkau menemukan  kepuasan di dunia ini.” Isa mengambil batu yang berada di belakang  kepalanya, melemparkannya ke setan, dan berkata: “Ambillah batu ini dan  dunia bersamanya. Aku tidak memerlukan keduanya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 410.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma  al-Khalida,  129 [dengan variasi: "seorang yang keluyuran" alih-alih   "setan"];
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:11 [variasinya];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 112.
Catatan:
Lihat juga “Jesus’ Sayings and Stories in Islamic Literature” nomer  118.
120/303: Orang  meminta Isa: “Ajarkanlah kami sebuah amalan yang membuat Allah mencintai  kami.” Isa menjawab: “Bencilah dunia, maka Allah akan mencintai  kalian.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah  bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 415.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:201.
Catatan:
Bandingkan juga Yoh 15:18-19 yang menyebutkan bahwa dunia membenci  “Yesus” dan para pengikutnya.
121/303: Isa berkata: “Hai kaum hawariyyun,  merasa puaslah dengan apa yang dianggap buruk di dalam dunia ini  sementara keimanan kalian tetap selamat dan tak terganggu, sebagaimana  halnya manusia dunia ini merasa puas dengan apa yang dianggap buruk di  dalam keimanan sementara [urusan] dunia mereka selamat dan tak  terganggu.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 449.
122/303: Isa  berkata: “Allah berkehendak bahwa seorang hamba mempelajari sebuah  pekerjaan agar dia bisa merdeka dari manusia lain, dan Allah membenci  seorang hamba yang mempelajari ilmu agama untuk digunakan sebagai  pekerjaan.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 316.
123/303: [Najasi  dari Habsyi berkata:] Termasuk dari wahyu Allah kepada Isa ialah: “Sudah  sepantasnya dan seharusnya apabila hamba Allah berendah diri di  hadapanNya jika Allah memperlihatkan kasih-sayangNya kepada mereka.” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 127.
Rujukan silang atas riwayat di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:332.
124/303: Yahya bin  Zakariya bertemu dengan Isa ibn Maryam. Yahya tersenyum dan menyapa  Isa, sementara Isa mengerutkan dahinya dan tampak risau. Isa berkata  kepada Yahya: “Engkau tersenyum seolah-olah engkau merasa tenang.” Yahya  berkata kepada Isa: “Engkau tampak murung seolah-olah engkau dalam  keraguan.” Allah mewahyukan: “Apa yang dilakukan Yahya lebih Kami  sukai.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Al-Ikhwan, 136.
Rujukan slang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  Muhammad al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H),  Al-’Iqd  al-Farid, 6:380;
- (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400  H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 7:197;
- (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400  H), Risala fi al-Shadaqa wa  al-Shadiq;
- (Abu al-Wafa’ ‘Ali al-Baghdadi)  Ibn ‘Aqil (… - 513 H), Kitab  al-Funun, 2:635-636;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 246;
- (Kamal al-Din Muhammad bin  Musa) Al-Damiri (… - 808 H), Hayat  al-Hayawan al-Kubra, 2:205.
125/303: Orang-orang  bertanya kepada Isa: “Sebutkanlah sebuah amalan yang karenanya kami  bisa masuk surga.” Isa menjawab: “Jangan berkata apapun.” Mereka  berkata: “Kami tidak bisa memenuhi itu.” Isa menjawab: “Maka katakanlah  hal-hal baik saja.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah  bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab  al-Lisan, 46.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma  al-Khalida;
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:107;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 172.
126/303: Isa  berkata: “Barang siapa banyak berbohong, dia akan kehilangan  kerupawanannya; barangsiapa yang selalu bertengkar, dia akan kehilangan  rasa hormatnya; barangsiapa banyak berkeluh kesah, dia akan sakit; dan  orang yang bersifat dengki, dia menyiksa dirinya sendiri.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab  al-Lisan, 133.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:114;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 160;
- (Abu al-Husain) Warram bin Abi  Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:  Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat  al-Nawazir, 2:176 [variasinya].
127/303: Isa dan  kaum hawariyyun melewati sebuah bangkai anjing. Kaum hawariyyun berkata:  “Busuk sekali baunya [bangkai ini]!” Isa berkata: “Putih sekali giginya  [anjing ini]!” Isa berkata demikian untuk memberi pelajaran  terlarangnya berbicara jelek tentang orang lain. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab al-Lisan,  297.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:140;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan)  Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 170;
- (Abu al-Husain) Warram bin Abi  Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:  Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat  al-Nawazir, 1:117.
128/303: Seekor  babi melewati Isa. Isa berkata kepadanya: “Pergilah dalam damai.” Orang  bertanya: “Ruhullah, bagaimana mungkin engkau berkata begitu kepada  seekor babi?” Isa menjawab: “Aku tidak suka membiasakan keburukan kepada  lidahku.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab al-Lisan,  308.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:116;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 170.
129/303: Isa  berkata kepada para pengikutnya: “Apa yang akan kalian lakukan  seandainya kalian menjumpai seorang yang sedang tidur, yang bajunya  terbawa angin?” Mereka menjawab: “Kami akan menutupi badannya.” Isa  berkata: “Tidak, kalian [sebenarnya] akan menelanjangi sisanya.” Dengan  cara ini Isa membuat sebuah perumpamaan tentang manusia yang mendengar  kabar buruk tentang seseorang, kemudian menambah-nambahkannya, dan  [akhirnya] menyebarkan kabar yang lebih buruk lagi. Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah  bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab  al-Lisan, 645.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  2:175;
- (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif,  4:48;
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 165.
130/303: Isa  berkata: “Termasuk salah satu dosa besar adalah apabila seorang hamba  Allah bersumpah dengan berkata ‘Allah mengetahuinya,’ dan Allah  mengetahui bahwa itu tidak benar.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H), Kitab al-Samt wa Adab  al-Lisan, 727.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 6:125 [dengan sedikit variasi];
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:138.
131/303: Orang meminta sebuah petunjuk yang  utama kepada Isa. Dia menjawab: “Kalau engkau harus berhadapan dengan  dua hal, di mana yang satu menyangkut dirimu, dan yang lainnya  menyangkut Allah, maka uruslah dahulu hal yang bersangkutan dengan  Allah.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu ‘Abdallah Muhammad bin ‘Ali)  Al-Hakim al-Tirmidzi (… - 285 H), Al-Shalat wa Maqasidiha.
132/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata: “Ada tiga macam jenis ulama: (i) ulama yang mengenal  Allah dan perintah-perintahNya, (ii) ulama yang mengenal Allah tapi  tidak mengenal perintah-perintahNya, (iii) dan ulama yang mengenal  perintah-perintah Allah, tapi tidak mengenalNya.” Catatan:
Tarif Khalidi mengutip ucapan di atas dari karya Asín y Palacios  “Logia et agrapha domini Jesu apud moslemicos scriptore, asceticos  praesertum, usitata”, dan menyebutkan bahwa Asín menukilnya dari tulisan  Imam Tirmidzi. Tarif Khalidi tidak menyebut langsung karya Imam  Tirmidzi yang menjadi sumber acuan, tapi mempersilakan para pembaca  bukunya untuk memeriksanya sendiri di karya Asin.
133/303: Isa  berkata: “Sebarkanlah sesuatu yang tidak bisa dimusnahkan api.” “Apakah  itu,” orang meminta tahu dari dia. “Amal shalih,” jawab Isa. Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar tata bahasa Arab dan  penulis tentang adab (Abu al-’Abbas Muhammad bin Yazid) Al-Mubarrad (… -  285 H), Al-Fadil.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:240.
134/303: Diriwayatkan  bahwa Almasih senantiasa berkata: “Jika kalian membutuhkan orang lain,  makanlah secukupnya dan bersikaplah tidak berlebih-lebihan.” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh pakar tata bahasa Arab dan penulis  tentang adab (Abu al-’Abbas Muhammad bin Yazid) Al-Mubarrad (… - 285 H),  Al-Kamil, 1:210.
135/303: Isa  senantiasa berkelana ke mana-mana dan tidak pernah menetap di sebuah  rumah ataupun desa. Pakaiannya terdiri dari secarik kain dari bulu-bulu  kasar atau bulu unta, dan dua baju yang tidak terbuat dari bulu-bulu. Di  tangannya terdapat sebuah tongkat. Jika malam tiba sinar bulan adalah  lenteranya, kegelapan malam adalah bayangannya, bumi adalah kasurnya,  batu adalah bantalnya, tumbuh-tumbuhan padang adalah makanannya.  Terkadang dia tidak makan dan minum berhari-hari. Dalam suasana genting  dia senang, dalam suasana tenang dia gundah. Keterangan:
Penampilan dan kebiasaan Isa as. di atas diriwayatkan oleh penulis  kisah para nabi (’Umara bin Watsima al-Farisi) Abu Rifa’a al-Fasawi (… -  289 H), Kitab bad’ al-Khalq.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 120 [variasinya].
136/303: Isa  berkata kepada kaum hawariyyun: “Kalian tidak akan memperoleh rahmat  Allah sebelum kalian dengan gembira mengenakan suf [1], dengan gembira  memakan gandum, dan dengan gembira menjadikan tanah sebagai tempat tidur  kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh penulis kisah para nabi (’Umara bin  Watsima al-Farisi) Abu Rifa’a al-Fasawi (… - 289 H), Kitab bad’  al-Khalq.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 5:92.
Catatan kaki:
[1] “Suf” adalah kain wol kasar yang biasa dikenakan kaum “suf”i.
137/303: “Siapakah  gurumu?” tanya orang kepada Isa. “Tak seorang pun,” jawab Isa. “Aku  [sekedar] melihat bahaya dari ketidaktahuan dan menjauhinya.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh penulis adab (Ahmad bin Muhammad  al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H), Al-’Iqd al-Farid, 2:442.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu al-Hasan  ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya  wa al-Din, 210;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 3:63.
138/303: Termasuk  ke dalam wahyu Allah kepada Isa di Injil adalah hal sbb.: “Kami memenuhi  kalian dengan kerinduan, tetapi kalian tidak mempunyai kerinduan. Kami  bersedih atas kalian, tetapi kalian tidak menangis. Hai manusia di usia  limapuluhan, apa yang telah kau berikan, apa yang kau simpan? Hai  manusia di usia enampuluhan, saat panenmu telah dekat! Hai manusia di  usia tujuhpuluhan, ayo berangkat ke perhitungan!” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh penulis adab (Ahmad bin Muhammad  al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H), Al-’Iqd al-Farid, 3:145.
139/303: Isa  berkata tentang air: “Itu adalah ayahku.” Dan ia berkata tentang roti:  “Itu adalah ibuku.” Maksud dia, air dan roti memberi makan kepada tubuh  laksana yang dilakukan orang tua. Keterangan:
Hal di atas ditulis oleh penulis adab (Ahmad bin Muhammad  al-Qurthubi) Ibn ‘Abd Rabbihi (… - 328 H), Al-’Iqd al-Farid, 6:290.
Rujukan silang atas hal di atas:
- (Abu  al-Hasan ‘Ali bin Isma’il al-Andalusi) Ibn Sida (… - 458 H),  Kitab  al-Mukhassas, 13-173-174.
Catatan:
Tarif Khalidi memberi komentar bahwa tulisan Ibn ‘Abd Rabbihi di atas  mungkin ada hubungannya dengan polemik berkenaan dengan keyakinan umat  Kristen akan perwujudan “roti dan anggur” sebagai “daging dan darah  Yesus”.
140/303: Isa  berkata: “Orang jahat itu menular; barang siapa bersekutu dengan  kejahatan, akan terjerat dalam resiko untuk membunuh. Karenanya  perhatikanlah dengan siapa kalian bersekutu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dan ulama dari kaum  Syiah (Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub) Al-Kulaini (… - 329 H), Al-Ushul  min al-Kafi, 2:640.
141/303: Diriwayatkan bahwa Almasih berkata:  “Barangsiapa diantara penghormat Allah dihormati oleh Allah, maka dia  dihormati oleh seluruh makhluq.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sejarah dari Andalusia yang  kemungkinan besar keturunan Gothic Nasrani (Abu Bakr Muhammad bin ‘Umar  al-Qurthubi) Ibn al-Qutiyya (… - 367 H), Tarikh Iftitah al-Andalus.
142/303: Di dalam  Injil tertulis: “Ya Bani Adam, ingatlah padaKu di saat engkau sedang  marah, maka Aku akan ingat padamu di saat Aku marah. Merasa cukuplah  dengan rezeki yang Aku berikan kepadamu, karena rezeki itu lebih baik  daripada yang kau berikan sendiri kepadamu.” Keterangan:
Kalimat di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:
- Sebenarnya  kalimat di atas tidak termasuk kategori “Jesus’ saying”   ataupun “story”, melainkan –tanpa melihat aspek  keshahihannya– hadits  qudsi.
- Dalam injil yang empat tidak  terdapat kalimat di atas.
143/303: Isa  berkata kepada Bani Israil: “Hukumlah seorang penjahat tidak dengan  kejahatan, karena ini akan mebuat amal kalian mejadi hilang di dalam  pandangan Allah.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
144/303: Di zaman  Isa ada seorang lelaki yang karena kekikirannya mendapat julukan Mal’un  [=yang terkutuk]. Pada suatu hari datang seorang laki-laki, yang akan  pergi berperang, menemui Mal’un dan berkata: “Mal’un, kalau engkau  memberiku beberapa senjata yang bisa menolongku dalam pertempuran, kamu  akan selamat dari api neraka.” Tetapi Mal’un menolaknya dan tidak mau  memberikan apapun. Ketika lelaki itu pergi, Mal’un menyesali  keputusannya dan memanggil si lelaki itu kembali untuk diberikannya  sebuah pedang. Ketika si lelaki itu pulang ke rumahnya dia bertemu Isa  yang didampingi seorang saleh, yang tujuh puluh tahun lamanya  mengagungkan Allah. “Dari mana kamu mendapat pedang ini?” tanya Isa. Si  lelaki menjawab: “Mal’un memberikannya kepadaku.” Isa senang mendengar  kemurahan hati Mal’un. Ketika di kali berikutnya Isa dan si orang saleh  lewat, Mal’un yang duduk di depan pintu rumahnya, berkata kepada dirinya  sendiri: “Aku akan pergi dan menemui Isa serta si orang saleh ini.”  Ketika dia melakukan ini si orang saleh berkata: “Aku akan menghindar  dari Mal’un, sebelum dia membakarku dengan apinya.” Maka Allah  mewahyukan kepada Isa: “Katakan kepada hambaku yang berdosa ini  [Mal'un]: ‘Aku mengampuni engkau karena kemurahan hatimu, yang dengannya  engkau memberikan pedang, dan karena kecintaanmu kepada Isa; dan  katakan kepada si orang saleh, bahwa Mal’un akan menjadi temannya di  surga.” Si orang saleh berkata: “Allah adalah saksiku, aku tidak mau  berada di surga bersama Mal’un, dan aku tidak perlu seorang teman  seperti dia!” Allah Yang Mahakuasa berfirman melalui Isa: “Engkau tidak  puas dengan keputusanKu, dan engkau telah berkata buruk tentang hambaKu.  Karenanya Aku akan melihat engkau dihukum di neraka. Aku telah menukar  tempat kalian: tempatmu di surga untuk hambaKu [Mal'un] dan tempatnya di  neraka untukmu.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Ahmad bin  ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’  wa Tabaqat al-Asfiya, 8:147 [variasinya];
- (Abu al-Qasim) Al-Qusyairi (… -  465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil ‘Ilm al-Tasawwuf [variasinya];
- (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din, 4:150 [variasinya];
- (Abu Muhammad ‘Abdallah bin  Ahmad) Ibn Qudama al-Maqdisi (… - 620  H), Kitab al-Tawwabin.
145/303: Isa  memasuki sebuah desa, tempat seorang penghalus kain tinggal. Para  penduduk desa berkata kepada Isa: “Tukang penghalus kain ini merusak  baju-baju kami dan menutup-nutupinya. Mintakanlah kepada Allah agar dia  tidak kembali kepada kami beserta buntelannya.” Isa berdoa: “Ya Allah,  jangan biarkan dia kembali bersama buntelannya.” Ketika si penghalus  kain –yang membawa tiga potong roti– sedang mengerjakan pekerjaannya,  mendekatlah seorang wali yang mengagungkan Allah di gunung-gunung. Si  wali menyapa si tukang dan berkata: “Punyakah engkau sepotong roti yang  bisa kumakan, atau [paling tidak] tunjukkanlah sepotong roti sehingga  aku bisa melihat dan mencium baunya. Aku sudah sejak sekian lama tidak  memakan roti.” Si tukang memberikannya sepotong roti. Si wali berkata:  “Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan membersihkan hatimu.” Si tukang  memberikannya roti kedua; si wali pun berkata: “Semoga Allah mengampuni  dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.” Ketika si tukang  memberikan roti ketiganya, si wali berkata: “Semoga Allah mendirikan  sebuah rumah untukmu di surga.” Malam itu juga si tukang kembali [ke  desanya] dengan aman; para penduduk desa berkata: “Ya Isa, si tukang  penghalus kain telah kembali.” Maka Isa memanggilnya: “Katakan kepadaku  apa yang telah engkau lakukan hari ini!” Si tukang menjawab: “Seorang  wali yang berkelana di pegunungan ini mendekatiku. Dia memintaku  memberikan makanan, maka aku beri dia tiga potong roti, dan untuk setiap  roti yang aku berikan, dia berdoa untukku.” Isa berkata: “Berikan  kepadaku buntelanmu, agar aku bisa melihat isinya!” Si tukang memberikan  buntelannya kepada Isa yang kemudian membukanya; dan Isaa menemukan di  dalamnya seekor ular hitam yang dirantai. Isa berseru: “Ya hitam!” [di  sini terjemahannya tidak begitu pasti, mungkin juga seharusnya "Ya  ular!"] Sang ular menjawab: “Aku siap ya Nabiyullah!” “Apakah engkau  tidak dikirim ke tukang ini [untuk menggodanya?]?” tanya Isa. “Ya,”  jawab sang ular, “tetapi seorang wali yang berkelana di pegunungan ini  datang kepadanya dan meminta makanan. Untuk setiap roti yang  diberikannya dia berdoa untuknya, sementara di sampingnya berdiri satu  malaikat yang berkata ‘Amin!’ Maka Allah Yang Mahaperkasa mengutus satu  malaikat [lain] untuk merantaiku.” Isa berkata: “Hai tukang, pergilah  kembali ke pekerjaanmu. Allah telah memaafkanmu, karena Dia memuji  kemurahanmu.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:
Menurut Tarif Khalidi pada zaman dahulu di Timur Tengah pekerjaan  penghalus kain tidak disukai orang karena sering dicurigai banyak  mengandung unsur penipuan.
146/303: Kalau  kalian ingin berpuasa seperti Isa, [ketahuilah bahwa] Isa berpuasa  setiap hari dan tidak makan apapun selain gandum. Dia senantiasa  mengenakan [pakaian dari] bulu kasar; dan apabila malam tiba, berdiamlah  dia [di situ juga] untuk berdoa hingga fajar tiba. Dia tidak pernah  meninggalkan sebuah tempat tanpa sebelumnya shalat dua rakaat. Jika  kalian ingin berpuasa seperti ibunya, [Maryam] sang perawan, [maka  ketahuilah bahwa] dia senantiasa berpuasa dua hari dan berbuka dua hari  berikutnya. Keterangan:
Ajaran di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
147/303: Di dalam  Injil tertulis: “Barang siapa menebar keburukan, dia akan menuainya  juga.” Keterangan:
Hal di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:
Di dalam injil yang empat tidak terdapat kalimat di atas; tetapi yang  bunyinya mirip bisa ditemui di Ayyub 4:8.
148/303: Di dalam  kitab-kitab Injil tertulis: “Ya Bani Adam, Allah akan bermurah hati  kepadamu sebagaimana engkau bermurah hati. Bagaimana engkau mengharapkan  kemurahhatian Allah, sementara engkau tidak bermurah hati kepada  hamba-hambamu?” Keterangan:
Hal di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:
Bandingkan Lukas 6:36.
149/303: Isa  berkata: “Apa gunanya bagi seorang buta sebuah lampu yang dengannya  hanya orang lain bisa melihat? Dan apa gunanya bagi sebuah rumah yang  gelap sebuah lampu yang dipasang di atas atap? Dan apa gunanya bagimu  banyak berbicara indah tetapi kamu tidak mengamalkannya?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
150/303: Isa  melewati sebuah desa di dekat sebuah gunung yang dari sana terdengar  suara tangisan dan ratapan. Isa bertanya kepada penduduk desa: “Tangisan  dan ratapan apa dari gunung ini?” Mereka menjawab: “Sejak kami tinggal  di desa ini kami sudah mendengar tangisan dan ratapan ini.” Isa berkata:  “Ya Allah, izinkalah gunung ini berbicara kepadaku.” Allah membuat  gunung itu berbicara, dan gunung itu berkata: “Apa yang kau inginkan  dariku Isa?” “Katakan kepadaku mengapa kau menangis?,” pinta Isa. Gunung  itu menjawab: “Aku adalah gunung yang dulu digunakan orang sebagai  bahan pembuat berhala untuk disembah selain Allah. Aku takut Allah akan  melemparkanku ke api neraka, karena aku mendengar Allah berfirman: ‘Dan  hati-hatilah jangan sampai kalian masuk ke api neraka yang bahan  bakarnya manusia dan batu.’” Allah mewahyukan kepada Isa untuk dikatakan  kepada gunung itu: “Hiduplah dengan damai, karena Aku telah  melindungimu dari neraka.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H),  Siraj  al-Muluk.
Catatan:
Bandingkan pula QS Al-Baqarah 24 “… peliharalah dirimu dari neraka  yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang  kafir.”
151/303: Isa berkata: “Orang jangan memikirkan  mengapa orang yang terkutuk dikutuk, tetapi [pikirkanlah] mengapa orang  yang diselamatkan selamat.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin  Muhammad) Al-Samarqandi (… - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
152/303: Isa  datang ke sebuah kota ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan  saling berteriak. “Ada apa dengan kalian?” tanya Isa. “Ya Nabiyullah,”  kata si lelaki, “dia adalah isteriku. Dia seorang isteri yang baik dan  rajin, tetapi saya ingin bercerai darinya.” “Katakan kepadaku  sesungguhnya apa yang terjadi dengan isterimu,” pinta Isa kepadanya.  “Muka dia sudah aus meski dia belum tua,” jawab si lelaki. Isa berbalik  kepada si perempuan dan berkata kepadanya: “Hey perempuan, inginkah kau  mendapatkan kembali wajahmu yang mulus?” “Ya,” jawab si perempuan.  “Kalau kau makan,” jawab Isa, “janganlah sampai berlebihan, karena  apabila makanan menumpuk berlebihan di perut, maka hilanglah kemulusan  di wajahmu.” Perempuan itu melaksanakan apa yang diperintahkan Isa, dan  mukanya halus kembali. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama Syi’ah (Abu Ja’far Muhammad bin  ‘Ali) Ibn Babuya al-Qummi (… - 381 H), ‘Ilal al-Syara’i’, 2:184.
Catatan:
Setelah ini masih ada 2 kisah lain tentang Isa as. dari Ibn Babuya  al-Qummi yang juga menceritakan peran Isa sebagai ahli pengobatan.
153/303: Isa  datang ke sebuah kota yang pepohonan buah-buahannya dilanda hama ulat.  Penduduk kota itu mengeluh tentang wabah ini, dan Isa pun berkata:  “Obatnya ada di tangan kalian, tetapi kalian tidak mengenalinya. Kalian  adalah kaum yang apabila menanam pohon menaburkan dulu tanah, kemudian  menyiramnya. Harusnya tidak begitu. Seharusnya kalian menyirami dulu  akar pohon-pohon ini baru kemudian menaburkan tanah di atasnya agar ulat  tidak memasuki akar.” Penduduk kota kemudian mulai itu melakukan apa  yang diajarkan Isa, dan wabah itu kemudian berakhir. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama Syi’ah (Abu Ja’far Muhammad bin  ‘Ali) Ibn Babuya al-Qummi (… - 381 H), ‘Ilal al-Syara’i’, 2:261.
154/303: Isa  datang ke sebuah kota yang penduduknya dilanda muka menguning dan mata  membiru. Mereka memaggil Isa dan mengeluhkan penyakit ini. Isa pun  berkata: “Obatnya ada di tangan kalian. Apabila kalian makan daging,  kalian memasaknya tanpa mencucinya terlebih dahulu. Tidak ada sesuatupun  yang datang ke dunia ini tanpa kotoran.” Setelah itu penduduk kota itu  mencuci daging [sebelum mereka memasaknya], dan penderitaan mereka pun  berakhir. Di dalam kesempatan lain Isa datang ke sebuah kota yang  penduduknya menderita keompongan dan benjolan-benjolan di muka. Mereka  mengeluhkan ini kepada Isa, dan Is apun berkata: “Kalian tidur dengan  mulut yang tertutup. Udara di perut kalian naik ke mulut tetapi tidak  menemukan jalan keluar, dan karenanya memasuki akar gigi dan merusak  muka kalian. Bukalah mulut kalian jika kalina tidur, dan biasakanlah  ini.” Mereka mengerjakan ini, dan penderitaan mereka pun berakhir. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama Syi’ah (Abu Ja’far Muhammad bin  ‘Ali) Ibn Babuya al-Qummi (… - 381 H), ‘Ilal al-Syara’i’, 2:262.
155/303: Isa  berkata: “Orang yang murah hati di dunia ini akan mendapat ampunan di  dunia nanti.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh filsuf (Abu al-Hasan Muhammad bin  Yusuf al-Naisaburi) Al-’Amiri (… - 381 H), Al-Sa’ada wa al-Is’ad.
156/303: Isa  senantiasa berkata kepada dunia: “Pergilah dariku, babi!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:244.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 2:147 [yang menyebut perkataan di  atas  sebagai ucapan seorang sufi anonym di masa lampau].
157/303: Isa  berkata: “Tidak ada seorang pun di antara kalian yang bisa mencapai  keimanan yang sesungguhnya selama kalian berkeinginan untuk dipuji dalam  beribadat pada Allah Yang Mahakuasa, dan selama kalian berkeinginan  untuk ikut menikmati harta dunia ini.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:256.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  4:370;
- (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Minhaj  al-’Abidin.
158/303: Termasuk  ke dalam firman Allah kepada Isa adalah sbb.: “Ya Bani Adam, menangislah  sepanjang hidupmu seperti menangisnya orang yang telah meninggalkan  dunia ini dan keinginannya telah diangkat ke hadhirat Allah. Merasa  puaslah dengan hal-hal secukupnya di dunia ini; temukanlah kepuasan  dalam hal-hal yang keras dan kasar. Sesungguhnya Aku katakan kepadamu,  engkau tidak lebih berharga daripada hari dan saatmu; dan apa yang  engkau ambil dari dunia ini, dan apa yang engkau keluarkan, semuanya  akan dicatat. Berlakulah dengan benar, karena engkau akan dimintai  pertanggungjawaban. Seandainya kamu tahu apa yang Aku janjikan kepada  orang yang adil, engkau pasti akan menyerahkan nyawamu kepadaKu.” Keterangan:
Hadits qudis di atas diriwayatkan oleh (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub fi Mu’alamat al-Mahbub, 1:256.
159/303: Isa  berkata: “Orang yang mencintai Allah, cinta juga kesusahan.” Dan  diriwayatkan dari Isa, bahwa dia berjumpa dengan sekelompok pemuja Allah  yang karena pemujaannya menjadi kurus kerontang laksana pembuluh air  yang mengering. “Siapakah kalian?” tanya Isa. “Kami pemuja Allah,” jawab  mereka. “Mengapa kalian memuja Allah?” tanya Isa. Mereka menjawab:  “Allah mengabarkan menakutkannya neraka, dan kami takut.” Isa mengatakan  kepada mereka: “Allah berkewajiban untuk menyelamatkan kalian dari apa  yang kalian takutkan.” Isa melanjutkan perjalanannya dan bertemu  kelompok lain yang lebih giat lagi dalam pemujaan pada Allah. “Mengapa  kalian memuja Allah?” tanya Isa. Mereka menjawab: “Allah memberikan  kerinduan atas surga dan atas apa yang Ia siapkan untuk  sahabat-sahabatNya di sana. Itulah yang kami harapkan.” Isa berkata  kepada mereka: “Allah wajib memberikan kepada kalian apa yang kalian  harapkan.” Isa pergi lagi dan bertemu dengan kelompok lain yang juga  memuja Allah, dan ia bertanya: “Siapakah kalian?” Mereka menjawab: “Kami  mencintai Allah. Kami memujaNya bukan karena takut atas neraka atau  rindu atas surga, melainkan karena kecintaan kami padaNya dan  keagunganNya.” [Isa berkata:] “Kalian benar-benar sahabat Allah, dan aku  seharusnya hidup bersama kalian.” Dan Isa pun hidup di antara mereka.  Dalam riwayat lain dikabarkan bahwa Isa berkata kepada kedua kelompok  pertama: “Apa yang kalian takutkan adalah ciptaan Allah, dan apa yang  kalian inginkan adalah ciptaan Allah.” Dan kepada kelompok ketiga Isa  berkata: “Kalian benar-benar kaum yang paling dekat dengan Allah.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Muhammad bin ‘Ali) Abu Thalib  al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub fi Mu’alamat al-Mahbub, 2:56.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  4:288.
Catatan:
Bandingkan pandangan Rabi’a al-’Adawiya (.. - 185 H) tentang surga  dan neraka dengan sikap kelompok ketiga di atas.
160/303: Isa  memberikan nasihat kepada kaum hawariyyun: “Jika kalian mengamalkan apa  yang aku amalkan dan ajarkan, maka kalian esok akan berada di kerajaan  surga bersamaku, serta tinggal bersama Bapakku dan bapak-bapak kalian,  dan juga menyaksikan malaikat-malaikatNya di sekeliling ‘arsy-Nya memuja  dan menyembahNya. Di sana kalian akan bersenang-senang tanpa [harus]  makan dan minum.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh Ikhwan al-Safa’ (sebuah kelompok di  penghujung abad ke-4 H), Rasa’il Ikhwan al-Safa’ wa Khillan al-Wafa’,  3:91-92.
Catatan:
Ikhwan al-Safa’ adalah nama grup dari sekelompok filsuf dan  cendekiawan di penghujung abad ke-4 H, yang mengumpulkan  pandangan-pandangan mereka atas persoalan filsafat, agama, etika dan  ilmu pengetahuan dalam sebuah ensiklopedia berjudul “Rasa’il Ikhwan  al-Safa’ wa Khillan al-Wafa’”.
161/303: Suatu hari Isa bertemu dengan beberapa  tukang penghalus kain di pinggiran kota. Isa menghampiri mereka dan  berkata: “Bila kalian telah mencuci, membersihkan, dan menghaluskan  baju-baju ini, akankah kalian mengizinkan pemiliknya memakainya dengan  badan mereka yang terkotori oleh darah, air seni, tinja, dan noda?”  “Tidak,” jawab mereka, “karena yang melakukan itu pasti tidak tahu  malu.” “Kalian sendiri telah melakukannya,” kata Isa. “Bagaimana?” tanya  mereka. “Karena kalian membersihkan jasmani kalian, menghaluskan baju  kalian dan memakainya, sementara rohani kalian dikotori oleh  ketidakadilan, dan dipenuhi oleh kotoran-kotoran dari kebodohan dan  kebutaan, kebisuan dan kejahatan, kedengkian dan kebencian, kelicikan  dan penipuan, keirian dan ketamakan, dendam, curiga, dan nafsu yang  membawa ke kenistaan. Kalian ini tak berarti dan merupakan hamba-hamba  yang memalukan [di sini terjemahannya tidak begitu pasti], dan kalian  tidak akan mendapat pertangguhan kecuali di dalam kematian dan di  kuburan.” Para tukang itu berkata: “Apa yang harus kami lakukan?  Bagaimana kami bisa mencari nafkah hidup kami selain ini?” Isa berkata:  “Mengapa kalian tidak mengharapkan kerajaan surga, yang di dalamnya  tidak ada kematian dan ketuaan, sakit dan penyakit, lapar dan dahaga,  ketakutan dan kesedihan, kemiskinan dan kebutuhan, kelemahan dan  kesusahpayahan, duka cita dan dengki di antara penghuninya, kebencian  dan kesombongan serta kebohongan. Para penghuninya justru saling  bersaudara yang duduk di dipan-dipan berhadap-hadapan, bahagia dan  riang, senang dan berkecukupan, menikmati ampunan dan keridhaan serta  kesenangan dan kebahagiaan. Mereka juga berjalan-jalan di  lapisan-lapisan langit dan alam semesta serta mengamati barisan malaikat  di sekeliling ‘arsy-Nya, yang melantunkan puji-pujian untuk Tuhan  mereka dalam nada dan irama yang tidak pernah didengar oleh manusia dan  jin. Dan kalian akan hidup abadi bersama mereka. Kalian tidak akan  pernah tua atau mati, tidak akan sakit, merasa khawatir atau bersedih  hati.”
Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh Ikhwan al-Safa’ (sebuah kelompok  di penghujung abad ke-4 H), Rasa’il Ikhwan al-Safa’ wa Khillan  al-Wafa’, 4:95-96.
Catatan:
Sebagaimana catatan di “Jesus’ Sayings and Stories in Islamic  Literature” nomer 145,  perlu diingat di sini bahwa pekerjaan penghalus kain pada zaman dulu  tidak begitu dihormati dan disukai di wilayah Timur Tengah karena banyak  dicurigai mengandung unsur penipuan. 162/303: Almasih  senantiasa berkata kepada para muridnya: “Aku datang kepada kalian dari  Bapakku dan bapak-bapak kalian untuk mengangkat kalian dari kematian  ketidaktahuan, untuk menyembuhkan kalian dari penyakit dosa, mengobati  kalian dari penyakit keyakinan sesat, adab yang buruk, dan amalan yang  jahat, agar jiwa kalian dibersihkan dan hidup di dalam ruh hikmah, serta  agar kalian diangkat ke Bapakku dan bapak-bapak kalian. Di sana kalian  akan menjalani kehidupan yang bahagia dan terbebas dari penjara dunia  ini dan sakitnya alam ciptaan serta kesengsaraan, yang merupakan tempat  tinggalnya para penjahat, kezhaliman iblis, dan kekuasaan setan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh Ikhwan al-Safa’ (sebuah kelompok di  penghujung abad ke-4 H), Rasa’il Ikhwan al-Safa’ wa Khillan al-Wafa’,  4:172.
163/303: Ketika  Isa pada suatu waktu bertemu dengan para muridnya secara mendadak, dia  melihat mereka sedang tertawa. Isa berkata: “Barangsiapa yang bertakwa,  tidak tertawa.” Para muridnya menjawab: “Ruhullah, kami hanya bercanda.”  Isa menukas: “Ruh yang sehat tidak bercanda.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 1:21.
164/303: Almasih  berkata: “Ya hawariyyun, karena kalianlah aku meletakkan dunia ini  mendatar di atas perutnya, dan menempatkan kalian di atas punggungnya.  Hanya ada dua kelompok yang berlomba-lomba melawan kalian di dalam  mencari kekuasaan dunia: para raja, dan setan. Mengenai setan, carilah  bantuan dalam melawannya dengan kesabaran dan doa. Mengenai para raja,  berikanlah dunia mereka untuk mereka, maka mereka akan memberikan kalian  dunia yang lain.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 1:23.
Rujuka silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 142.
165/303: Isa  berkata: “Jika seandainya Allah tidak berkuasa untuk menetapkan bahwa  orang-orang yang berdosa kepadaNya harus mendapat siksaan, maka tetap  sudah sepantasnya apabila orang tidak melawanNya sebagai rasa syukur  atas kasih sayangNya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 2:423.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya, 3:78 [di sini ucapan diatasnamakan  pada  "seorang bijak"];
- (Abu Sa’d Mansur bin al-Husain)  Al-Abi (… - 421 H), Natsr al-Durr,  7:28.
166/303: Isa  berkata: “Suatu peristiwa mengerikan akan menggulung kalian di suatu  saat yang tak terduga. Apa yang menghalangi kalian untuk bersiap-siap  sebelum peristiwa ini tiba-tiba datang?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 3/1:181.
Catatan:
Peristiwa yang dimaksud tampaknya adalah datangnya hari kiamat.
167/303: Isa  berkata: “Jadilah tamu di dunia ini, dan jadikan mesjid sebagai  rumahmu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 3/2:440.
168/303: Isa  berkata: “Tiap orang yang teraniaya akan dibalaskan dendamnya di hari  akhir, kecuali oramg yang teraniaya dunia, [karena justru] dunia akan  membalas dendam padanya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 7:147.
Catatan:
Menurut Tarif Khalidi yang dimaksud dengan “teraniaya dunia” adalah  “terjerat oleh godaan dunia”.
169/303: Isa  berdakwah kepada Bani Israil. Mereka menangis dan mulai merobek-robek  baju mereka [1]. Isa berkata: “Kesalahan apa yang telah dilakukan baju  kalian? Lebih baik alihkan perhatian kalian ke hati kalian dan berikan  kecaman kalian kepadanya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Al-Basa’ir wa al-Dhakha, 7:226.
Catatan kaki:
[1] Merobek-robek baju adalah kebiasaan bangsa Yahudi dulu apabila  sedang sedih dan/atau dilanda amarah.
170/303: Isa  berkata kepada kaum hawariyyun: “Rasa kasih sayang satu sama lain adalah  ciri, yang harus kalian perhatikan, bahwa kalian mengikuti [ajaran-]  aku.” Dan Isa berkata kepada kaum hawariyyun: “Kalian harus mencintai  Allah dengan segenap hati kalian, dan mencintai sesama seperti kalian  mencintai diri sendiri.” Orang bertanya kepada Isa: “Perlihatkanlah  kepada kami ya Ruhullah, apa perbedaan dari kedua jenis cinta ini, agar  kami bisa dengan terang mempersiapkannya.” Isa menjawab: “Kalian  mencintai seorang teman demi kalian sendiri, dan kalian mencintai Allah  demi jiwa kalian sendiri. Bila kalian peduli pada teman kalian, maka itu  kalian lakukan demi kalian sendiri; tetapi bila kalian menyerahkan jiwa  kalian, itu kalian lakukan demi Allah.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Ali bin Muhammad al-Baghdadi) Abu  Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Risala fi al-Shadaqa wa al-Shadiq.
171/303: Isa berkata: “Bersikap sederhanalah di  dalam pikiran kalian yang paling dalam dalam menghadapi Allah Yang  Mahakuasa, sebagaimana juga di dalam tingkah laku lahiriah kalian.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi Abu Sa’d al-Kharkusyi (… -  406 H) dalam sebuah manuskrip yang tidak pernah dipublikasikan.
172/303: Isa  berkata: “Perbandingan tentang dunia kini dan dunia nanti adalah seperti  seorang laki-laki yang beristeri dua: jika yang satu gembira, yang lain  menjadi murung.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi Abu Sa’d al-Kharkusyi (… -  406 H) dalam sebuah manuskrip yang tidak pernah dipublikasikan.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:18;
- (Abu Bakr ‘Abdallah bin  Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at Rasa’il Ibn Abi  al-Dunya, 2:65 [di sini ucapan di atas  dinisbatkan kepada Wahb ibn  Munabbih].
173/303: Isa  berkata: “Ada tiga perkara yang bisa menjatuhkan manusia: kurangnya rasa  syukur atas rezeki dari Allah Yang Mahakuasa, ketakutan atas [sembahan]  yang lain selain Allah, dan menggantungkan harapan pada makhluk.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi Abu Sa’d al-Kharkusyi (… -  406 H) dalam sebuah manuskrip yang tidak pernah dipublikasikan.
174/303: Isa  melihat seorang yang sedang menderita, dan karena dia merasa kasihan  pada orang ini Isa berdoa: “Ya Allah, aku memohon kepadaMu, bebaskanlah  dia.” Allah berfirman kepada Isa: “Bagaimana Aku bisa membebaskan dia  dari sesuatu yang dengannya Aku membebaskannya.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi Abu Sa’d al-Kharkusyi (… -  406 H) dalam sebuah manuskrip yang tidak pernah dipublikasikan.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  al-Qasim) Al-Qusyairi (… - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil  ‘Ilm al-Tasawwuf [disini dinisbatkan kepada "seorang Nabi"].
175/303: Almasih  ditanya: “Mengapa orang tua lebih bergantung pada dunia daripada orang  muda?” Dia menjawab: “Karena mereka telah mencicipi dunia ini, sementara  yang muda belum.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab (Abu al-Qasim al-Husain  bin Muhammad) Al-Raghib al-Isfahani (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Muhadarat  al-Udaba’, 1:525.
176/303: Almasih  berkata: “Daging memakan daging? Sesuatu yang memuakkan!” Keterangan:
Ucapan pro vegetarianisme di atas diriwayatkan oleh pakar adab (Abu  al-Qasim al-Husain bin Muhammad) Al-Raghib al-Isfahani (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H),  Muhadarat al-Udaba’, 1:610.
177/303: Isa  berdoa: “Ya Allah, siapakah yang paling mulia di antara manusia?” Allah  berfirman: “Dialah orang yang apabila sedang sendiri tahu bahwa Aku  bersamanya, dan dia sangat menghormati keagunganKu sehingga dia tidak  membuatKu menjadi saksi atas dosa-dosanya.” Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh pakar adab (Abu al-Qasim al-Husain  bin Muhammad) Al-Raghib al-Isfahani (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400 H), Muhadarat  al-Udaba’, 2:402.
178/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata ke seorang laki-laki yang [sebenarnya] tidak pantas  menerima ucapan ini: “Semoga Allah melindungimu.” Orang bertanya kepada  Isa: “Mengapa engkau mengatakan itu kepadanya?” Isa menjawab: “Lidah  yang terbiasa berkata baik, akan berbicara begitu ke semua manusia.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh filsuf dan pakar tarikh (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma al-Khalida.
179/303: Almasih  berkata: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah pelan dalam [pemberian]  kasih sayangNya, dia harus berhati-hati! Karena Allah bisa mejadi murka  dan membuatnya mudah mendapatkan jalan menuju harta dunia ini.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh filsuf dan pakar tarikh (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma al-Khalida.
Catatan:
Tarif Khalidi mencantumkan hadits Rasulullah saw. dari Sunan Ibn  Majah (Kitab al-Fitan, 2:1325, nr. 3197) sebagai rujukan. Hadits ini  berbunyi: “Bukannya kejatuhan kalian ke dalam kemiskinan yang aku  takuti, melainkan tertekannya kalian oleh kelimpahruahan dunia.”
180/303: Isa  berkata: “Apakah kalian menginginkan dunia karena [agar bisa melakukan]  amal shalih? Kalian akan lebih shalih apabila kalian melepaskan dunia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh filsuf dan pakar tarikh (Abu ‘Ali  Ahmad bin Muhammad) Miskawaih (… - 421 H), Al-Hikma al-Khalida.
181/303: Kaum hawariyyun bertanya kepada Isa:  “Bagaimana pendapat engkau atas penguasa?” Isa menjawab: “Penguasa itu  menjadi godaan bagi kalian. Jangan biarkan kecintaan kalian pada mereka  membuat kalian berbuat kesalahan terhadap Allah; dan jangan biarkan  kebencian kalian pada mereka membuat kalian membangkang Allah. Apabila  kalian melaksanakan kewajiban kalian pada mereka, kalian akan terhindar  dari kesalahan-kesalahan mereka, dan keimanan kalian tidak akan  ternodai.” 
Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh wazir Daula Syiah Bujiah (Abu  Sa’d Mansur bin al-Husain) Al-Abi (… - 421 H), Natsr al-Durr, 7:33.
182/303: Isa  senantiasa berkata: “Kebanyakan makanan bisa membinasakan ruhani seperti  halnya kebanyakan air membinasakan tanaman.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh wazir Daula Syiah Bujiah (Abu Sa’d  Mansur bin al-Husain) Al-Abi (… - 421 H), Natsr al-Durr, 7:35.
183/303: Isa  berkata kepada para pengikutnya: “Serahkanlah diri kalian kepada  kelaparan dan kehausan, berjalanlah telanjang, dan lemahkanlah diri  kalian sendiri, agar hati kalian bisa mengenal Allah Yang Mahakuasa.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 2:370.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’  ‘Ulum al-Din,  3:79.
184/303: Isa  berkata: “Barangsiapa yang merasa tidak perlu nasihat, akan bertindak  tanpa keberhasilan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 5:237.
185/303: Isa  berkata: “Jika kalian mampu, ikhlaslah seperti burung merpati dalam  menghadapi Allah.” Orang berkata bahwa tidak ada makhluk yang lebih  ikhlas daripada burung merpati. Kalian bisa mencuri anak-anak burung  merpati dari bawah badannya, membunuh anak-anaknya, dan si burung  merpati akan [tetap] kembali ke tempat itu untuk tidur. Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 5:239.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  ‘Utsman ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa   al-Tabyin, 2:242.
Catatan:
Bandingkan Matius 10:16.
186/303: Diriwayatkan  –wallahu ‘alam– bahwa Isa pada suatu hari melewati sebuah lembah yang  bernama Lembah Kebangkitan dan melihat sebuah tengkorak yang sudah  memutih dari sebuah badan yang tulang-tulangnya sudah hancur membusuk.  Isa mengagumi warna putih tengkorak ini. Orang ini mati tujuh puluh dua  tahun sebelumnya. Isa berdoa: “Ya Allah Yang tidak bisa dilihat mata,  Yang tidak bisa dijatuhkan oleh kekacauan, Yang tidak bisa digambarkan  oleh siapapun, aku memohon kepadaMu agar tengkorak ini mengatakan  kepadaku termasuk kaum mana dia.” Allah berfirman: “Ya Isa, berbicaralah  kepada tengkorak ini, dan dia akan menjawab berkat kekuasaanKu, karena  Aku berkuasa atas segala sesuatu.” Isa mengucapkan lafaz yang  diwajibkan, mendekati tengkorak itu dan berkata:  “Bismillahirrahmanirrahim.” Tengkorak itu menjawab dengan lugas: “Ya  Ruhullah, engkau telah menyebut nama yang terbaik dari semua nama.” Isa  berkata: “Aku memohon kepadamu demi Allah Yang Mahakuasa untuk  mengatakan kepadaku di mana keindahan dan kebersihanmu, di mana daging  dan lemakmu, di mana belulang dan nyawamu.” Tengkorak itu menjawab: “Ya  Ruhullah, tanah telah mengubah keindahan dan kebersihanku. Daging dan  lemakku telah dimakan cacing. Belulangku hancur membusuk. Jiwaku hari  ini berada di dalam api neraka di dalam siksaan yang besar.” Isa  berkata: “Aku bertanya kepadamu demi Allah Yang Mahakuasa termasuk kaum  mana engkau ini?” Tengkorak itu menjawab: “Aku termasuk kaum yang  memperoleh azab Allah di dunia ini.” Isa bertanya: “Mengapa azab Allah  menimpa kalian?” Tengkorak itu menjawab: “Ya Ruhullah, Allah mengutus  seorang nabi yang menyampaikan kebenaran kepada kami, tetapi kami  menyebutnya pendusta. Dia memerintahkan kami untuk mematuhi Allah,  tetapi kami tidak mematuhiNya. Maka kemudian Allah mengirimkan hujan dan  petir kepada kami selama tujuh tahun tujuh bulan dan tujuh hari.  Kemudian pada suatu hari turun kepada kami malaikat-malaikat penyiksa.  Tiap malaikat mempunyai dua cambuk, yang satu terbuat dari besi, yang  lainnya dari api. Malaikat-malaikat itu tidak berhenti untuk menarik  nyawaku dari tiap anggota tubuhku dan dari tiap urat nadiku, hingga  nyawaku sampai di tenggorokan. Dan pada saat itu malaikat maut  mengulurkan tangannya mencabut nyawaku.” Isa berkata: “Aku mohon demi  Allah Yang Mahakuasa, gambarkanlah malaikat maut itu!” Tengkorak itu  menjawab: “Ruhullah, malaikat maut mempunyai satu tangan di barat dan  satu lagi di timur. Kepalanya mencapai lapisan langit tertinggi, dan  kakinya mencapai wilayah ketujuh dan terbawah dari bumi. Bumi sendiri  terletak di antara dua lututnya, dan semua makhluk berada di antara  matanya.” Tengkorak itu meneruskan: “Ya Nabiyullah, tidak sampai satu  jam [kemudian] datang dua malaikat hitam pekat menghampiriku. Mereka  berbicara seperti guruh yang menggelegar, dan mata mereka menyambar  laksana petir. Mereka berambut ikal, dan merambah bumi dengan gigi-gigi  taring mereka. Mereka berkata kepadaku: ‘Siapakah tuhanmu? Siapakah  nabimu? Siapakah imammu?’ Ya Ruhullah, aku merasa takut dan berkata:  ‘Aku tidak mempunyai tuhan, nabi, dan imam selain Allah.’ ‘Kamu bohong,’  kata mereka, ‘kamu adalah musuh Allah dan musuhmu sendiri.’ Kemudian  mereka memukulku dengan sebuah tongkat besi dengan keras sekali hingga  aku merasakan bagaimana tulang-tulangku remuk dan daging tubuhku  terpental. Lalu mereka melemparkanku ke dasar neraka dan menyiksaku  sesuai kehendak Allah. Ketika aku berada di dalam keadaan ini datang dua  malaikat pencatat yang menulis semua amal para makhluk dunia ini; dan  mereka berkata kepadaku: ‘Hai musuh Allah, ikutlah kami mengunjungi  tempat penghuni surga.’ Aku pun mengikuti mereka ke pintu surga yang  pertama, dan menyaksikan bahwa surga mempunyai delapan pintu. Surga itu  terbuat dari bebatuan yang sebagiannya adalah emas dan perak. Ubinnya  terdiri dari muska. Rumputnya adalah za’faran. Kerikilnya adalah mutiara  dan rubin. Sungai-sungainya berisi susu, air, dan madu. Penghuninya  adalah remaja-remaja muda seumur yang mempesona dan saleh. Ya Ruhullah,  aku benar-benar terpesona. Kemudian kedua pencatat itu berkata kepadaku:  ‘Hai musuh Allah dan musuhmu sendiri, di kehidupan duniamu kau tidak  beramal saleh untuk bisa menikmati semua ini. Sekarang ikutlah kami  pergi ke tempat penghuni neraka.’ Akupun pergi bersama malaikat pencatat  itu ke pintu neraka pertama, di mana ular-ular dan kalajengking  mendesis-desis; dan akupun bertanya: ‘Disediakan untuk siapakah siksaan  ini?’ ‘Untukmu,’ jawab mereka, ‘dan untuk orang yang memakan harta anak  yatim dengan bathil.’ Aku pergi bersama mereka ke pintu kedua, di mana  para lelaki digantung pada janggut mereka, dan anjing-anjing menjilati  darah dan nanah dari tangan mereka. Aku berkata ke malaikat pencatat:  ‘Disediakan untuk siapakah siksaan ini?’ ‘Untukmu,’ jawab mereka, ‘dan  untuk orang yang meminum khamr dan memakan makanan haram di kehidupan  dunia.’ Aku pergi bersama mereka ke pintu ketiga dan melihat bagaimana  api menyembur masuk ke mulut orang-orang dan keluar dari punggung  mereka. ‘Disediakan untuk siapakah siksaan ini?’ ‘Untukmu,’ jawab  mereka, ‘dan untuk orang yang memfitnah wanita baik-baik di kehidupan  dunianya.’ Akupun pergi bersama mereka ke pintu yang keempat dan melihat  wanita-wanita yang digantung pada lidah mereka, dan api keluar dari  mulut mereka. ‘Disediakan untuk siapakah siksaan ini?’ ‘Untukmu,’ jawab  mereka, ‘dan untuk orang yang tidak mendirikan shalat.’ Aku pergi  bersama mereka ke pintu yang kelima dan melihat wanita-wanita yang  digantung pada rambut mereka, dan api menyembur ke kepala mereka.  ‘Disediakan untuk siapakah siksaan ini?’ ‘Untukmu,’ jawab mereka, ‘dan  untuk mereka yang bersolek untuk orang lain selain suaminya.’ Akupun  pergi bersama mereka ke pintu yang keenam dan melihat wanita-wanita yang  digantung pada rambut dan lidah mereka dan api menyembur ke kepala  mereka. ‘Disediakan untuk siapakah siksaan ini?’ ‘Untukmu,’ jawab  mereka, ‘dan untuk kaum pendosa yang sesat di dunia.’ Aku pergi bersama  mereka ke pintu yang ketujuh dan melihat laki-laki yang di bawahnya  terdapat sebuah sumur yang disebut Sumur Falaq. Aku dilemparkan ke sana,  ya Ruhullah. Di dalamnya aku mendapat siksaan yang keras dan menjadi  saksi atas banyak sekali hal-hal yang mengerikan. Kemudian Isa berkata:  “Hai tengkorak, kalau kau mau, mintalah kepadaku sesuatu yang kau  inginkan, insya Allah.” Tengkorak itu menjawab: “Ya Ruhullah,  mintakanlah agar Allah mengembalikan kehidupan duniaku.” Isa berdoa  kepada Allah yang kemudian menghidupkan kembali tengkorak itu. Dengan  qadrat Allah Yang Mahakuasa wanita itu hidup kembali dan bertemu dengan  Isa. Kemudian dia beribadah bersama Isa dua belas tahun lamanya,  sehingga kepastian –artinya: kematian– menemuinya. Dia meninggal sebagai  muminah yang sebenarnya, dan Allah dalam kemurahanNya memberikan tempat  baginya di antara para penghuni surga. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 6:10-12.
187/303: Di dalam  kitab-kitab injil tertulis: “Satu saja batu salah [terpasang] akan  membuat tembok runtuh.” Keterangan:
Kalimat di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 6:95.
188/303: Isa  berkata: “Bicaralah banyak kepada Allah, bicaralah sedikit kepada  manusia.” Orang bertanya kepadanya: “Bagaimana kami bisa berbicara  banyak kepada Allah?” Isa menjawab: “Bicaralah kepadaNya di dalam  kesunyian, berdoalah kepadaNya di dalam kesendirian.”  Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan  sufi (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 6:195.
Rujukan silang atas ucapan Isa di atas:
- (Abu  al-Qasim) Al-Qusyairi (… - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil  ‘Ilm al-Tasawwuf [variasinya, di sini dinisbatkan kepada sahabat   Nabi: Mu'adz bin Jabal].
189/303: Jika  kalian ingin, kalian bisa mencontoh apa yang senantiasa diucapkan oleh  orang yang memiliki “kalima” dan “ruh”, yaitu Isa ibnu Maryam: “Lapar  adalah bumbu makananku, takut adalah pakaianku, kulit domba adalah  bajuku, cahaya fajar adalah penghangatku di musim dingin, bulan adalah  lenteraku, kakiku adalah tungganganku, dan hasil bumi adalah makanan dan  buah-buahanku. Aku tidur di malam hari tidak dengan apa-apa kecuali  namaku, dan aku terbangun di pagi hari tidak dengan apa-apa kecuali  namaku. Dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih kaya daripada  aku.” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 6:314.
190/303: Isa  berkata: “Ya Bani Israil, Musa telah melarang kalian untuk berzina, dan  memang baguslah larangan dia itu. Aku melarang kalian bahkan untuk  membayangkan berzina, karena orang yang membayangkannya [meski] tanpa  melakukannya adalah seperti rumah yang terbuat dari tanah lumpur yang di  dalamnya dinyalakan api: meski rumahnya tidak terbakar, rumah ini toh  akan menghitam oleh asap.” [Isa juga berkata:] “Ya Bani Israil, Musa  telah melarang kalian untuk bersumpah palsu dengan nama Allah, dan  baguslah larangan dia itu. Aku melarang kalian sama sekali untuk  bersumpah dengan nama Allah, tidak peduli apakah sumpah kalian benar  atau salah.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh biograf tentang para wali dan sufi  (Ahmad bin ‘Abdallah) Abu Nu’aim al-Isbahani (… - 430 H), Hilyat  al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya, 8:145-146.
Catatan:
Bandingkan Matius 5:27-28 dan 5:33-35.
191/303: Isa berkata: “Ya ulama, ambilah  pelajaran dari pengetahuan yang tidak kau ketahui, dan ajarkanlah apa  yang telah kau pelajari kepada kaum yang tidak mengetahui.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dan teori kekuasaan (Abu  al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H), Adab  al-Dunya wa al-Din.
192/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Mengapa engkau tidak menikah?” Isa menjawab:  “Hanya di tempat tinggal yang abadilah beranak pianak itu terpuji.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dan teori kekuasaan (Abu  al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H), Adab  al-Dunya wa al-Din.
193/303: Isa  berkata: “Sebagaimana kalian tidur, begitulah kalian [akan] mati.  Sebagaimana kalian bangun, begitulah kalian [akan] dibangkitkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dan teori kekuasaan (Abu  al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H), Adab  al-Dunya wa al-Din.
194/303: Isa  berkata: “Hindarilah melihat perempuan terus menerus, karena itu  membangkitkan nafsu syahwat di dalam hati; sebuah godaan yang cukup  besar bagi yang melakukannya!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dan teori kekuasaan (Abu  al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H), Adab  al-Dunya wa al-Din.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Faraj ‘Abd ar-Rahman bin ‘Ali) Ibn al-Jauzi (… - 597 H),  Damm  al-Hawa.
195/303: Diriwayatkan  bahwa Almasih diberi pertanyaan: “Sampai umur berapakah orang pantas  menuntut ilmu?” Dia menjawab: “Selama hidup itu sendiri masih pantas.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu ‘Umar Yusuf)  Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’ Bayan al-’Ilm wa  Fadlihi, 1:96.
196/303: Isa  berkata: “Ya qurra’ dan ‘ulama, mengapa kalian menjadi tersesat setelah  kalian menimba ilmu? Dan mengapa kalian menjadi buta setelah mata kalian  mendapat penerangan? Dan semua ini hanya demi dunia yang hina dan nafsu  serakah? Celakalah kalian di dunia ini, dan celakalah dunia ini  gara-gara kalian!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu ‘Umar Yusuf)  Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’ Bayan al-’Ilm wa  Fadlihi, 1:190.
197/303: Almasih  berkata: “Janganlah bersedih karena apa yang dikatakan orang tentang  kalian. Bila apa yang dikatakan mereka itu salah, maka itu adalah amal  shalih tanpa kalian harus menjalankannya. Bila apa yang dikatakan mereka  itu benar, maka itu adalah perbuatan dosa yang balasannya telah  ditimpakan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu ‘Umar Yusuf)  Ibn ‘Abd al-Barr al-Qurthubi (… - 463 H), Bahjat al-Majalis, 1:405.
198/303: Isa  mengunjungi sebuah pekuburan. Ia memanggil seorang yang telah mati, dan  Allah pun membangkitkannya. Isa bertanya kepadanya: “Siapakah kamu?”  “Aku dulu seorang pengangkut barang,” jawab orang itu, “aku memikul kayu  bakar untuk seseorang, dan mematahkan sebuah ranting untuk membersihkan  gigiku. Sejak aku meninggal aku terus ditanyai tentang ranting itu.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi, qadi, dan ‘ulama (Abu  al-Qasim) Al-Qusyairi (… - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya fil ‘Ilm  al-Tasawwuf.
199/303: Isa  berkata: “Betapa banyak jenis pepohonan, tetapi tidak semuanya  mengeluarkan buah-buahan. Betapa banyak jenis buah-buahan, tetapi tidak  semuanya enak dimakan. Betapa banyak jenis ilmu pengetahuan, tetapi  tidak semuanya bisa berguna.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:38.
200/303: Isa  berkata: “Memberikan hikmah kepada orang selain dari yang pantas  menerimanya adalah hal yang bathil, dan menyembunyikannya dari mereka  yang pantas menerimanya sama dengan menzhalimi mereka. Bersikaplah  seperti dokter baik hati yang meletakkan obat [tepat] pada bagian tubuh  yang sakit.” Menurut riwayat lain Isa berkata: “Barang siapa yang  memberikan hikmah kepada orang selain dari yang pantas menerimanya  adalah orang yang sombong, dan yang menyembunyikan hikmah dari orang  yang pantas menerimanya sama dengan berbuat bathil. Hikmah mempunyai  upahnya sendiri yang pantas, dan ada manusia yang pantas menerimanya,  maka berikanlah kepada setiap orang upah yang pantas untuk mereka.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:43.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 2:35;
- Ikhwan al-Safa’ (nama sebuah  kelompok di penghujung abad ke-4 H),  Rasa’il Ikhwan al-Safa’ wa  Khillan al-Wafa’, 4:215 [sebagian];
- (Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad  al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya wa al-Din;
- (Abu ‘Umar Yusuf) Ibn ‘Abd al-Barr  al-Qurthubi (… - 463 H), Jami’  Bayan al-’Ilm wa Fadlihi, 1:109  [sebagian];
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 225  [variasi].
Catatan:
Biasanya Tarif Khalidi memasukkan di daftar rujukan para peulis yang  hidup terkemudian daripada si penulis utama. Dalam “Jesus’ Sayings …”  nomer 200 ini dia memasukkan Imam al-Ghazali sebagai penulis utama, dan  memasukkan tokoh-tokoh lain yang hidup sebelum al-Ghazali –kecuali Ibn  ‘Asakir– sebagai rujukan.
201/303: Isa berkata: “Ulama jahat adalah  seperti batu yang jatuh ke muara sebuah sungai: batu ini tidak menyerap  air, tetapi juga tidak membiarkan air mencapai buah-buahan di ladang.  Ulama jahat adalah seperti saluran pembuangan air: tampak luarnya adalah  dinding putih, tetapi di dalamnya bau menyengat. Atau mereka itu  seperti pekuburan yang luarnya indah, tetapi di dalamnya penuh dengan  belulang mati.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:66.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:   Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir, 1:84.
Catatan:
Untuk kalimat terakhir bandingkan Matius 23:27.
202/303: Isa  berkata: “Bagaimana mungkin seseorang bisa dianggap ulama apabila dia  dengan sadar berjalan-jalan di dunia ini sementara tempat tujuan dia  sebenarnya adalah dunia nanti? Dan bagaimana mungkin seseorang bisa  dianggap ulama bila dia senang berkhotbah hanya demi omongannya sendiri  sementara dia tidak mengamalkan (isi khotbah-) nya?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:67.
203/303: Isa  berkata: “Barangsiapa memperoleh ilmu tetapi tidak mengamalkannya,  adalah seperti seorang wanita yang berzina secara diam-diam, kemudian  hamil, dan aibnya diketahui oleh semua orang. Dan begitu pula orang yang  tidak beramal sesuai dengan ilmunya akan dipermalukan Allah di hari  pembalasan di hadapan semua orang.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:69.
204/303: Diriwayatkan  bahwa Isa pada suatu hari pergi untuk shalat istisqa’. Ketika  orang-orang yang bersamanya menjadi tidak tenang, Isa berkata:  “Barangsiapa di antara kalian yang pernah berbuat dosa, pulanglah.” Maka  mereka pulanglah semuanya, kecuali seorang laki-laki yang tetap diam  bersama Isa di padang pasir itu. Isa berkata kepada laki-laki ini:  “Pernahkah kamu berbuat dosa?” “Demi Allah yang menjadi saksiku,” jawab  laki-laki itu, “sepengetahuanku aku tidak pernah berbuat dosa; selain  ketika pada suatu hari saat aku sedang shalat, datang seorang wanita ke  dekatku, yang kemudian aku lihat dengan satu mataku ini. Ketika dia  kemudian menjauhiku, aku menghujamkan jari-jariku ke mata ini dan  mencongkelnya keluar, dan membuangnya.” Maka Isa berkata kepada  laki-laki itu: “Berdoalah kepada Allah, agar aku bisa megucapkan ‘Amin’  setelah doamu.” Laki-laki itu berdoa kepada Allah, dan kemudian langit  pun dipenuhi awan, dan hujan turun dengan lebat. Begitulah mereka  disegarkan. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:316.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  al-Faraj ‘Abd ar-Rahman bin ‘Ali) Ibn al-Jauzi (… - 597 H),  Damm  al-Hawa [dengan sedikit variasi].
Catatan:
Di Matius 18:9 dicantumkan perintah untuk mencungkil dan mebuang mata  apabila mata itu menyesatkan.
205/303: Ketika  Maryam mencari Isa dia melihat beberapa orang tukang tenun dan  menanyakan jalan kepada mereka. Ketika mereka menunjukkan jalan yang  salah, Maryam berkata: “Ya Allah, cabutlah rahmatMu dari mereka,  matikanlah mereka dalam keadaan miskin, dan rendahkanlah pandangan  manusia atas mereka.” Doa Maryam kemudian terkabul. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:190.
206/303: Diriwayatkan  bahwa pada suatu hari setan memperlihatkan diri di hadapan Isa dan  berkata: “Katakanlah: ‘Tidak ada tuhan selain Allah!’” Isa menjawab:  “[Itu adalah] Perkataan yang benar, yang tidak akan aku ulangi  setelahmu.” Isa mengatakan ini karena setan bisa menyembunyikan tipuan  bahkan di balik kebaikan. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:29.
207/303: Ketika  Isa dilahirkan, datanglah para iblis kepada Setan dan berkata: “Hari ini  semua berhala menundukkan kepalanya.” Setan berkata: “Sesuatu telah  terjadi di dunia kalian.” Setan terbang ke sana ke mari di atas dunia,  tapi tidak menemukan apa-apa. Akhirnya dia menemukan bayi Isa yang  dikelilingi para malaikat. Setan pergi kembali ke para iblis dab  berkata: “Kemarin seorang nabi telah dilahirkan. Tidak ada seorang  wanita pun kecuali dia [Maryam] yang menjadi hamil dan melahirkan tanpa  aku berada di dekatnya. Karenanya lupakanlah setelah malam ini semua  harapan akan [masih adanya] penyembahan berhala. Mulai sekarang godailah  manusia dengan memanfaatkan ketergesa-gesaan dan  ketidak-sungguh-sungguhan mereka.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:32.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 18.
208/303: Isa  berkata: “Bahagialah orang yang merelakan hasrat saat ini demi [sesuatu]  yang dijanjikan [saat nanti].” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:64.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat  al-Sayyid al-Masih, 157.
209/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berdzikir dengan khusyu enam puluh hari lamanya tanpa memakan  apapun. Kemudian muncul di pikirannya ingatan akan roti sehingga  dzikirnya terputus. Segera muncul sepotong roti di tangannya. Maka iapun  terduduk dan menangis karena kehilangan kedekatannya dengan Allah. Pada  saat itu seorang tua [datang] menaungi Isa dengan bayangan tubuhnya;  Isa berkata kepadanya: “Semoga Allah memberkatimu ya waliyullah.  Berdoalah kepada Allah untukku, karena ketika aku sedang khusyu’ aku  teringat akan roti, dan kekhusyuanku terputus.” Orang tua itu berdoa:  “Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku pernah membayangkan roti sejak aku  mengenalMu, jangan maafkan aku. Justru sebaliknya, jika ada sesuatu  dikaruniakan kepadaku, itu aku makan tanpa membuang-buang pikiran  tentang itu.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:81.
210/303: Isa  berkata: “Keshalihan itu terdiri dari sembilan per sepuluh diam, dan  satu per sepuluh mengasingkan diri dari manusia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:107.
211/303: Di dalam kitab-kitab Injil tertulis:  “Barangsiapa yang mendoakan orang yang berlaku buruk kepadanya, maka dia  telah mengalahkan setan.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:180.
Catatan:
Bandingkan juga Lukas 6:28.
212/303: Isa  berkata: “Celakalah manusia dunia ini! Dia mati ketika dia meninggalkan  dunia ini dan semua yang ada di dalamnya. Dunia ini menipunya, padahal  dia mempercayainya. Dunia ini meninggalkannya, padahal dia mengikutinya.  Celakalah orang yang tertipu! Dunia ini memperlihatkan kepadanya apa  yang dia benci. Benda-benda yang dia cintai meninggalkannya. Dia bertemu  dengan apa-apa yang diancamkan kepadanya. Celakalah orang yang  mengurusi dunia dan mencari dosa. Dosa-dosanya akan segera  diperlihatkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:200.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Muhammad  Murtadha bin Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H),  Ithaf  al-Sada al-Muttaqin bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 8&~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;87.
213/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata:   “Hai para ulama jahat! Kalian berpuasa, shalat,  dan berzakat, tetapi kalian tidak melakukan apa yang kalian perintahkan  kepada orang lain, dan kalian mengkhotbahkan apa yang tidak kalian  kerjakan. Kalian mengeluarkan fatwa yang menjijikan! Kalian bertaubat  dengan kata-kata dan harapan kosong, tetapi kalian bertingkah sekehendak  hati kalian. Apa gunanya bagi kalian jika kalian menjaga kebersihan  kulit kalian, tetapi hati kalian tetap kotor? Sesungguhnya aku katakan  kepada kalian, janganlah seperti ayakan yang melalui (lubang-lubang-)nya  bubuk terigu jatuh, tetapi sisanya tertahan, karena seperti itulah  kalian jika kalian mengeluarkan fatwa dengan mulut kalian, tetapi  kejahatan tertahan di hati kalian. Hai hamba dunia, bagaimana mungkin  seorang manusia bisa meraih alam nanti sementara nafsunya akan dunia ini  tidak berhenti, dan keinginannya akan dunia tidak terpenuhi?  Sesungguhnya aku katakan kepada kalian, hati kalian menangis gara-gara  perbuatan kalian. Kalian berbicara dengan bahasa dunia dan tidak  menghargai amal shalih. Sesungguhnya aku katakan kepada kalian, kalian  telah merusak kehidupan kalian setelah mati, karena kebaikan di dunia  ini lebih kalian cintai daripada kebaikan di dunia nanti. Siapakah di  antara manusia yang lebih tersesat daripada kalian? Seandainya saja  kalian mengetahui. Celakalah kalian! Sampai kapan kalian ingin memberi  petunjuk kepada musafir di malam hari, dan tetap berada di antara  orang-orang yang disesatkan, sebagaimana kalian menyeru kepada manusia  untuk memberikan dunia kepada kalian? Berjalanlah dengan pelan!  Berjalanlah dengan pelan! Celakalah kalian, apa gunanya untuk rumah yang  gelap apabila kalian memasang lampunya di atas atapnya, sementara di  dalamnya tetap gelap dan kosong? Begitu juga tak ada gunanya kalian  mengeluarkan cahaya hikmah dari mulut kalian, sementara di dalam [hati]  kalian semuanya menyedihkan dan kosong. Hai hamba dunia - kalian tidak  bisa disandingkan dengan hamba yang shalih dan orang merdeka yang  terhormat! Dunia sedang bersiap untuk mencabut kalian sampai ke  akar-akarnya, melemparkannya ke muka kalian, dan menghantamkan hidung  kalian ke debu. Dunia akan menjenggut rambut kalian gara-gara dosa-dosa  kalian, dan menghalau kalian dari belakang, hingga kalian dalam keadaan  telanjang dan sendirian dihadapkan kepada Raja dan Hakim yang akan  mengumumkan dosa-dosa kalian serta menghukum kalian akibat anal buruk  kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:258-259.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 233.
Catatan:
Lihat juga “Jesus’ Sayings … ” nomer 93, 94, 17,  dan 201  yang kesemuanya merupakan kritik atas beberapa ulama. 214/303: Almasih  berkata: “Benih-benih akan tumbuh lebih baik di padang datar daripada di  antara bebatuan. Maka begitu pula hikmah akan bersemi di hati orang  yang merendah diri, bukan di hati orang yang membanggakan diri. Tidakkah  kalian melihat bagaimana orang yang membenturkan kepalanya ke atap  rumah mengalami kesakitan, sementara orang yang menundukkan kepalanya  bisa menjaga dan melindungi kepalanya?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:258-336.
215/303: Isa  berkata: “Baju indah, hati suka pujian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:345-346.
216/303: Isa  berkata: “Mengapa kalian datang kepadaku dengan berpakaian seperti  ‘ruhban’ [1], padahal hati kalian adalah hati srigala dan binatang buas?  Kenakanlah pakaian raja, tetapi kekanglah hati kalian dengan  ketakwaan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 3:346.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu  al-Qasim al-Husain bin Muhammad) Al-Raghib al-Isfahani (… -  &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400  H), Muhadarat al-Udaba’, 2:402.
Catatan kaki:
[1] ‘ruhban’ artinya biarawan.
217/303: Almasih  berkata: “Kalian tidak akan meraih apa yang kalian inginkan kecuali  apabila kalian menerima dengan sabar apa yang tidak kalian inginkan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:61.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu ‘Utsman  ‘Amr bin Barr) Al-Jahiz (… - 255 H), Al-Bayan wa  al-Tabyin, 3:164  [di sini dinisbatkan kepada al-Hasan al-Basri];
- (Abu al-Ma’ali Muhammad bin  al-Hasan) Ibn Hamdun (… - 562 H),  Al-Tadzkira al-Hamduniyya,  1:201.
218/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata: “Kalian kaum hawariyyun takut pada dosa; kami para  nabi takut pada kekufuran.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:169.
219/303: Diriwayatkan  bahwa Almasih dalam perjalanannya pada suatu hari melewati seorang yang  sedang tertidur dengan diselubungi pakaiannya. Isa membangungkannya dan  berkata: “Hai orang tidur, bangunlah dan berdzikirlah pada Allah Yang  Mahakuasa!” “Apa yang kau inginkan dariku?” kata orang itu, “aku sudah  menyerahkan dunia ini pada para manusianya.” Isa menjawab: “Teruskan  tidurmu, karibku.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:190.
220/303: Almasih  berkata: “Dunia ini adalah jembatan. Lewatilah dia, tetapi janganlah  membangun apapun di atasnya.” Pada suatu kali orang bertanya kepadanya:  “Ya Nabiyullah, bukankah engkau pernah memerintahkan kami untuk membagun  sebuah rumah tempat kami bisa beribadah kepada Allah?” Isa menjawab:  “Pergilah, dan bangunlah sebuah rumah di atas air.” Mereka bertanya:  “Bagaimana mungkin sesuatu yang kokoh bisa dibangun di atas air?” Isa  menjawab: “Bagaimana mungkin ada ibadah yang kokoh apabila itu dilakukan  bersamaan dengan kecintaan kepada dunia?” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:218.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Muhammad  bin ‘Ali) Abu Thalib al-Makki (… - 386 H), Qut al-Qulub  fi  Mu’alamat al-Mahbub, 1:256.
Catatan:
Bandingkan juga “Jesus’ Sayings …” nomer 41, 60,  dan 99. 221/303: Isa duduk dengan dinaungi bayangan  sebuah tembok yang dimiliki seorang laki-laki. Laki-laki itu datang dan  menyuruh Isa pergi dari situ. Isa berkata: “Bukan engkau yang membuatku  pergi, tetapi Dia yang tidak ingin aku menikmati naungan bayang-bayang.”
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:224.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 118.
222/303: Isa tidak  memiliki apa-apa selain sebuah sisir dan sebuah cangkir. Pada suatu  hari dia melihat seorang laki-laki yang sedang menyisir janggutnya  dengan tangan. Maka Isa membuang sisirnya. Isa melihat laki-laki lain  yang melekukkan tangannya seperti cangkir untuk meminum air dari sungai.  Maka Isa kemudian membuang cangkirnya. Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:231-232.
223/303: Isa  berkata: “Tidaklah arif orang yang tidak gembira bila musibah menimpanya  dan penyakit menyerang tubuhnya, karena [dengan adanya musibah itu] dia  bisa bergembira atas [kesempatan] taubat atas dosa-dosanya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:281.
224/303: Termasuk  ke dalam ucapan Isa: “Jika kalian melihat seorang anak muda yang merasa  terpanggil untuk beribadah kepada Allah, [maka ketahuilah] bahwa ini  membuatnya lupa akan semua perkara lainnya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:302.
225/303: Diriwayatkan  bahwa Isa bertemu dengan seorang laki-laki yang buta, menderita lepra,  cacat, lumpuh kedua kaki, dan badannya rusak oleh kusta dan borok. Orang  ini berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah membebaskanku dari  penderitaan yang telah menyerang banyak manusia.” Isa berkata: “Hai,  memang ada penderitaan apa yang tidak menjangkitimu?” Dia menjawab: “Ya  Ruhullah, keadaanku lebih baik daripada mereka yang tidak mendapatkan  ma’rifatullah yang Allah berikan kepada hatiku.” Maka Isa berkata:  “Engkau berkata benar; berikanlah tanganmu kepadaku!” Dan ketika orang  itu memberikan tangannya, dalam sekejap dia menjadi orang tertampan  wajah dan sosoknya, dan Allah menyembuhkan dia dari penyakitnya; dia pun  kemudian mengikuti Isa dan beribadah kepada Allah bersama-sama Isa. Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:339.
226/303: Isa  bertanya kepada Bani Israil: “Di manakah berkembangnya benih-benih?” “Di  tanah,” jawab mereka. Isa berkata: “Sesungguhnya aku katakan kepada  kalian, hikmah hanya berkembang di dalam hati yang sama dengan tanah.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din, 4:347.
227/303: Allah  mewahyukan kepada Isa: “Apabila Aku mengamati pikiran tersembunyi dari  seorang hamba, dan tidak menemukan kecintaan pada dunia ini maupun dunia  nanti, maka Aku isi hatinya dengan kecintaan padaKu dan menjaganya.” Keterangan:
Hadits qudsi di atas diriwayatkan oleh: (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:349.
Rujukan silang atas hadits qudsi di atas:
- (Abu  al-Qasim) Al-Qusyairi (… - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya  fil  ‘Ilm al-Tasawwuf [dengan sedikit variasi].
228/303: Orang  meminta Isa untuk menyebut amal terbaik dari yang terbaik. Dia menjawab:  “Ridha atas Allah Yang Mahakuasa dan kecintaan padaNya.” Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh: (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:349.
229/303: Isa  berkata: “Berbahagialah mata yang pergi tidur tidak dengan niat untuk  berdosa, dan bangun tidur dengan niat yang lain daripada berdosa.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:353.
230/303: Kaum  hawariyyun bertanya kepada Isa: “Ruhullah, adakah manusia lain di dunia  ini yang seperti engkau?” Isa menjawab: “Ya, yaitu orang yang ucapannya  adalah berdzikir pada Allah, diamnya adalah merenungkan Allah, dan dari  tiap tatapannya ada ilmu yang bisa diambil; itulah orang yang seperti  aku.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin  Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:411.
231/303: Dikabarkan bahwa ketika Isa baru saja  duduk, seorang lelaki tua tampak menimbun tanah dengan sekop. Isa  berdoa: “Ya Allah, ambillah harapan dari dia.” Lelaki tua kemudian  meletakkan sekopnya, berbaring, dan dan terdiam selama satu jam.  Kemudian Isa berdoa: “Ya Allah, berikanlah kembali harapan kepadanya.”  Lelaki tua itu berdiri dan mulai kembali bekerja. Setelah itu Isa  bertanya kepadanya, dan orang itu menjawab: “Ketika aku bekerja, jiwaku  berkata: ‘Sampai kapan kau harus bekerja, orang tua?’ Maka aku  melemparkan sekopku dan berbaring. Kemudian jiwaku berkata: ‘Ini adalah  kebenaran dari Allah: Engkau harus mencari nafkah selama engkau hidup,’  maka aku pun kembali ke sekopku.”
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:438.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Abu  al-Qasim ‘Ali bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat   al-Sayyid al-Masih, 248.
232/303: Isa  berkata: “Jangan khawatir atas nafkah hari esok. Seandainya besok adalah  hari yang dtakdirkan untuk kalian, maka nafkahnya akan datang sendiri  kepada kalian. Jika tidak begitu, maka jangan khawatirkan masa yang  ditakdirkan untuk orang lain itu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:442.
233/303: Isa  berkata kepada kaum hawariyyun: “Berdoalah kepada Allah agar Dia  memudahkan untukku [dalam menerima] penderitaan ini, yaitu kematian,  karena aku begitu sangat belajar menakuti kematian sehingga aku  benar-benar mengenalinya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:446.
Catatan:
Bandingkan Matius 26:39 dan Lukas 22:42 dst.
234/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berjalan melewati sebuah tengkorak yang ia sentuh dengan kaki  dan ia ajak bicara: “Bicaralah, dengan izin Allah!” Tengkorak itu  menjawab: “Ruhullah, aku adalah seorang raja dari zaman sekian. Ketika  aku duduk di atas tahtaku, dengan mahkota di atas kepalaku, dikelilingi  oleh para prajuritku dan para abdi dalemku, muncullah malaikat maut di  depanku. Semua bagian tubuhku lepas dariku satu demi satu, dan akhirnya  keluarlah nyawaku. Oh seandainya saja semua kerumunan manusia ini  diganti oleh kesunyian; oh seandaianya saja semua kegembiraan ini  diganti oleh kepiluan.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:448.
235/303: Isa  berkata: “Banyak sekali orang dengan badan yang gagah, muka yang  rupawan, dan lidah yang lihai bicara merintih di dasar neraka!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ihya’ ‘Ulum al-Din 4:518.
236/303: Isa  berkata kepada Yahya bin Zakaria: “Jika ada orang yang berbicara tentang  engkau, dan itu benar, maka berterima kasihlah kepada Allah. Jika dia  berbohong, berterima kasihlah lebih banyak, karena Allah akan  memperbesar daftar amalanmu, tanpa engkau harus bersusah payah untuk  itu.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk.
Catatan:
Ada yang memperdebatkan apakah “Al-Tibr al-Masbuk” benar-benar karya  Imam Ghazali.
237/303: Isa  berkata: “Di antara saat seorang manusia diusung ke penguburannya dengan  saat dia diletakkan di pingir kuburannya, Allah Yang Mahakuasa dengan  segala kekuasaanNya mengajukan kepadanya 40 pertanyaan. Pertama Allah  berkata: ‘HambaKu, engkau telah menjaga kesucian makhluk-makhlukKu  selama bertahun-tahun, tetapi engkau tidak pernah menjaga kesucian  namaKu hanya sekedar satu jam saja.’ Setiap saat, ketika Allah Yang  Mahakuasa memeriksa hatimu, Ia berkata: ‘Mengapa engkau melakukan  sesuatu untuk yang selain Aku, sementara engkau berada di bawah naungan  kasih sayangKu? Apakah engkau tuli? Apakah engkau tidak bisa mendegar?’” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Ayyuha al-Walad.
238/303: Isa  berjalan melewati seorang pemuda yang sedang menyirami sebuah kebun.  Pemuda itu berkata: “Mintakanlah kepada Allah agar Ia memberikan  kepadaku kecintaan kepadaNya seberat sebuah debu.” Isa berkata: “Engkau  tidak bisa memikul berat sebuah debu.” Pemuda itu berkata: “Kalau  begitu, seberat setengah debu.” Isa berdoa: “Ya Allah, berikanlah  kepadanya kecintaan kepadaMu seberat setengah debu.” Setelah itu Isa  melanjutkan perjalanannya. Beberapa waktu kemudian Isa mendatangi  kembali tempat si pemuda itu biasanya berada. Ketika Isa mencari tahu  tentang dia, Isa mendapat jawaban: “Pemuda itu menjadi gila, dan pergi  ke pegunungan.” Isa berdoa kepada Allah agar Ia memberitahukan tempat di  mana pemuda itu berada, dan Allah pun menunjukkan kepadanya jalan ke  daerah tinggi di pegunungan. Isa menemukan pemuda itu sedang berdiri di  atas sebuah batu cadas, dengan pandangan mata tak berkedip ke atas. Isa  memberinya salam, tetapi si pemuda itu tidak menjawabnya. Maka Isa  berkata: “Aku Isa.” Kemudian Allah mewahyukan kepada Isa: “Bagaiana  mungkin seorang manusia, yang memiliki kecintaan kepadaKu seberat  setengah debu, bisa mendengarkan perkataan manusia? Demi kemulianKu dan  kekuasaanKu, seandainya engkau mendampingi dia, dia tidak akan merasakan  keberadaanmu.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat  ‘Allam al-Ghuyub.
239/303: Diriwayatkan  bahwa Yahya dan Isa berjalan-jalan bersama di sebuah pasar. Seorang  perempuan bertabrakan dengan mereka, dan Yahya berkata: “Demi Allah yang  menjadi saksiku, aku sama sekali tidak menyadarinya.” Isa berkata:  “Alhamdulillah! Jasmanimu ada bersamaku, tetapi di mana hatimu?” Yahya  menjawab: “Saudara sepupu, seadndainya saja hatiku menyadari adanya  sesuatu selain Allah, meski hanya berlangsung sekejap mata saja, maka  aku pikir hatiku tidak pernah mengenal Allah.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat  ‘Allam al-Ghuyub.
240/303: Diriwayatkan  bahwa Isa pada suatu hari pergi dan bertemu Setan yang di satu tangan  memegang madu dan di tangan lain memegang abu. Isa berkata: “Ya musuh  Allah, apa yang kau lakukan dengan madu dan abu ini?” Setan menjawab:  “Madu kuoleskan pada bibir tukang fitnah, agar mereka mencapai tujuan  mereka. Abu kutempatkan di muka anak yatim piatu, agar manusia tidak  suka melihat mereka.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Mukasyafat al-Qulub al-Muqarrib ila Hadrat  ‘Allam al-Ghuyub.
241/303: Isa berkata: “Kehidupan dunia terdiri  dari tiga hari: kemarin, yang tidak bisa kalian kuasai lagi; besok, yang  kalian tidak tahu apakah bisa kalian capai; dan hari ini, yang  seharusnya kalian pergunakan untuk tujuan baik.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Minhaj al-’Abidin.
242/303: Isa  berkata: “Dengan bertafakur tentang abadinya yang abadi maka tenanglah  hati kaum yang bertakwa.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Minhaj al-’Abidin.
243/303: Isa  berkata kepada murid-muridnya: “Banyak lampu mati oleh angin, dan banyak  manusia binasa oleh keangkuhan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad)  Al-Ghazali (… - 505 H), Minhaj al-’Abidin.
244/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berjalan melewati seorang laki-laki yang sedang tidur.  Kepalanya teralasi sebongkah bata, muka dan janggutnya tertutupi debu,  badannya terselubungi pakaian. Isa berkata: “Ya Allah, hambaMu ini  tampak tercampakkan di dunia ini.” Allah kemudian berfirman: “Ya Isa,  tahukah engkau bahwa jika Aku menghadapkan mukaKu ke seorang hambaKu,  maka aku palingkan semua dunia darinya?” Keterangan:
Tarif Khalidi menyebutkan bahwa kisah di atas menurut Miguel Asín y  Palacios, James Robson (Christ in Islam), dan Hanna Mansur (Aqwal  al-Sayyid al-Masih ‘ind al-kuttab al-muslimin al-aqdamin) diriwayatkan  oleh Imam Al-Ghazali (… - 505 H), tetapi dia tidak bisa menemukan  kutipan aslinya di karya-karya Imam Al-Ghazali.
245/303: Isa  berkata: “Aku mempunyai dua cinta –barangsiapa yang mencintainya, maka  dia mencintaiku; dan barang siapa membencinya, maka dia membenciku–  [yaitu:] kemiskinan dan jihad.” Keterangan:
Tarif Khalidi menyebutkan bahwa ucapan di atas menurut Miguel Asín y  Palacios, James Robson (Christ in Islam), dan Hanna Mansur (Aqwal  al-Sayyid al-Masih ‘ind al-kuttab al-muslimin al-aqdamin) diriwayatkan  oleh Imam Al-Ghazali (… - 505 H), tetapi dia tidak bisa menemukan  kutipan aslinya di karya-karya Imam Al-Ghazali.
246/303: Pada  suatu hari Isa bersama murid-muridnya berjalan di alam bebas. Menjelang  siang mereka melewati sebuah ladang gandum yang sudah siap dipanen.  “Nabiyullah,” kata murid-muridnya, “kami lapar.” Allah mewahyukan kepada  Isa untuk mengizinkan mereka makan. Maka murid-murid Isa menyebar di  ladang itu, mengolah dan memakan gandum. Ketika mereka makan datanglah  pemilik ladang dan dia berseru: “Ini adalah ladangku dan tanahku, yang  aku warisi dari ayahku dana kakekku. Dengan izin siapa kalian makan [di  sini]?” Isa berdoa kepada Allah agar Dia membangkitkan semua orang yang  pernah memiliki ladang ini, dari zaman Adam hingga ke saat itu. Maka  muncullah dari tiap batang gandum banyak sekali lelaki dan perempuan.  Mereka masing-masing berseru: “Ini adalah ladangku dan tanahku, yang aku  warisi dari ayahku dan kakekku!” Lelaki pemilik ladang itu kabur penuh  ketakutan. Dia pernah mendengar tentang Isa tetapi tidak pernah berjumpa  dengannya. Ketika dia [akhirnya] mengenali Isa, dia berkata: “Aku mohon  maaf ya Nabiyullah, aku tidak mengenali engkau. Aku persilakan engkau  memakai tanah dan hartaku.” Isa menangis dan berkata: “Celakalah engkau!  Semua manusia ini mewarisi tanah ini dan mengolahya dan kemudian mereka  mati. Engkau juga akan mengikuti mereka, mati, tanpa tanah dan harta.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
247/303: Dua  wanita mendatangi Isa dan berkata: “Ya Ruhullah, mintakanlah kepada  Allah agar Dia membangkitkan ayah kami karena dia meninggal ketika kami  pergi.” Isa bertanya: “Tahukah kalian dimana kuburannya?” Mereka  berkata: “Ya.” Maka Isa pergi bersama mereka, dan para wanita itu  mendatangi sebuah kuburan dan berkata: “Ini dia.” Isa berdoa, dan orang  yang sudah mati itu pun bangkit. Tetapi kemudian diketahui bahwa ia  bukan ayah mereka. Isa berdoa lagi dan orang yang sudah meninggal itu  kembali ke [dunia] orang mati. Setelah itu kedua wanita itu menunjukkan  kepada Isa sebuah kuburan yang lain. Isa berdoa dan orang yang mati itu  pun dibangkitkan. Kemudian diketahui bahwa dia memang ayah mereka. Kedua  wanita iu mendekati Isa, menyalaminya, dan berkata: “Ya Nabiyullah dan  Guru Kebajikan, mintakanlah kepada Allah agar dia bisa pergi bersama  kami.” Isa menjawab: “Bagaimana mungkin aku bisa berdoa untuknya,  sementara aku lihat dia tidak mungkin lagi mencari nafkah.” Karenanya  Isa mengembalikan orang itu ke [dunia] orang mati dan pergi dari sana. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
248/303: Di salah  satu perjalanannya Isa menemukan sebuah tengkorak yang sudah termakan  waktu. Isa menyuruhnya berbicara. Tengkorak itu berkata: “Ya Ruhullah,  namaku adalah Balwan ibn Hafs, Raja Yaman. Aku hidup seribu tahun,  mempunyai seribu anak laki-laki, memperawani seribu gadis, memukul  mundur seribu pasukan hingga kocar-kacir, membunuh seribu raja lalim,  dan merebut seribu kota. Kabarkanlah kepada orang yang mendengar  ceritaku agar mereka jangan sampai tergoda oleh dunia, karena dunia ini  tidak lain seperti sebuah mimpi orang tidur.” Isa pun menangis. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Baha’  al-Din Muhammad bin Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi  kulli Fannin Mustazraf, 2:264.
249/303: Isa  berkata: “Allah menyeru kepada dunia dengan ucapan berikut:  ‘Menghambalah kepada orang yang menghamba kepadaKu, dan perbudaklah  orang yang menghamba kepadamu. Ya dunia, lewatlah dengan cepat dari para  auliya’Ku agar mereka tidak tegoda olehmu.’” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-Hasan  ‘Ali bin Muhammad al-Basri) Al-Mawardi (… - 450 H),  Adab al-Dunya  wa al-Din;
- (Baha’ al-Din Muhammad bin  Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi kulli Fannin  Mustazraf, 2:265.
250/303: Diriwayatkan  bahwa Isa datang ke sebuah kota yang tembok bentengnya sudah runtuh,  sungai-sungainya mengering, dan pohon-pohonnya mati. Isa berseru: “Hai  reruntuhan, di manakah pendudukmu?” Tidak ada yang menjawab. Isa menyeru  lagi: “Hai reruntuhan, di mana pendudukmu?” Sebuah suara berkata kepada  Isa: “Mereka sudah mati, dan sekarang bumilah yang memiliki mereka.  Amal mereka telah menjadi belenggu di leher mereka hingga hari akhir  nanti. Ya Isa ibn Maryam, berusahalah untuk dirimu!” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
Catatan:
Bandingkan juga dengan QS Ar-Rad 5, Saba’ 33, dan Al Mu’min 71 yang  menyebutkan dibelenggunya leher orang-orang kafir di hari akhir.
251/303: Isa berkata: “Seorang penguasa tidak  boleh bejad, karena orang mengharapkan dari dia hilm [1]; dan juga tidak  boleh lalim, karena orang mengharapkan dari dia keadilan.”
Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
Catatan kaki:
[1] ‘hilm’ artinya ‘pengendalian diri’.
252/303: Salah  seorang murid Almasih meninggal, dan murid-muridnya yang lain sangat  bersedih hati. Mereka menyampaikan kegundahan mereka kepada Almasih yang  sedang berdiri di kuburan muridnya dan berdoa. Allah membangkitkan  murid yang meninggal ini, dan kakinya [tampak] memakai terompah dari  api. Almasih menanyakan penyebab ini kepadanya, dan dia pun berkata:  “Aku bersumpah demi Allah, aku tidak pernah berbuat dosa kepada orang  lain; tetapi suatu kali aku melihat seseorang yang sedang dizhalimi, dan  aku tidak menolongnya; karena inilah aku harus memakai terompah ini.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
253/303: Almasih  berkata: “Apa artinya kesabaran jika orang tidak sabar atas ‘jahl’ [1]?  Apa artinya kekuatan jika orang tidak bisa menahan amarahnya? Apa  artinya ibadah jika orang tidak berendah diri di hadapan Allah Yang  Mahakuasa? Jika orang-orang dungu mulai beribadah kepada Allah, mereka  datang di saat yang tidak tepat, dan menempati tempat yang lebih tinggi  daripada yang menjadi hak mereka. Jika masalah datang, nasihat bijak  hilang.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar adab dari Andalusia (Muhammad  bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (… - 520 H), Siraj al-Muluk.
Catatan kaki:
[1] ‘jahl’ di sini bisa diartikan ‘ketidaktahuan’ atau juga  ‘kekerasan’.
254/303: Dari  sebuah tempat yang tinggi Isa memandang ke bawah ke arah Ghouta [1] di  Damaskus dan berkata: “Ya Ghouta, orang kaya tidak akan bisa mencari  harta di tempatmu, tetapi orang miskin akan memperoleh darimu cukup roti  untuk bisa kenyang.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Tarikh Madinat Dimasyq 1/1:117.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Mahmud bin  ‘Umar) Al-Zamakhsyari (… - 538 H), Rab’ al-Abrar,  1:259.
Catatan kaki:
[1] Ghouta adalah sebuah wilayah subur di sebelah barat Damaskus.
255/303: Isa  berkata: “Ambillah kebenaran dari [ucapan] orang yang biasanya  mengatakan kedustaan, tetapi jangan ambil kedustaan dari [ucapan] orang  yang biasanya mengatakan kebenaran. Berhati-hatilah jika kalian berkata  agar perkataan kalian tidak mengandung sesuatu yang bisa dipalsukan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih 176.
256/303: Isa biasa  berkata: “Barang siapa yang berdoa dan berpuasa, tetapi tidak bertaubat  dari dosa, akan dikategorikan sebagai pendusta di Kerajaan Tuhan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih 196.
257/303: Isa  berkata: “Orang tidak akan tahu makna sesungguhnya dari iman hingga dia  merasa muak bila dipuji karena ketaatannya kepada Allah.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 200.
258/303: Isa  berkata: “Biarkan orang yang beramal baik menantikan pahalanya, dan  biarkan orang yang meramal buruk tidak terkejut mendapatkan siksaannya.  Orang yang mengambil kekuasaan secara tidak sah akan Allah biarkan  mewarisi kehinaan, dan orang yang mengumpulkan kekayaan secara tidak sah  akan Allah biarkan mewarisi kemiskinan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 203.
259/303: Seorang  laki-laki bertanya kepada Isa: “Siapakah di antara manusia yang paling  baik?” Isa mengambil 2 genggam debu dan berkata: “Siapakah di antara  kedua genggam debu ini yang paling baik? Manusia terbuat dari debu, dan  yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling bertakwa.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 204.
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Baha’  al-Din Muhammad bin Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi  kulli Fannin Mustazraf, 2:12.
Catatan:
Bandingkan juga ayat QS Al-Hujurat 13 “Inna akramakum ‘indallahi  atqaakum.”
260/303: Isa biasa  berkata: “Tak ada sesuatu yang baik keluar dari sebuah ilmu yang tidak  mendampingimu di saat-saat kritis [di dalam hidupmu] atau tidak  membuatmu menyumbangkan sesuatu untuk umat manusia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 224
261/303: Allah mewahyukan kepada Isa: “Bila  orang malas tertawa, oleskan kilauan tombak kesedihan di mata [-mu].”
Keterangan:
Hadits qudsi di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali  bin al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 73.
Catatan:
“Kilauan tombak” di atas adalah terjemahan dari kata “kuhl”.
262/303: Maryam  berkata: “Ketika aku mengandung Isa, aku senantiasa mendengar Isa  bertahmid di dalam diriku jika ada orang berbicara denganku di rumahku.  Jika aku sendiri dan tak ada orang lain di sekitarku, aku berbicara  dengannya dan dia denganku, sementara dia masih berada di dalam  rahimku.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sejarawan (Abu al-Qasim ‘Ali bin  al-Hasan) Ibn ‘Asakir (… - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 6.
263/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata: “Ya Allah, bagaimana aku bisa bersyukur kepadaMu  sementara rasa syukurku adalah pemberian yang kuterima dariMu yang harus  aku syukuri pula?” Allah menjawab: “Kalau kau tahu itu, engkau telah  bersyukur kepadaKu.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu al-Hajjaj  Yusuf bin Muhammad) Al-Balawi (… - 604 H), Kitab Alif Ba’, 1:370-371.
Rujukan silang atas percakapan di atas:
- (Abu Bakr  ‘Abdallah bin Muhammad) Ibn ‘Abi al-Dunya (… - 281 H),  Mausu’at  Rasa’il Ibn Abi al-Dunya 3:11-12 [dengan sedikit variasi;   dinisbatkan kepada Nabi Daud dan Musa as.]
264/303: Maryam  berada di Baitulmaqdis bersama sepupunya Yusuf, yang melayaninya dan  berbicara dengannya di balik sebuah tembok. Yusuf adalah orang pertama  yang mengetahui kehamilan Maryam, dan dia menjadi gundah dan sedih  karena dia khawatir orang akan menganggap dia bersalah dan telah berbuat  sesuatu yang mengotori namanya. Maka berkatalah Yusuf kepada Maryam:  “Maryam, bisakah ada tumbuhan tanpa benih?” “Ya,” jawab Maryam.  “Bagaimana mungkin?” tanya Yusuf. “Allah,” kata Maryam, “menciptakan  tumbuhan pertama tanpa benih. Tapi mungkin engkau akan berkata:  ‘Seandainya Allah tidak merekayasa bantuan benih, tentu akan terlalu  sulit bagiNya.’” “Na’udzubillah!” kata Yusuf. Kemudian Yusuf berkata  kepada Maryam: “Bisakah sebuah pohon tumbuh tanpa air dan hujan?” Maria  menjawab: “Tidakkah kau tahu bahwa benih, tumbuhan, air, hujan, dan  pepohonan mempunyai satu pencipta?” Maka Yusuf bertanya sekali lagi:  “Bisakah ada anak-anak atau kehamilan tanpa seorang laki-laki?” “Ya,”  jawab Maryam. “Bagaimana mungkin?” tanya Yusuf. “Tidakkah kau tahu bahwa  Allah menciptakan Adam dan isterinya Hawa tanpa kehamilan, tanpa  seorang laki-laki dan tanpa seorang ibu?” “Ya,” jawab Yusuf yang  kemudian menambahkan: “Katakan kepadaku, apa yang terjadi denganmu?”  Maryam berkata: “Allah telah membawakan kepadaku kabar baik tentang  kalimatullah yang bernama Almasih Isa bin Maryam.” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu al-Hajjaj  Yusuf bin Muhammad) Al-Balawi (… - 604 H), Kitab Alif Ba’, 1:406.
265/303: Isa  berkata: “Sabarlah atas omongan orang yang kurang ajar, maka kalian akan  mendapatkan ganjaran sepuluh kali lipat.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama Andalusia (Abu al-Hajjaj Yusuf  bin Muhammad) Al-Balawi (… - 604 H), Kitab Alif Ba’, 1:464.
266/303: Isa  berkata: “Ya Bani Israil, janganlah makan dengan berlebihan, karena  barang siapa makan berlebih-lebihan akan tidur dengan berlebih-lebihan  pula, dan barangsiapa tidur berlebih-lebihan akan sedikit berdoa, dan  barang siapa sedikit berdoa akan termasuk orang-orang yang lalai.”  Keterangan:
- Ucapan di  atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Abu  al-Husain)  Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram: Tanbih   al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir.
267/303: Allah  mewahyukan kepada Isa: “Bersikap lembutlah terhadap manusia sebagaimana  bumi di bawah kaki mereka, bersikap pemurahlah kepada mereka sebagaimana  air yang mengalir, bersikap penyayanglah sebagaimana matahari dan bulan  yang terbit baik untuk orang baik maupun yang jahat.” Keterangan:
Hadits qudsi di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i  (Abu al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:  Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir.
268/303: Isa  berkata: “Bagaimana mungkin seorang jadi ‘ulama sementara dia tahu akan  kehidupan setelah matinya tapi upaya hidupnya tetap diarahkan ke dunia  ini, dan dia menyukai apa yang merugikannya dan bukan yang  menguntungkannya?” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Abu  al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram: Tanbih  al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir.
269/303: Isa  menyediakan makanan untuk murid-muridnya. Setelah mereka makan Isa  mencuci tangan dan kaki mereka. Mereka berkata: “Ruhullah, itu  seharusnya kami lakukan [sendiri].” Isa menukas: “Aku melakukakn ini  agar kalian [juga] melakukannya pada orang-orang yang kalian beri  pelajaran.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Abu  al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram: Tanbih  al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir, 1:83.
Catatan:
Bandingkan Yoh 13:1-16.
270/303: Isa  berkata: “Beban hidup ini dan hidup nanti telah menjadi berat. Mengenai  beban hidup ini; janganlah kalian mnegulurkan tangan ke dalamnya tanpa  mengetahui bahwa ada orang liar yang telah mendahului kalian  melakukannya. Mengenai beban hidup nanti: kalian tidak akan menemukan  seorang pun yang akan membantu kalian di dalam mengatasinya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Abu  al-Husain) Warram bin Abi Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram: Tanbih  al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir, 2:146.
271/303: Isa berkata: “Ya Rabbi, beritakanlah  kepadaku tentang umat yang memperoleh rahmatMu!” Allah berfirman: “Itu  adalah umat Muhammad, umat yang penuh dengan para ‘ulama, umat yang  bertakwa, beriman, menguasai diri, berhati bersih, serta bijaksana  seolah-olah mereka itu para nabi. Mereka sudah cukup puas dengan sedikit  rahmat dariKu, dan Aku pun cukup puas dengan beberapa amal shalih  mereka. Aku akan mengantarkan mereka ke surga karena mereka berkata:  ‘Tidak ada tuhan selain Allah.’ Ya Isa, mereka adalah penghuni surga  yang terbanyak karena tidak ada lidah yang lebih merendahkan diri  seperti mereka ketika berkata ‘Tidak ada tuhan selain Allah,’ dan tidak  ada leher yang lebih merendah diri karena ruku’nya mereka.”
Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif, 2:159.
272/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata: “Allah Yang Mahakuasa membenci orang yang banyak  tertawa tanpa alasan dan yang banyak mondar-mandir tanpa tujuan, dan Dia  juga membenci orang yang menyinggung kitab suci di antara kelakar dan  sendau gurau.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif, 2:243.
273/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berkata: “Barangsiapa tidak dilahirkan dua kali, maka tidak  akan masuk ke Kerajaan Langit [1].” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh tokoh sufi (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif, 1:174.
Catatan kaki:
[1] ‘Kerajaan Langit’ artinya surga, tetapi makna ‘dua kali  dilahirkan’ bisa ditafsirkan bermacam-macam.
274/303: Beberapa  orang bertamu ke Isa. Isa menyuguhkan mereka roti dan cuka, dan berkata:  “Seandainya aku mempunyai kebiasan untuk memuliakan setiap tamuku, maka  aku akan memuliakan kalian.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh ‘ulama fiqh dari Damaskus (Abu  al-Faraj ‘Abd ar-Rahman bin Najm) Ibn al-Hanbali (… - 634 H),  Al-Istis’ad biman Laqaituhu min Shalihi al-’Ibad fi al-Bilad.
Catatan:
Tampaknya kisah di atas menekankan bagaimana sederhananya hidup Isa  sehingga dia hanya bisa menyuguhkan cuka dan roti kepada para tamunya.
275/303: Isa  berkata: “Bersikaplah kepada manusia sedemikian rupa sehingga ketika  kalian masih hidup mereka rindu akan kalian, dan ketika kalian sudah  meninggal mereka menangisi kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Muhadarat al-Abrar wa Musamarat al-Akhbar fi al-Adabiyyat wa al-Nawadir  wa al-Akhbar, 2:2.
276/303: Isa  berkata kepada para ‘ulama fiqh [1]: “Kalian berada di tengah-tengah  jalan menuju hidup yang kekal, tetapi kalian tidak mengukur jalan ini  dengan tepat hingga ujungnya, dan juga kalian tidak mengizinkan orang  lain untuk melakukannya. Rugilah orang yang tertipu oleh kalian!” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Muhadarat al-Abrar wa Musamarat al-Akhbar fi al-Adabiyyat wa al-Nawadir  wa al-Akhbar, 2:30.
Catatan kaki:
[1] Dalam konteks zaman Isa barangkali terjemahan yang lebih tepat  adalah ‘pakar Taurat’.
277/303: Diriwayatkan  bahwa Isa berjalan melewati empat ratus ribu wanita yang menunjukkan  penyesalan mereka dan memakai pakaian dari bulu kasar dan bulu domba.  Isa bertanya: “Apa yang menyebabkan kalian berubah?” Mereka menjawab:  “Mengingat api nerakalah yang membuat kami berubah ya Ibnu Maryam.  Barangsiapa yang jatuh ke api neraka tidak akan mendapatkan pendingin  ataupun minuman penghilang dahaga.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Muhadarat al-Abrar wa Musamarat al-Akhbar fi al-Adabiyyat wa al-Nawadir  wa al-Akhbar, 2:253.
278/303: Setan  muncul di hadapan Isa dalam sosok seorang lelaki tua. “Ya Ruhullah,  katakanlah: ‘Tidak ada tuhan selain Allah,’” pinta setan dengan harapan  bahwa Isa bisa mematuhi dia. Isa menjawab: “Aku mengucapkannya –tetapi  bukan karena kamu menyuruhnya–: Tidak ada tuhan selain Allah.” Setanpun  berlalu dari sana. Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Al-Futuhat al-Makiyya, 1:368-369.
Catatan:
Bandingkan ‘Jesus’ Sayings and Stories …” nomer 206. 279/303: Isa  berkata kepada Bani Israil: “Ketahuilah bahwa hubungan kehidupan kalian  sekarang dengan kehidupan kalian setelah mati adalah laksana terbitnya  kalian dengan terbenamnya kalian. Makin mendekat kalian ke timur maka  makin menjauh kalian dari barat, dan makin mendekat kalian ke barat maka  makin menjauh kalian dari timur.” Dengan perumpamaan ini Isa  mengingatkan mereka bahwa mereka bisa mendekatkan diri ke kehidupan  setelah mati dengan beramal shalih. Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Al-Futuhat al-Makiyya, 4:662.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu al-Ma’ali  Muhammad bin al-Hasan) Ibn Hamdun (… - 562 H),  Al-Tadzkira  al-Hamduniyya; - (Mahmud bin ‘Umar) Al-Zamakhsyari (… - 538  H),  Rab’ al-Abrar, 1-45 [dinisbatkan ke 'Ali];
- (Abu al-Husain) Warram bin Abi  Firas (… - 606 H), Majmu’at Warram:  Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat  al-Nawazir, 2:24.
280/303: Isa  mengingatkan para pengikutnya dengan cara sebagai berikut: “Larilah dari  dunia dengan cara berpuasa, dan bukalah puasa kalian pada saat  kematian. Jadilah seperti orang yang merawat luka-lukanya dengan obat  agar luka ini tidak menekannya. Sering berpikirlah tentang kematian,  karena kematian datang dengan cepat pada kaum yang beriman, dengan  membawa kebaikan yang tidak diikuti oleh keburukan; sementara dia  membawa kepada kaum yang jahat keburukan yang tidak dikuti oleh  kebaikan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sufisme paling masyhur (Abu  ‘Abdallah Muhyi al-Din Muhammad bin ‘Ali) Ibn ‘Arabi (… - 638 H),  Al-Futuhat al-Makiyya, 4:663.
281/303: Isa bertemu setan dan berkata  kepadanya: “Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah Yang Mahahidup dan  Mahakekal, apa yang membuatmu sakit?” Setan menjawab: “Ringkikan kuda di  jalan Allah.”
Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh penulis tarikh (Syams al-Din Yusuf  bin Quzughli) Sibt Ibn al-Jauzi (… - 654 H), Mir’at al-Zaman, 8:494.
282/303: Al-’Uris  melihat di dalam tidurnya Almasih Isa Ibnu Maryam yang menghadapkan  mukanya dari langit ke arah Al-’Uris. Al-’Uris bertanya kepada Isa:  “Apakah penyaliban benar-benar terjadi?” Isa menjawab: “Ya, penyaliban  memang terjadi.” Al-’Uris menceritakan mimpinya kepada penafsir mimpi  yang kemudian berkata: “Orang yang memimpikan ini akan disalib. Isa  tidak mungkin keliru dan karenanya hanya bisa mengatakan yang haq, maka  penyaliban yang dikatakannya tidak menimpa dirinya karena Al-Quran yang  agung mengatakan dengan jelas bahwa Isa tidak disalib ataupun dibunuh.  Karena itu penyaliban ini berkaitan dengan yang bemimpi, dan dialah yang  nanti akan disalib.” Dan memang terjadilah apa yang dikatakan oleh  penafsir mimpi ini. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Jamal al-Din Muhammad bin Salim) Ibn  Wasil (… - 697 H), Mufarrij al-Kurub fi Akhbar Bani Ayyub, 1:248  (sebuah kitab tarikh tentang Daula Ayyubi –keluarga Shalahuddin  al-Ayyubi– dan perang mereka melawan tentara salib).
Rujukan silang atas kisah di atas:
- (Baha’  al-Din Muhammad bin Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi  kulli Fannin Mustazraf, 2:83 [variasinya].
Catatan:
- Menurut  Tarif Kahlidi, Al-’Uris adalah seseorang yang memang pernah  hidup.
283/303: Isa  berkata: “Ya kaum hawariyyun, emas adalah penyebab kegembiraan di dunia  ini dan penyebab penderitaan di dunia nanti. Sesungguhnya aku katakan  kepada kalian: orang kaya tidak akan memasuki Kerajaan Langit.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh penulis tarikh Taj al-Din al-Subki  (… - 771 H), Tabaqat al-Syafi’iyya, 4:134.
Catatan:
Lihat juga Matius 19:23-24; ‘kerajaan langit’ artinya ’surga’.
284/303: Ahli  tarikh dan para biograf meriwayatkan bahwa di zaman Isa hidup seorang  laki-laki dari Bani Israil bernama Ishaq yang beristrikan sepupunya yang  merupakan salah satu wanita paling cantik di zamannya. Ishaq sangat  mencintai isterinya, tetapi dia kemudian meninggal dan karenanya Ishaq  terus menerus berada di kuburan isterinya yang selalu dia kunjungi. Pada  suatu hari Isa lewat di sana dan melihat Ishaq sedang menangis di  kuburan isterinya. “Mengapa engkau menangis?” tanya Isa. Ishaq menjawab:  “Ya Ruhullah, aku mempunyai sepupu yang kemudian menjadi isteriku dan  sangat aku cintai. Dia telah meninggal, dan ini kuburannya. Aku tidak  bisa menanggung derita harus berpisah dari dia, kematiannya adalah  kematianku pula.” Isa bertanya kepadanya: “Maukah engkau aku bangkitkan  isterimu untukmu, dengan izin Allah?” “Tentu Ruhullah.” jawab Ishaq.  Maka Isa berdiri di dekat kuburan itu dan berkata: “Bangkitlah dengan  izin Allah, engkau yang berada di dalam kuburan ini!” Kuburan itu  terbuka dan seorang hamba hitam keluar dari dalamnya, dengan hidung,  mata, dan lubang-lubang tubuh lainnya mengeluarkan api sembari berkata:  “Tidak ada tuhan selain Allah, dan Isa adalah Ruhullah, Kalimatullah,  hamba Allah, dan Nabiyullah.” Ishaq berkata: “Ya Ruhullah dan  Kalimatullah, ini bukan kuburan isteriku; kuburan isteriku yang ini,”  katanya sambil menunjuk ke sebuah kuburan lain. Isa berkata kepada orang  hitam itu: “Kembalilah ke tempat asalamu.” Orang itu rebah dan mati,  dan Isa menguburkannya kembali di kuburannya. Kemudian Isa pergi ke  kuburan yang satu lagi dan berkata: “Bangkitlah dengan izin Allah,  engkau yang berada di dalam kuburan ini!” Isteri Ishaq bangkit dan  kemudian membersihkan debu dari wajahnya. “Inikah isterimu?” tanya Isa.  “Ya, Ruhullah,” jawab Ishaq. “Peganglah tangannya dan bawa dia pergi  dari sini,” kata Isa. Maka Ishaq pun membawa isterinya pergi dari sana.  Dia kemudian merasakan kantuk dan berkata kepada isterinya: “Menunggui  kuburamu telah membuatku letih, aku ingin istirahat sebentar.”  “Silakan,” jawab isterinya. Maka dia pun merebahkan diri dan tertidur  dengan kepala di atas pangkuan paha isterinya. Ketika dia tertidur  lewatlah anak raja. Dia tampan dan elok serta menunggangi seekor kuda  yang gagah. Ketika isteri Ishaq melihat anak raja ini, dia segera  diliputi oleh rasa cinta buta. Dia pun berdiri dan bergegas ke anak  raja. Ketika anak raja melihatnya, dia pun jatuh cinta padanya. Isteri  Ishaq mendekatinya sambil berkata: “Bawalah aku!” Sang anak raja pun  mengangkat dna mendudukkan dia di atas kuda di belakang dia, dan pergi  dari situ. Ketika Ishaq terbangun dia menengok ke sekeliling tetapi  tidak melihat isterinya. Maka dia pun pergi mencarinya. Dia mengikuti  kuda anak raja hingga dia bisa menyusulnya. Dia menghadap anak raja dan  berkata: “Berikan kembali isteri dan sepupuku!” Tetapi isterinya  menyangkal mengenalnya, dan berkata: “Aku adalah dayang-dayang anak  raja.” “Bukan,” kata Ishaq, “kau adalah isteri dan sepupuku.” “Aku tidak  mengenalmu,” kata isterinya, “aku hanya dayang-dayang anak raja.” Sang  anak raja pun berkata kepada Ishaq: “Engkau hendak mencelakakan  dayang-dayangku?” Ishaq menjawab: “Aku bersumpah demi Alah, dia adalah  isteriku dan Isa ibnu Maryam telah membangkitkannya dari kematian dengan  izin Allah.” Ketika mereka adu mulut, Isa datang. Ishaq berkata kepada  Isa: “Ruhullah, inikah isteriku yang telah engkau bangkitkan dengan izin  Allah?” “Ya,” jawab Isa. Wanita itu berkata: “Ya Ruhullah, dia  berbohong, aku adalah dayang-dayang anak rajha.” Anak raja menambahkan:  “Ini memang dayang-dayangku.” Isa bertanya kepada wanita itu: “Bukankah  engkau wanita yang telah aku bangkitkan dengan izin Allah?” “Bukan ya  Ruhullah, Allah saksinya,” jawab dia. Isa berkata: “Maka kembalikan  kepada kami apa yang telah kami berikan kepadamu.” Wanita itu rebah dan  mati. Isa berkata: “Barang siapa yang ingin melihat laki-laki yang  diwafatkan Allah dalam keadaan kafir, kemudian dibangkitkan, dan  diwafatkan lagi dalam keadaan muslim, maka perhatikanlah si laki-laki  hitam. Barang siapa yang ingin melihat wanita yang diwafatkan Allah  dalam keadaan beriman, dibangkitkan, dan diwafatkan lagi dalam keadaan  kafir, maka lihatlah wanita ini.” Ishaq si laki-laki Israil kemudian  bersumpah bahwa dia tidak akan menikah lagi, dan bergelandang di  belantara sambil menangis. Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Kamal al-Din Muhammad bin Musa)  Al-Damiri (… - 808 H), Hayat al-Hayawan al-Kubra, 1:202-203.
285/303: Isa  bertemu dengan setan yang sedang menuntun lima keledai yang membawa  beban. Isa bertanya kepada setan beban apa yang dibawa keledai, dan  setan menjawab: “Barang yang aku cari pembelinya?” “Barang apa?” tanya  Isa. “Yang satu adalah penindasan,” jawab setan. “Siapa yang membeli  ini?” tanya Isa. “Penguasa,” jawab setan. “Barang kedua adalah  kesombongan.” “Siapa pembelinya?” tanya Isa. “Para pemuka daerah.” “Yang  ketiga adalah dengki.” “Siapa yang membeli?” tanya Isa. “Para ulama,”  jawab setan. “Yang keempat adalah ketidakjujuran.” “Siapa pembelinya?”  “Para pedagang,” jawab setan. “Dan yang kelima adalah penipuan.” “Siapa  yang membeli ini?” tanya Isa. “Perempuan,” jawab setan. Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh (Kamal al-Din Muhammad bin Musa)  Al-Damiri (… - 808 H), Hayat al-Hayawan al-Kubra, 1:225.
Rujukan silang atas dialog di atas:
- (Baha’  al-Din Muhammad bin Ahmad) Al-Absyihi (… - 892 H),  Al-Mustatraf fi  kulli Fannin Mustazraf, 2:215.
286/303: Isa  berjalan melewati seorang pawang ular yang sedang mengejar seekor ular.  Si ular berkata: “Ya Ruhullah, katakan kepada orang ini bahwa kalau dia  tidak membiarkanku hidup tenang aku akan memotong-motongnya.” Ketika si  pawang ular kembali Isa melihat ular tadi sudah berada di keranjang si  pawang. “Bukankah engkau telah berkata kepadaku bahwa engkau akan  memotong-motong orang ini? Bagaimana mungkin engkau berakhir di tempat  ini?” “Ya Ruhullah,” jawab si ular, “dia telah memberikan janji  kepadaku, tetapi dia melanggar janjinya. Ganjaran atas khianat janji  akan lebih keji daripada bisaku.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh (Kamal al-Din Muhammad bin Musa)  Al-Damiri (… - 808 H), Hayat al-Hayawan al-Kubra, 1:252.
287/303: Ketika  Isa Ibnu Maryam dan Yahya bin Zakariyya sedang berjalan mereka melihat  seeokor kambing liar yang sedang melahirkan anaknya. Isa berkata kepada  Yahya: “Ucapakanlah perkataan ini: Hannah melahirkan Yahya, Maryam  melahirkan Isa. Bumi memanggil kamu, Nak. Keluarlah, Nak!” [Komentar  Al-Damiri:] Tiap wanita yang sedang melahirkan, yang diberikan ucapan  ini, dengan izin Allah akan segera mengeluarkan bayinya. Yahya adalah  orang pertama yang meyakini dan mempercayai Isa. Mereka adalah saudara  sepupu, anak dari bibi dari pihak ibu. Yahya lebih tua enam bulan  daripada Isa. Kemudian Yahya terbunuh sebelum Isa naik ke langit. Keterangan:
Hal di atas diriwayatkan oleh (Kamal al-Din Muhammad bin Musa)  Al-Damiri (… - 808 H), Hayat al-Hayawan al-Kubra, 2:40.
288/303: Isa berkata:  “Bila seseorang mengusir pengemis dengan tangan hampa maka para malaikat  tidak akan mengunjungi rumahnya tujuh hari lamanya.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Baha’ al-Din Muhammad bin Ahmad)  Al-Absyihi (… - 892 H), Al-Mustatraf fi kulli Fannin Mustazraf, 1:9.
289/303: Isa  berkata: “Aku merawat orang yang berpenyakit kusta serta orang buta dan  menyembuhkan keduanya. Aku merawat orang dungu dan dia membuatku putus  asa. Menghadapi orang dungu [sebaiknya] dengan diam.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh (Baha’ al-Din Muhammad bin Ahmad)  Al-Absyihi (… - 892 H), Al-Mustatraf fi kulli Fannin Mustazraf, 1:16.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Ayyuha  al-Walad  [versi lebih pendek].
290/303: Seorang  laki-laki berkata kepada Isa: “Berikan aku pelajaran!” Isa menjawab:  “Perhatikanlah dari mana rotimu datang!” Keterangan:
Percakapan di atas diriwayatkan oleh pemikir sufisme (Abd al-Wahab  bin Ahmad al-Mishri) Al-Sya’rani (… - 973 H), Al-Tabaqat al-Kubra, 1:53.
291/303: Isa melewati seorang lelaki pembuat  pelana yang sedang berdoa dan berkata di dalam doanya: “Ya Allah,  seandainya aku tahu di mana keledai yang Engkau tunggangi maka aku akan  membuatkan untuknya sebuah pelana yang dipenuhi oleh batu permata.” Isa  menggoyang-goyangkan badan lelaki itu sambil berkata: “Celakalah engkau,  memangnya Allah Yang Mahakuasa mempunyai keledai?” Allah berfirman  kepada Isa: “Biarkanlah dia, karena dia telah mengagungkanKu dengan cara  yang paling baik menurutnya.”
Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pemikir sufisme (Abd al-Wahab bin  Ahmad al-Mishri) Al-Sya’rani (… - 973 H), Lata’if al-Minan wa al-Akhlaq.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
-  (Kamal  al-Din Muhammad bin Musa) Al-Damiri (… - 808 H), Hayat  al-Hayawan  al-Kubra, 1:229 [variasi].
292/303: Setan  mengajukan pertanyaan kepada Isa: “Bisakah Tuhanmu mengatur sedemikian  rupa sehingga alam ini berada di sebuah telur tetapi dunia tidak menjadi  kecil dan telur tidak menjadi besar?” Isa menjawab: “Celakalah engkau!  Ketidakmampuan tidak bisa disifatkan kepada Allah. Siapakah yang lebih  perkasa daripada Dia yang bisa membuat dunia ini indah dan lembut dan  membuat telur membesar?” Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 4:142.
293/303: Isa  berkata: “Dinar itu penyakit agama, dan ‘ulama adalah dokternya agama.  Bila kalian lihat si dokter terjangkiti penyakit ini, berhatilah-hatilah  padanya, dan ketahuilah bahwa dia tidak pantas untuk memberikan nasihat  kepada orang lain.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 14:319.
294/303: Isa  berkata: “Apa gunanya untuk seorang manusia jika dia menjual jiwanya  untuk semua yang ada di dunia dan kemudian dia mewariskan semua ini  kepada orang lain sementara dia sendiri menjatuhkan jiwanya ke dalam  kehancuran. Bahagialah orang yang menyelamatkan jiwanya dan  memprioritaskan jiwanya atas semua yang ada di dunia.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 14:329.
295/303: Isa  berdiri untuk menyeru kepada Bani Israil. Dia berkata: “Ya Bani Israil,  janganlah makan sebelum kalian lapar; dan bila kalian lapar maka  makanlah, tetapi jangan sampai kenyang, karena kalau kalian kenyang maka  tengkuk kalian membesar dan pinggul kalian menggemuk, dan kalian akan  melupakan Tuhan kalian.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 66:337.
Catatan:
Bandingkan juga ‘Jesus’ Sayings …’ nomer 266. 296/303: Isa  berkata: “Tidak ada penyakit hati yang lebih buruk daripada kekejaman,  dan bagi ruh tidak ada yang lebih tidak bisa ditanggung daripada  hilangnya lapar. Kedua hal ini adalah kendali dari pengasingan dan  pengucilan.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 66:337.
Catatan:
Tarif Khalidi menyebut ucapan di atas tidak begitu terang maknanya.
297/303: Isa  mengutus dua dari pengikutnya untuk menyampaikan risalahnya. Satu dari  dua orang ini ketika kembali tampak seperti pipa air yang mengering,  sementara yang satunya lagi gemuk dan gempal. Isa bertanya kepada yang  pertama: “Mengapa kamu bisa menjadi seperti ini?” Orang itu menjawab:  “Karena takwa.” Kemudian Isa bertanya kepada orang yang kedua: “Mengapa  kamu menjadi seperti ini?” Orang itu menjawab: “Karena tawakkal.” Keterangan:
Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits dari kaum Syi’i (Mulla  Muhammad Baqir) Majlisi (… - 1110 H), Bihar al-Anwar, 70:400.
298/303: Isa  berkata: “Seandainya ini aku katakan, Engkau pasti mengetahuinya, karena  Engkaulah yang berbicara dari dalam diriku. Engkaulah lidah yang  dengannya aku mengatakan dengan yakin bahwa Engkau berada di dalam  bentuk dan wujudku.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh sufi Palestina Abd al-Ghani  al-Nabulusi (… - 1143 H).
Catatan:
Tarif Khalidi tidak bisa menemukan naskah Arab yang merupakan asal  ucapan di atas. Dia mensarikan ucapan ini dari karya Asín, Mansur, dan  Robson.
299/303: Isa  berkata: “Celakalah kalian hamba dunia! Apa gunanya terangnya sinar  matahari bagi orang buta yang tidak bisa melihat? Begitu pula tidak ada  gunanya ‘ulama berilmu tinggi jika dia tidak beramal sesuai dengan  ilmunya. Betapa banyaknya jenis buah-buahan, tetapi tidak semuanya  bermanfaat dan bisa dimakan! Begitu pula ada betapa banyak ‘ulama,  tetapi tidak semuanya mengamalkan ilmunya. Berhati-hatilah pada ‘ulama  palsu, yang mengenakan baju sufi, yang merundukkan kepalanya hingga ke  tanah, tetapi di balik alisnya dia menatap kalian laksana srigala.  Ucapan mereka bertolak belakang dengan amalan mereka. Siapa yang bisa  memetik buah anggur dari semak berduri, atau buah ara dari pohon timun  pahit? Maka begitulah ucapan palsu dari ‘ulama palsu hanya membawa  kepalsuan pula. Bila binatang penarik beban yang ada di alam bebas tidak  diikat pemiliknya, maka dia akan lari ke tempat asal dan ke sesamanya.  Demikian pula ilmu yang tidak diamalkan oleh pemiliknya akan keluar dari  hatinya, meninggalkan dia, dan membuatnya tak berguna. Seperti halnya  tumbuhan yang hanya bisa berkembang di air dan di tanah, maka  keimananpun hanya bisa berkembang dengan ilmu dan amal. Celakalah kalian  hamba dunia! Segala sesuatu mempunyai tanda sebagai pengenal dan saksi  yang bisa menguntungkan atau merugikannya. Agama mempunyai tiga tanda  sebagai tanda pengenal: iman, ilmu, dan amal.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ‘ulama besar dari Yaman yang  menyusun kamus bahasa Arab klasik terbesar (Muhammad Murtadha bin  Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H), Ithaf al-Sada al-Muttaqin  bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 1:229-230.
Rujukan silang atas ucapan di atas:
- (Ali bin  Muhammad al-Baghdadi) Abu Hayyan al-Tauhidi (… - &~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;400  H),  Al-Imta’ wa al-Mu’anasa, 2:123.
300/303: Diriwayatkan  bahwa setan muncul di depan Isa dengan mamakai bandul-bandul bermacam  jenis dan warna. Isa bertanya: “Apa artinya bandul-bandul ini?” “Itu  adalah nafsu manusia,” jawan setan. “Apa aku ada urusan dengan ini?”  tanya Isa. “Mungkin saja engkau makan kekenyangan, maka kami akan  membuatmu malas untuk berdoa dan berdikir,” jawab setan. “Ada lagi yang  lain?” tanya Isa. “Tidak ada,” jawab setan. “Aku bersumpah demi Allah  tidak pernah mengisi perutku dengan makanan sampai penuh,” kata Isa.  “Dan aku bersumpah demi Allah, tidak akan lagi mengingatkan seorang  muslim tentang ini,” kata setan. Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh ‘ulama besar dari Yaman yang  menyusun kamus bahasa Arab klasik terbesar (Muhammad Murtadha bin  Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H), Ithaf al-Sada al-Muttaqin  bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 7:445.
Rujukan silang atas dialog di atas:
- (Abu Hamid  Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (… - 505 H), Minhaj  al-’Abidin;
- (Syihab al-Din ‘Umar)  Al-Suhrawardi (… - 632 H), Awarif al-Ma’arif,  3:102 [di kedua  karya ini yang berdialog dengan setan adalah Yahya,  bukan Isa].
301/303: Isa  berkata: “Ya Bani Adam, lahirkanlah ke dunia apa yang akan mati, dan  bangunlah [di dunia] apa yang akan hancur. Dengan cara seperti ini jiwa  kalian akan jatuh ke dalam kebinasaan, dan rumah-rumah kalian akan  hancur.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ‘ulama besar dari Yaman yang  menyusun kamus bahasa Arab klasik terbesar (Muhammad Murtadha bin  Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H), Ithaf al-Sada al-Muttaqin  bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 8:85.
302/303: Orang  bertanya kepada Isa: “Mengapa engkau tidak membangun sebuah rumah?” Isa  menjawab: “Aku membangun di jalan bah.” Keterangan:
Dialog di atas diriwayatkan oleh ‘ulama besar dari Yaman yang  menyusun kamus bahasa Arab klasik terbesar (Muhammad Murtadha bin  Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H), Ithaf al-Sada al-Muttaqin  bi Syarh Asrar Ihya’ ‘Ulum al-Din, 9:933.
Catatan:
303/303: “Betapa  banyaknya manusia yang mengingatkan orang lain untuk mengingat Allah,  tetapi mereka sendiri lupa akan ini! Betapa banyaknya orang yang  menyuruh orang lain takut di hadapan Allah, tetapi mereka sendiri  berlagak sombong di depanNya! Betapa banyaknya orang yang menyeru orang  lain untuk menghadapkan muka kepada Allah, tetapi mereka sendiri lari  menjauh dariNya! Betapa banyaknya orang yang membacakan dari Kitabullah  untuk orang lain, tetapi mereka sendiri tidak mempedulikan ayat-ayat  ini.” Keterangan:
Ucapan di atas diriwayatkan oleh ‘ulama besar dari Yaman yang  menyusun kamus bahasa Arab klasik terbesar (Muhammad Murtadha bin  Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (… - 1205 H).
Catatan:
Tarif Khalidi menambahkan bahwa ucapan di atas ada di karya Imam  Al-Ghazali ‘Ihya’ ‘Ulum al-Din’ 1:52 yang dinisbatkan kepada orang zuhud  Ibn al-Sammak.